pra-birthday

4.3K 164 0
                                    

Cattie pov

Astaga! Aku lupa, satu hari adalah lagi ulang tahun Aldrich dan aku belum membelikan hadiah apapun untuknya. Bagaimana ini mengapa aku bisa lupa? Aku harus memikirkan hadiah yang cocok untuknya besok.

"Nona Katheryn, ini makan siangnya" tiba-tiba Fabiez datang sembari membawa lasagna dengan jus apel lalu menyiapkannya di atas meja. Aku hanya mengangguk sekilas kemudian menghiraukannya dan kembali berpikir tentang hadiah apa yang cocok untuk ulang tahun Aldrich esok.

"Ada apa nona? Sepertinya anda terlihat resah?"

Sontak kepalaku menggeleng, "Tidak Fabiez, hmm.. aku hanya memikirkan hadiah apa yang cocok untuk temanku, kebetulan ia besok berulang tahun. Apakah kau bisa membantuku?" Jawabku penuh harap. Semoga saja ia bisa membantuku atau setidaknya memikirkan usulan kado yang cocok untuk Aldrich. Aku tau Aldrich bukanlah tipe pemilih dan ia juga penerima apapun, jadi semua yang aku berikan akan tetap ia terima dengan senang hati, tetapi bukankah sebagai sahabat yang baik harus memberi kado istimewa untuk sahabatnya?

"Em.. nona, saya tidak mengerti kado istimewa untuk teman nona. Hanya saja saya mengusulkan bagaimana jika kita membuat kue untuknya?" Tukas Fabiez yang membuat senyumku langsung mengembang. Benar juga apa yang diktakannya, mengapa aku tidak kepikiran dengan itu? Lagi pula Fabiez seorang koki jadi dia bisa membantuku membuat kue lezat sebagai kado untuk Aldrich.

Okay, baiklah... aku menyetujui usulanya itu dan kita akan membuatnya setelah aku menghabiskan lasagna beserta jusku.

-Adore You-

Ting

Suara oven berbunyi menandakan waktu pemanggangan kue telah berakhir. Aku langsung beranjak dari tempat duduk dan berlari kesana untuk mengintip bentuk kue di dalam melalu kaca yang terbenteng di oven. Kuenya mengembang sangat menggiurkan dengan warna merah khas red velvet. Uhh aku sudah tidak sabar untuk menghiasnya.

"Nikmat" gumamku pelan ketika aroma kue langsung menyeruak memenuhi hidung ketika Fabiez mengeluarkannya dari oven. Setelah itu Fabiez menyiapkan Beberapa potongan Strawberry, blueberry dan raspberry yang sudah siap untuk di taburkan.

"Setelah ini apa yang kita lakukan?" Tanyaku sambil terus memandangi kue yang masih mengeluarkan hawa panas. Mungkin menunggu kue itu dingin. Batinku menebak.

"Kita resting dulu kuenya setelah lumayan dingin kita akan melapisinya frosting" jawabnya diikuti dengan anggukan dariku. Ternyata membuat kue itu gampang gampang sulit dan harus teliti, jika tidak kue yang dibuat tidak akan jadi.

20 menit berlalu, hawa panas dari kue mulai mendingin, berarti telah siap untuk di frosting, lalu aku melihat Fabiez yang mulai melapisi sisi atas kue hingga tertutup dengan frosting. Aku melihat ia mengolesi kue membuatku ingin mencobanya, menurutku itu mudah.

Lantas aku meminta kepada fabiez untuk memberikannya kepadaku dan ia pun menurut. Aku mulai mengolesi sisi samping, kanan, kiri, depan, belakang hingga semua sisi kue itu telah tertutup. Setelah selesai aku kembali memberikan kue itu kepadanya dan ia mulai melanjutkan dengan menaburi keju parut diatas lalu diikuti oleh susunan berry sebagai topping.

-

Akhirnya selesai juga. Huft.. aku benar benar lelah, punggungku pun terasa pegal. setengah hari aku berdiri untuk membuat kue, ternyata membuat kue itu tidak semudah yang kubayangkan. Ditambah lagi Sean mengajakku dinner di restoran membuat seluruh tubuhku terasa remuk. Aku heran, banyak restoran bagus di dekat rumahnya, tetapi ia malah memilih yang jauh.

Dan aku lebih heran lagi ketika sean membelikanku baju berwarna merah dengan bagian dada rendah yang menampilkan setengah payudaraku serta rok berwarna senada berbahan kaus yang sama minimnya, sangat cocok dengan baju seksi ini dan ia menyuruhku untuk memakainya. Kau tau aku pasti langsung menolak, tetapi ia bilang akan memesan privat room so.. okay baiklah aku menurut.

Sebenarnya aku sangat risih dengan pakaian ini banyak pasang mata pria yang menatap nakal ketika aku sampai tadi. Walaupun banyak juga wanita yang dandanannya mirip denganku, tetapi mungkin aku lebih menarik, Yah menarik karena dua orang pengawal Sean ikut sibuk mengusir orang yang mengahalangi jalan kami dan dua orang pengawal itu ditugaskan untuk menjaga pintu utama privat room.

Aku heran private room itu adalah ruangan tertutup dan tidak ada satupun orang yang berada disana, tetapi mengapa sean seperti orang tolol yang menyuruh pengawalnya untuk menjaga pintu? Ah entalah.. mungkin ia benar-benar tidak mau diganggu.

*

"Oh Cattie aku sangat suka makan sambil memandangi payudaramu seperti ini" matanya terus tertuju kearah dadaku tanpa melirik wajahku sedikitpun. Dasar pria mesum menjijikan. Ia kira aku ini apa?

"Aku muak denganmu" ketusku lalu menutup dada dengan kedua tangan. Benar-benar menjijikan melihatnya seperti ini.

"Jangan ditutup" tegasnya, tapi aku pura-pura tidak mendengar dan masih kekeuh menutupi payudaraku.

"Cattie!" Ia membentak. Aku tersentak sembari memperhatikannya yang mulai bangkit dari kursi dan berjalan kearahku. Aku mendongak melihatnya yang sedang berdiri di samping. Mengapa ia harus setampan ini sih?

"Buka" ia memegang kedua tanganku yang berada didada lalu menyingkirkannya sehingga kedua payudaraku kembali terlihat.

"Aku menyukaimu memakai pakaian ini jadi jangan pernah memakainya selain denganku, kau paham?" aku mengangguk, tetapi sepertinya ia tidak cukup puas hanya dengan sebuah anggukan.

"Kau paham tidak?" Tanyanya sekali lagi yang membuatku sontak memutar bola mata.

"Paham" balasku malas dengan suara yang lirih seperti hanya menggerakan mulut mengucapkan kata 'paham'.

Lantas ia menyeringgai sambil mengusap kepalaku pelan sedangkan mulutnya berucap,
"Gadis pintar"
Dan aku tak menjawab lagi, aku sungguh tak mempedulikannya.
_______________________________________

-Rafaefazelt-

Adore You [Republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang