08. They dont know about us

15.5K 1.3K 21
                                    

Nashley chapter nih, haha haha. Check it out!



-----------

-Ashley's point of view-



"Ayah? Ibu?"ucap ku sedikit terkejut karena ayah, ibu, paman Bobby dan bibi Maura sedang duduk di ruang tamu basecamp One Direction. Akupun langsung menghampiri mereka berempat lalu mengikuti Niall yang menggendong Zedd duduk di sofa tepat dihadapan ayah dan ibu.

"Apakah itu cucuku, Niall?"tanya bibi Maura. Niall tersenyum.
"Zedd, beri salam dan perkenalkan dirimu pada nenek dan kakek"kata Niall.
"ya daddy"Zedd pun langsung turun dari pangkuan Niall dan berlari ke bibi Maura yang berada di sudut pinggir sebelah kanan.

"Hai nenek, aku Zedd"kata Zedd polos.
"Oh Zedd cucuku, ke marilah nak, give a hug pada nenek Maura"ucap bibi Maura sambil memeluk Zedd.
"Aku Merindukanmu, nek"kata Zedd melepaskan pelukan bibi Maura dan langsung bergeser pada paman Bobby.
"Hai kek"sapa Zedd sambil menunjukkan senyuman terlucu yang ia miliki.
"Zedd"paman Bobby pun memeluk Zedd.
"Kek, aku tak bisa bernafas"ucap Zedd polos dan langsung membuat kami semua tertawa. Zedd pun kembali bergeser dan menghampiri ayah dan ibu.
"Oma, opa, Zedd sayang kalian"kata Zedd.


Dan ayah dan ibu pun langsung memeluk Zedd bersamaan.

Zedd kembali berlari kecil kearah aku dan Niall yang masih tertawa bahagia.

"Sudah berapa lama kalian menunggu kami,Yah, bu, paman Bob, bibi Mau?"tanyaku.
"Sekitar duapuluh menit yang lalu, honey"kata ibu yang duduk diantara ayah dan bibi Maura, ibu Niall.
"Maafkan kami sudah membuat kalian menunggu, tadi kami ke sekolah baru Zedd dulu"ucap Niall menambahkan.
"Zedd akan bersekolah? Wah baguslah, kalian berdua pokoknya harus memberikan yang terbaik untuk Zedd"kata paman bob tersenyum penuh arti.




'Ya paman, kami akan selalu mencintai Zedd'





"Jadi, kapan?"tanya ayah.
"Kapan apanya, paman?"tanya Niall yang masih memangku Zedd yang sedang bermain Gadget milik Niall.
"Alex, kau terlalu to the point, berbasa-basilah dulu"paman Bob menepuk bahu ayah.

Aku dan Niall saling menatap bingung.

"Hmm, maaf mengganggu kalian, sepertinya ini pembicaraan orang dewasa, Zedd, ayo ikut uncle hazz menonton film kartun dikamar"tiba-tiba sesosok laki-laki tampan berambut keriting datang, entah dari mana ia datang, dan ia langsung menggendong Zedd menuju kamarnya.



Sekarang hanya tinggal aku, Niall, dan orang tua kami. Dan suasana pun berubah menjadi hening.

"Ayah, ibu.... Sebenarnya apa yang ingin kalian bicarakan? Jangan membuatku tegang seperti ini"ucap ku mencoba memecah keheningan yang ada.


Aku melihat paman Bob memberikan suatu isyarat pada ayah.


"Jadi begini, maksud kedatangan kami kesini sebenarnya untuk membicarakan soal....."
"Soal apa paman Alex? Ayolah, kalian membuat kami berdua penasaran"tambah Niall.
"Hm,... Kapan kalian akan menyusul Greg dan Denise?"kata bibi Maura langsung to the point.
"Maksudmu, bi?"tanyaku sedikit bingung.
"Menikah"jawab paman Bob mantap.





"WHAT?!"ucap ku dan Niall bersamaan. "Tapi, kami baru saja jadian beberapa hari yang lalu"tambah ku.
"Tak apa, tapi kalian kan sudah seperti pasangan sejak lima tahun yang lalu"kata ibu santai lalu diikuti oleh tawa dari bibi Mau, ayah, dan paman Bob.
Aku melirik Niall, dia hanya tersenyum tak jelas.

"Tapi, bagaimana jika kami menikah, pamor Niall akan turun?"kataku.
"Kau pikir aku akan mementingkan pamor ku dibanding kau dan Zedd, Huh?"Niall menyenggol bahumu pelan.
"Jadi kau setuju, anakku?"tanya bibi Maura.

The Cutest Dad // n.h [in editing process]Where stories live. Discover now