lost

4K 208 1
                                    

Author POV

"Shit! Bagaimana bisa kau membiarkannya pergi? Aku membayarmu untuk tunduk dengan perintahku sialan!" Sean membentak para bawahannya dengan nada yang tidak terkontrol lagi. Dia kehilangan Cattie dan ini semua salahnya, tidak ini salah para bawahanya yang memang tidak becus menjaga Cattie. Sean takut Cattie tidak hapal arah menuju hotel, bagaimana jika dia tidak pulang? Ini sudah malam dan Cattie hilang? Oh tidak.

"Cari dia!" Tegasnya dengan kilatan khawatir tergambar jelas di mata. Dia terlihat buruk saat ini, baru saja ia berdebat dengan gadis itu dan setelahnya gadis itu pergi menghilang begitu saja. Ini gila, Sean bisa gila karena ini.

Disisi lain, Cattie berjalan dengan anggun sembari menggendong boneka kanggurunya seolah tidak ada masalah yang terjadi. Dia baru saja keluar dari toilet wanita dengan rambut yang terlihat lebih rapih. Cattie merasa senang jika ia tampil cantik dihadapan Sean dan memang dia pantas memberikan senyum cantik kepada Sean, karena Sean telah menuruti permintaanya.

Setelah sampai di depan toko boneka yang ia kunjungi tadi, ia masuk kedalam dan langsung di sambut dengan pelayan toko yang ramah, walaupun Cattie tidak mengerti bahasa apa yang mereka lontarkan, tapi dari senyumnya Cattie bisa melihat bahwa pelayan toko itu sangatlah ramah.

Dimana Sean?

Batinnya dengan kerutan yang semakin jelas di dahi. Matanya terus menelusuri isi toko boneka yang pengunjungnya semakin bertambah. "Kenapa tidak ada tanda keberadaan pria itu disini? Kemana dia? Apa yang harus aku lakukan sekarang oh tuhan?"

Cattie POV

Dimana Sean? Oh tuhan jangan lagi, aku takut. Bagaimana jika Sean meninggalkanku disini? Yatuhan aku takut sekali.

"Niente potrebbe essere assistito signora?"

Ucap seorang pelayan toko yang membuatku terkejut. Mataku mengerjap berulang kali menormalkan jantungku yang masih berdetak tidak karuan. Pelayan toko itu kembali mengucapkan bahasa italinya seperti sedang bertanya dan aku benar-benar tidak mengerti maksud dari bahasa yang ia lontarkan, rasanya aku ingin sekali menangis.

"Can you speak english?" Tanyaku dengan pengharapan besar. Italia sebuah negara yang terkenal seharusnya warga negaranya bisa mengucapkan bahasa inggris.

Dan benar dugaanku, ternyata pelayan toko ini bisa berbahasa inggris. Aku sangat bersyukur, tapi sayang rasa syukurku tidak berkepanjangan karena pelayan toko ini tidak tau dimana keberadaan Sean, walaupun aku telah menyebutkan ciri cirinya, tetapi ia tetap menjawab tidak tau.

-

"Can you speak english, sir?"
Lagi dan lagi orang yang kujumpai menggelengkan kepala. Aku pusing, bagaimana ini hampir sepuluh orang yang aku tanya dan hanya penjaga toko itu saja yang mahir berbicara inggris.

Aku menyesal pergi ke toilet sendiri diam diam. Aku menyesal tidak meminta Wegner atau Jeff menemaniku. Oh tuhan mengapa ini harus terjadi kepadaku? Mengapa aku harus kehilangan Sean di italia? Pasti sekarang Sean sedang besantai di hotel dengan laptopnya. Hiks aku ingin pulang.

"ciao signora? Che cosa hai bisogno di aiuto?"

Suara bass khas laki-laki dewasa menyentakku dari lamunan. Aku langsung berbalik menghadapnya dan ternyata seorang laki-laki dengan rambut ikal panjang se-pundak yang mengajaku berbicara. Well ini bagus berarti ada orang yang masih perduli dengan gadis malang sepertiku ini.

"Hello.. Can you speak english, sir?" Pertanyaan yang pertama kali kutanyakan sebelum lanjut ke pertanyaan selanjutnya. Memang itulah yang utama, ia bisa berbicara inggris atau tidak karena tidak mungkin jika aku berbicara italia.

Adore You [Republish]Where stories live. Discover now