Chapter 21.3

Mulai dari awal
                                    

Dan aku menjawab. "Bahkan mungkin lebih baik."

"Itu Blue, kan?" sosok yang lebih pendek itu menoleh dibalik siluet dan menarik lengan seseorang yang ada di sebelahnya.

"Aku tidak tahu," ia menjawab, kemudian melangkahkan kakinya melewati mulut pintu yang terbuka itu. Seketika lampu sudah menyinari isi ruangan, menampakkan kami dan mereka dan sosok yang lebih pendek itu berlari ke arahku secepat kilat, menjatuhkan sesuatu yang ia pegang dengan tangannya.

"Blue!" ia memelukku dengan erat, aku sampai mundur beberapa langkah karena ditabrak olehnya. Itu benar White.

"Blue?" sosok lain itu adalah Red yang masih berdiam diri di mulut pintu dengan ekspresi bodohnya menatapku seperti baru saja menemukan sesuatu yang telah lama hilang dari hidupnya.

"Kau sudah lupa denganku, champ?" kataku dengan senyuman. Tanganku masih tak lepas dari kepala milik White yang masih tenggelam di tubuhku.

"Butuh waktu yang cukup lama untukmu agar bisa mengingat tempat itu?" lucu, aku tidak pernah mengingat dia berbicara satu bahasa denganku, dan aksennya cukup unik.

"Yah, banyak yang kulewatkan selama dua tahun tanpa VRO," jawabku. "Aksenmu cukup lucu dengan fitur ini." Aku tersenyum dan White melepaskan pelukannya.

"Mereka Rainbow itu?" tanya Violet.

"Yah..." aku mengangguk.

"Mari kita ke atas saja. Mungkin kau ingin menemui Black."

"Ah, benar juga." Aku sampai lupa dengan Black, pemain favoritku di Rainbow.

Kami kemudian keluar dari sana. Rupanya tadi kami berada di basement. Aku ada banyak pertanyaan kepada Rainbow, dan mungkin Casey serta Violet juga punya banyak pertanyaan untukku. Namun kali ini hanya ada diam dalam kami semua. Tak ada suara dalam kekaguman yang sedang terjadi.

Di lantai atas, kami menemukan Black yang sedang membaca koran. Di sini masih cukup pagi untuk membaca koran.

"Papi!" suara White menggema, dan seketika itu juga, Black menoleh.

"Papi?" Violet mendekatiku dan berbisik.

"Itu panggilan dari kami untuknya," balasku.

"Kalian cukup romantis di Rainbow, ya?"

"Hahaha, nggak juga. Kami hanya punya pikiran yang sama dalam beberapa hal." Aku terkekeh mendengar Violet berkata romantis.

"Pa!" White mengulangi. Black menoleh perlahan setelah menyelesaikan bacaannya pada koran itu. Senyum merekah dari mulutnya itu menjadi ungkapan pertama darinya setelah cukup lama tidak bertemu.

Koran itu ia taruh dan kemudian berdiri. Aku melangkah dan berjalan kepadanya, sebuah pelukan kubenamkan di tubuh Pixie yang bertubuh cukup besar dari biasanya.

"Aku selalu tahu kau akan datang. Hahaha." Ia melepaskan pelukan kami.

"Setiap malam dia selalu mengecek ruangan itu jika saja kau datang." Red menjelaskan dengan nada yang sedikit geli seraya menirukan bagaimana Black membuka pintu itu.

Kami semua kemudian duduk selagi menunggu White memasak, Violet juga menemaninya.

"Aku lupa, ini Casey." Aku memperkenalkan Casey kepada Red dan Black yang duduk di seberang sofa. Di Rainbow, suasananya kurang lebih seperti di party milik Avery, hanya saja tidak canggung.

"Dia yang pernah kauceritakan itu, kan?" Red mengingat cukup baik, aku memang pernah menyebutkan nama Casey kepada mereka beberapa kali.

"Benar."

Project Legacy: ReascendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang