01. Theo

22.4K 1.9K 207
                                    

"Ayolah, Ash, akan kutraktir nandos nanti"bujuk seorang laki-laki blonde yang beriris mata sebiru samudera.

"Niall, aku akan bosan disana jika kau dan yang lainnya berlatih vokal atau yang lainnya"aku mendengus.

"Ashley Edward Highmore, gadis paling sok tahu yang pernah ada di muka bumi"Laki-laki bernama Niall itu menjitak kepalaku.

"Aww! Mengapa kau menjitak kepalaku Mr. Horan?"

Sahabatku sejak kecil ini memang sangat menyebalkan, suka menjitak kepala orang tanpa sebab. Dan sekarang aku sedang bermain di rumahnya.

"Karena kau sok tahu"katanya singkat dengan wajah cutenya. Awww, how cute he is >< hey what do you think Ashley?-_-

Aku menautkan kedua alisku.

"Ya, kau sok tahu karena tadi kau bilang tidak ada orang yang menemanimu"

"Loh? Memang kenyataan kan?"aku semakin bingung.

Pria berambut blonde itu kembali menjitakku, namun kali ini sedikit lebih keras.

"Hey! Sekali lagi kau lakukan itu padaku, akan aku adukan kau pada bibi Maura"gerutuku.

Niall hanya tertawa. "Kau tak akan sendirian, Ashley. Hari ini Perrie, Eleanor, dan Danielle akan datang juga"

"Really? Oh my God! I miss them so bad! Okay aku bersamamu"aku tersenyum senang. "Tapi bolehkah Theo ikut kita hari ini?"tanyaku memelas.

Niall terlihat berpikir.

"Kebetulan sekali"suara seseorang sukses mengagetkan ku dan Niall.

"Greg?!"seruku dan Niall bersamaan. "What do you mean?"

"Ya kebetulan sekali, aku dan Danise ada undangan ke pesta pernikahan sahabatku di New York dan akan berangkat sebentar lagi, yah sepertinya kami akan disana selama sekitar 3 hari, tadinya aku berencana menitipkan Theo pada Mom, tapi sepertinya ia akan sibuk 2 hari ini"jelas Greg panjang lebar.

"Jadi?"mataku membulat dan bibirku mulai menyunggingkan senyum. Aku senang sekali jika bermain bersama Theo, dia sangat lucu seperti pamannya.... *eh

"Ya jadi, jika Theo bersama kalian, apa kalian tak keberatan?"kata Danise yang baru saja keluar dari dapur sambil menggendong Theo.

Yesss!

"Tidak! Sangat tidak keberatan!"aku langsung bangkit dari sofa dan berlari ke arah Greg, Danise, dan si bocah lucu Theo. "Hi Theo!"kataku ketika Danise menyerahkan Theo kepadaku.

"Hi aunt Ash"tangan mungil Theo memukul pelan hidungku.

"Tapi-"belum selesai Niall berbicara, Greg langsung melihat arlojinya.

"Kita nyaris terlambat, honey,cmon"Greg menggandeng tangan Danise dan mengecup pipi chubby milik Theo. "Bye Theo"

"Bye daddy"dengan nada bicara layaknya bayi berusia sekitar 3 tahun sang bayi beriris mata seperti milik pamannya itu memeluk ayah dan ibunya.

Aku, Niall dan Theo mengantar Greg dan Danise sampai pekarangan.

"Niall, Ashley, kami titip Theo ya, semua peralatan yang dia butuhkan sudah aku letakkan diatas meja, bye! Love you Guys"ujar Danise sambil melambaikan tangannya sambil berlalu.

"Astaga! Aku lupa soal latihan! Cmon Ash!"Niall berlari kedalam rumah untuk mengambil kunci mobilnya.

"Aunt Ash? Mau kemana kita?"tanya Theo yang masih berada dalam pelukanku atau tepatnya gendonganku.

"Hmm, kita akan bertemu dengan teman-teman uncle Niall, baby"

"Wandiwektion?"

Aku tertawa mendengar apa yang baru Theo katakan. "Yeah, One Direction"

"Hey Ash, tunggu apalagi?cepat naik!"Niall yang sudah berada di mobil sport berwarna putih berteriak padaku.

