chicken wings 2

4.5K 214 3
                                    

"Aku ingin chicken wings dengan bumbu pedas yang sangaaat pedas Sean, kumohon" rengek cattie dengan wajah manja ciri khasnya. Ia selalu memasang wajah seperti itu ketika meminta sesuatu dan entah kenapa aku selalu menurutinya tapi tidak untuk permintaan nyelenehnya satu ini. Dia memiliki maag mana mungkin aku memberinya makanan pedas yang akan memicu maagnya nanti.

"No baby, itu bisa memicu maagmu kambuh" lantas ia merengut, wajahnya ditekuk dengan pandangan mata yang sayu. Aku pun beralih mengusap pipinya perlahan.

"Aku akan membelikanmu apapun asal jangan makanan pedas ataupun asam" timpalku lagi yang berhasil membuat rona wajahnya memerah. Aku tersenyum melihat wajahnya yang kembali ceria.

"Apapun?" Matanya berbinar senang dengan senyum yang terus mengembang. Aku mengangguk lalu mencium pipinya yang selalu membuatku gemas.

"Yaaa! Aku ingin dessert. Aku ingin mencoba semua dessert dan pasta itali, bolehkan?"

Aku mengerutkan kening tidak percaya. Apakah ia yakin mampu menghabiskan semua makanan itu? Jika ya aku sangat terkagum dengan perutnya dan mungkin aku akan mengadakan saimbara untuk mengalahkan perut cattie.

"Kau yakin?"
Wajahnya semakin mengembang, aku  tertawa kecil melihat wajahnya yang sangat imut. Mulut sekecil anggur itu akankah muat jika dimasukan semua dessert?

*

Ini sudah ke tujuh kalinya berbagai dessert masuk kedalam mulut cattie. Dari tiramissu hingga panna cota yang semuanya bercampur dengan krim dan susu. Melihatnya saja membuatku kenyang.

"Sekarang aku ingin pasta"
dia berbicara dengan mulut yang penuh dengan dessert coklat hingga meluber keluar dari bibir. Bahuku menggidik ngeri melihatnya berubah menjadi monster kelaparan seperti ini. Dia seperti bukan cattie yang kukenal. Entah kesambet iblis mana ia berubah menjadi seperti ini dan aku tinggal menunggu pertanyaan mematikan dengan jawaban gampang tapi penuh kebohongan seperti 'aku gendutan ya?' Dan aku akan menjawab 'tidak'

"Kau tidak kenyang?" Aku menggeleng kepalaku tidak percaya dengan kondisi perutnya. Dia robot atau manusia?

"Kenyang, tapi aku masih ingin pasta"
Dia menjawab dengan sangat enteng seakan tidak ada masalah yang timbul setelah ini. Lihat saja jika ia mengeluh sakit perut atau bagaimana, aku tidak akan menolongnya. Biarkan saja dia memang gadis rakus.

"Aku tidak akan menurutimu kali ini, percayalah kau rakus"

"Kau jahat, aku.. aku ingin pastaa"
Wajah ceria itu terganti dengan tekukan-tekukan seakan menggambarkan bahwa dia sedih sekarang. Aku tidak mengerti dengan wajahnya yang bisa berganti mimik secepat ini seperti dirinya memang terlatih menjadi aktris.

"Aku tidak akan menolongmu jika kau mengeluh sakit perut" mataku terus menatap wajahnya yang semakin lama semakin menekuk. Dia terlihat lebih imut jika cemberut seperti ini, aku merasa ingin menggodanya lagi.

"Kali ini aku tidak akan menurutimu, dasar perayu kecil" aku menyudutkan senyum ketika wajah imut itu membuang muka dariku.

"Kau tak ingin berjalan jalan? Aku menawarkan boneka untukmu" aku berusaha mengambil perhatianya. Tapi dia tidak bergeming sama sekali, huft baiklah memang sulit membujuk gadis yang sedang datang bulan.

"Baiklah cattie, satu pasta dan ini yang terakhir" aku menyerah. Dia pemenangnya dan aku kalah. Aku kalah dalam hal pembujukan dan kini Wajahnya kembali menatapku tapi tidak seceria tadi, well.. okay aku berhasil menggugurkan good moodnya pagi ini.

-

"Hueek" cattie terus memuntahkan seluruh makanan yang ia makan tadi ke westafel. Aku berusaha memijit tengkuknya walaupun ia menolak. Aku sudah bilang kepadanya jika dia sakit aku tidak akan menolongnya tapi ternyata kata kata itu seakan tidak berguna, karena aku tetap akan menolong cattie dan lihatlah dia sekarang. Rasakan.

"Bagaimana? Apa kau masih ingin memakan makanan tanpa aturan seperti tadi?" Ketusku dengan nada sindiran yang sengaja kuperuntukan kepadanya agar dia mengerti bahwa sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.

"Ti..tidak sean.. sakitt" dia meringis memegangi perutnya yang kupastikan itu sangat sakit. Biarkan saja lagi pula itu balasan untuknya supaya dia sadar.

"Tahanlah, sebentar lagi sakitnya akan hilang" aku memutuskan membawanya kembali kedalam selimut dan membiarkanya beristirahat. Dasar anak ceroboh, sudah kukatakan dia akan sakit perut setelah ini, tapi perkataanku seolah pesawat jet yang melintas di atas kepalanya. Hanya di hiraukan saja.

_______________________________________

Salam; Rafaefazelt😗

Adore You [Republish]Where stories live. Discover now