03. Daddy?

14.9K 1.7K 147
                                    

"Tapi, aku ingin mengatakan sesuatu...."Niall tersenyum.

Aku semakin yakin bahwa Niall akan menyatakan perasaannya padaku. Haha.

"Aku....... Aku....... Aku lapar, Ashley"ucapnya.

Ah</3

Senyum yang sudah terukir manis di bibirku memudar dengan perkataan Niall barusan.

"Oh. Kau.. Kau lapar.."kataku sedikit kecewa.

Niall malah tertawa keras sekali.

"Ada apa kau tertawa seperti itu?"ucap ku sebal.

"Hahaha, just joking! Coba kau melihat ekspresi kecewamu tadi, itu lucu sekali"tawa Niall semakin pecah.

Niall mengerjaiku. OH.

"Thats not funny Niall James Horan"aku memutar kedua bola mataku.

"Okay okay, Thats not funny, Thats enough okay"perlahan tawa Niall memudar. "Sekarang aku akan serius"Niall menarik nafas panjang. "Ehm... Ashley Edward Highmore, adik jauh dari Harry Edward Styles karena memiliki nama tengah yang sama, gadis yang ceroboh, egois, cerewet, pelupa, dan teledor"

"Kau ingin serius atau hanya berbicara tentang kejelekan ku?-_-"

"Haha, okay aku serius"Tangan Niall menyentuh dan menggenggam tanganku. "Aku, Niall James Horan memintamu untuk menjadi gadis yang spesial dalam hidupku, gadis yang selalu ada disaat tour-tour panjang ku, gadis yang selalu cemburu jika ada wanita lain dekat denganku, gadis yang selalu mengucapkan 'aku cinta kau' untukku, dan gadis yang selalu bersamaku hingga aku menghembuskan nafas terakhir ku. Bersedia kah kau?"ucap Niall panjang lebar.

Tunggu, Niall memintaku untuk menjadi.........kekasihnya? Ya Tuhan, aku merasakan berjuta kupu-kupu benar-benar terbang di perutku sekarang, dan aku yakin pasti pipiku sudah memerah saat ini.

Aku tersenyum. Kulihat Niall menatapku penuh arti. "Hm... Aku sungguh menunggu saat-saat ini, Niall"

"Jadi, jawabanmu?"

"Yeah, sebenarnya harus ku akui caramu ini benar-benar tak romantis, tak ada quotes ataupun lagu yang romantis"candaku.

"Ya, i know, aku memang tak pintar merangkai kata"Niall mendengus. "Jadi apa jawabanmu?will you?"

Aku mengangguk mantap. "Yes, Niall. I will. Aku akan menjadi gadis itu untukmu"

Niall langsung memelukku erat dan aku membalas pelukannya.

Tiba-tiba terdengar suara tangisan bayi di sela-sela pelukan kami.

"Nialler, apakah kau mendengar apa yang sedang kudengar?"ucap ku melepaskan pelukan Niall.

Niall diam sejenak. "Tangisan bayi?" Aku mengangguk cepat. Mataku menjelajah jalanan yang benar-benar sepi itu.

"Hey, apa itu?"aku menunjuk sebuah kereta bayi berwarna biru dongker yang berada di seberang jalan.

"Come on"Niall menarik tanganku cepat.

Dan ternyata dugaan ku benar. Kereta bayi itu berisi seorang anak laki-laki yang kira-kira usianya tiga tahun itu sedang menangis.

"Hey baby, calm Down, tenanglah, kau aman sekarang"ucap ku mencoba menghentikan tangisnya.

Dia terus menangis.

"Biar aku"Niall mendekatkan wajahnya pada bayi laki-laki cukup gemuk yang sedang menangis itu. Niall menjulang kan kedua matanya dan menjulurkan lidahnya. Freak.

Namun bocah laki-laki itu tiba-tiba berhenti menangis dan menatap Niall penuh arti.

"Daddy?"ucapnya.

What?

Bocah itu Merentangkan kedua tangannya, sepertinya ia ingin Niall menggendongnya.

Aku dan Niall saling bertatapan. Niall kembali memalingkan wajahnya pada bocah itu dan meletakkannya kedalam dekapannya.

"Kau aman sekarang, daddy is here baby"ucap Niall penuh arti.

Aku tersenyum membayangkan bagaimana jika nanti Niall menjadi seorang ayah, apakah dia akan tetap maniak pada makan?hahaha.

Khayalanku buyar ketika aku mendapati ada secarik kertas putih disebelah bantal mungil didalam keranjang coklat itu. Aku mengambilnya. Sebuah tulisan tangan yang bisa dibilang cukup rapi.

Terimakasih. Kau benar-benar baik, aku tak tahu apalagi yang harus kulakukan. Aku benar-benar putus asa. Ibu dari anak ini meninggal dan aku dipecat dari pekerjaanku. Sungguh, aku tak sanggup untuk menghidupinya. Sebut aku seorang psikopat atau orang Sinting. Aku hanya takut anak ini tak berhasil dan hanya menjadi anak yang sengsara karena ayahnya nantinya. Ku mohon, jaga dan besarkanlah anak ini. Terima kasih banyak. (Aku juga sudah memberinya susu yang dicampur cairan pelupa agar ketika bangun, ia melihatmu sebagai ayah atau ibunya)

"Heh? Kejam sekali orang ini? Apa yang ada dipikirannya. Benar-benar gila"ucap ku sebal. Sumpah,aku benar-benar benci pada orang yang menyia-nyiakan darah dagingnya sendiri. "Jadi dia benar-benar memberikan cairan pelupa itu?keterlaluan."

"Ada apa babe?"ucap Niall yang masih becanda dengan bocah laki-laki yang-belum-tahu-siapa-namanya.

"Kau harus baca ini"aku menyerahkan kertas tadi pada Niall.

Niall membacanya dengan seksama. "Benar-benar Sinting"ucapnya pelan. "Apa kau berpikiran sama dengan apa yang sedang kupikir kan?"Niall tersenyum. "Bagaimana jika kita adopsi saja anak ini?"ucap Niall damai.

Heyhoo! Chapter 3 posted! Rada garing ya?wkwk, Abis uas soalnya, otak mumet(?)maap kalo pendek..hahaha.

Hahaha, need 6+ votes for next chap. Kalo gaada yang minat sih gapapa, aku sedih :') #sok dramatis #plak

check mutimedia, guys! thats Daddy Niall!:3

Haha, Jangan jadi pembaca yang diam dongg, silent readers maksudnyaa...

Thankiessss

-Zayn malik's sistaaa<3

The Cutest Dad // n.h [in editing process]Where stories live. Discover now