"Eh? Ya tunggu sebentar, aku akan ambil peralatan Theo dulu"aku memberikan Theo pada Niall dan berlari kedalam rumah.

"I'm coming"teriakku sambil berlari dengan satu tas yang berisi peralatan yang sepertinya akan dibutuhkan Theo. Aku memasuki mobil dan Niall langsung memberikan Theo padaku.

"Uncle Niall, apakah kita akan bertemu dengan uncle berambut seperti mi?"tanya Theo antusias.

"Yes of Course, Theo. Thats uncle Harry, akan ada uncle Lou, Zayn, dan uncle daddy juga"Niall tersenyum sambil terus fokus pada kemudi mobil.

Beberapa saat kemudian kami bertiga sampai di basecamp One direction.

"Niall, tolong kau bawa ini, aku akan menggandeng Theo berjalan"kataku sembari menyerahkan tas berwarna biru songket pada Niall.

"Heh? Mengapa harus aku? Kau sendiri kan bisa, Theo biar aku yang urus"kata Niall seraya mendekati ku dan Theo yang masih berada dalam dekapanku.

"Aku tak mau dengan uncle Niall, aku ingin dengan aunt Ash"rengek Theo.

Aku menyeringai.

"Theo, sebenarnya yang pamanmu itu siapa? Aku atau Ashley sih, Huh?"Niall mulai mengambil tas yang berada diatas kop mobil dengan wajah yang merengut.

"Kata Mom, aunt Ashley akan menjadi aunty ku nanti"ucap Theo dengan kepolosan yang dimilikinya.

What? Menjadi aunty-nya Theo?oh my God. Semoga itu benar-benar terjadi. Haha, sebenarnya aku memiliki sebuah rahasia besar, kau tahu apa? Hm... Aku menyukai Niall...... Sshhhh, Don't tell everyone please, keep it secret...

Aku menatap Niall, hey, mengapa tiba-tiba wajahnya memerah seperti itu?

"Hmm, aku harap begitu"gumam Niall pelan, namun aku masih bisa mendengarnya. Seketika aku merasakan ribuan kupu-kupu berterbangan di perutku. Oh Tuhan, apakah aku benar-benar jatuh cinta pada pria maniak makan ini?

"Hi Guys!"sapa Niall pada teman-teman satu band nya.

"Hey mate, kau sendirian?"tanya liam.

"Tentu saja dia sendirian, Liam. Kan dia tak memiliki kekasih, hahaha"ejek Harry yang langsung diikuti tawa oleh semua yang berada di ruangan itu.

Aku menggandeng Theo memasuki basecamp. "Hi semua, maaf jika kami telat"sapaku.

"Oh Ashley! Omg! Aku sangat Merindukanmu!"gadis berambut coklat yang duduk di sebelah Louis bangkit dan langsung memelukku.

Aku membalas pelukannya. "I miss you so bad, Eleanor. Lama tak berjumpa"

"Well, dan aku juga sangat sangat Merindukanmu baby Theo"gadis bernama Eleanor itu mengangkat Theo dari lantai dan menenggelamkan ya dalam pelukannya.

"Ya,aunty ele"jawab Theo sambil tersenyum lebar.

"Ada keluarga kecil disini, kalian berdua cocok sekali"ucap Danielle seraya menatapku dan Niall. Aku dapat merasakan beratus-ratus kupu-kupu berterbangan di perutku.

"Kau mau ikut denganku dan uncle Louis?"ele bertanya manis pada Theo.

"Mau kemana?"

"Ke mall untuk membelikan beberapa makanan untuk pamanmu"

Theo terlihat bersemangat sekali. "Aku mau ikut! Tapi kau harus janji akan membelikan ku mainan sepulangnya"

"Hm... No problem, baby"Kekasih Louis tomlinson itu mencium pipi Theo gemas, yang dicium tersenyum lebar.

"Hey, aku juga mau jika seperti itu"ujar seseorang yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Louis?"kami semua tertawa.

Heyhoooo! Akhirnya chapter 1 posted! Selamat membaca

Jangan lupa tinggalkan vote dan comment yaaaa!

Soalnya kalo nanti gaada yang minat, aku hapus aja u,u

Makasihhhh:)xxx

-billa-

The Cutest Dad // n.h [in editing process]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang