mall

4.4K 215 4
                                    

langsung aja baca, tunggu dulu.  Votenya dong.
.
.
.
.
__________________VOTE________________

"Bagaimana keadaanmu dear?"
Aku mengusap pipinya yang chubby dengan telunjuk. Perlahan mata yang terpejam itu kembali terbuka dan memperlihatkan pupil biru dengan ketenangan disana. Aku tersenyum dan dia menguap, sangat tidak sopan menguap didepan orang tanpa menutupinya.

"Jam berapa ini?" Ia membenarkan posisi tubuhnya untuk duduk.

"Tiga sore" jawabku dengan deheman di akhir kata. Cukup lama ia tertidur dan aku merindukanya. Maksudku kau tau lah aku merindukan apa.

"APA?! tidak mungkin aku tertidur begitu lama" ia memprotes tidak terima dengan kenyataan yang baru saja terjadi. Bukankah wajar jika orang sakit tidur dengan waktu lama? Dasar aneh.

"Bagaimana bonekaku?" Timpalnya. Tapi kali ini dengan wajah yang tertunduk lesu, oh Cattie tenanglah aku masih bisa membelikan boneka seberapapun kau mau atau aku akan membelikan pabrik bonekanya sekaligus untukmu.

"Aku bisa memberikan pabriknya sekaligus untukmu" ia terkesima, lagi pula apa untungnya dari boneka? Benda yang menyerupai manusia tanpa tulang dan terlihat lemah juga tidak bisa memberikan kepuasan. Aku tidak menyukainya.

"Ayo kita beli boneka" tiba-tiba ia berdiri lalu menarik tanganku untuk mengikutinya berdiri. Aku mendengus kecil memandang wajahnya yang kembali ceria seperti tidak ada kejadian sakit sakitan seperti tadi, tapi aku senang karena ia kembali ceria.

*

Sudah sepuluh toko boneka yang Cattie jumpai dan semua boneka unggulan disana ia beli. Sepertinya aku salah mengajaknya untuk membeli boneka, lihatlah ia seperti gadis maniak disini dan tentu saja bukan aku yang membawa para bonekanya, tetapi Wegner, Greg dan juga Jeff lah yang membawanya. Mereka bertiga adalah bawahanku yang sengaja aku bawa ke italia untuk membantu dan aku merasa geli melihat tiga lelaki itu membawa belasan boneka.

Aku menarik tangan Cattie sedikit kuat ketika ia ingin menjelajahi toko boneka selanjutnya. alhasil hal itu membuat Cattie menoleh dengan kernyitan didahi. Rahangku menegas, seharusnya ia sadar jika aku sudah lelah dengan acara 'pemborongan boneka' seperti ini. Aku ingin ke hotel lalu tidur dan memikirkan acara apa yang cocok untuk hari esok.

"cukup Cattie! Kau tidak lihat boneka bonekamu itu sudah banyak? Dan untuk apa boneka sebanyak ini? Kau ingin membangun panti boneka huh?" Makiku dengan pertanyaan yang kuserang untuknya. Terlihat bibirnya mengerucut sebal diiringi dengan kerutan di dahi yang semakin jelas.

"Satu boneka ini dan aku tidak akan memintanya lagi. Kumohon" ia menautkan kedua tanganya seraya memohon kepadaku. Aku menggeleng. Tidak. cukup kali ini aku di perdaya oleh gadis kecil. Aku seperti orang bodoh yang selalu mengikutinya kesana kemari. Memilih-milih boneka yang sangat tidak pantas untuk pria dewasa.

"Tidak cattie! Sudah kubilang tidak ya tidak!" Aku membentaknya. Kesabaranku sudah habis sekarang, dia sangat manja dan aku sangat tidak menyukai sikapnya seperti ini. Kulihat pandangan matanya meredup dan berkaca kaca aku yakin jika ia akan menangis setelah ini kalau perkiraanku tidak salah.

Aku masih terus menatapnya. Tangannya menggumpal sangat erat dan mengarah ke tubuhku "Ugh" dia memukul perut atasku lumayan kuat lalu berlari ke arah Wegner untuk mengambil boneka unicorn-nya dan berjalan mendekat kearahku lagi. Lihatlah gadis ini sudah berani memukulku ternyata. Kita lihat saja seberapa banyak serangan yang dia berikan kepadaku sebelum aku menghabisinya.

Lalu Cattie mengarahkan boneka itu tepat didepan wajahku. Aku menjauh ketika tanduk-unicornnya hampir menyentuh hidungku. "Aku akan membuang ini untuk menggantikan itu" ia menjatuhkan unicorn-nya lalu menunjuk ke arah lemari kaca yang terdapat boneka kangguru didalam. Boneka itu berwarna cokelat tua dipadukan dengan coklat muda yang menghasilkan warna romantis.
Baiklah aku menyetujui permintaan boneka terakhirnya kali ini.

"Baiklah" ucapku dan ia langsung berlari kearah lemari kaca tersebut diikuti dengan dua pelayan toko yang melayaninya.

Drtt.. drtt.. drtt

Ponselku bergetar  aku langsung mengangkat panggilan masuk yang tertera Carel Ledon sebagai nama kontaknya, ternyata sekretarisku yang menelpon.

"Ada apa"

"...."

"Cancel please"

"...."

"Ya"

Dan sambungan telepon di matikan.

Aku melihat Cattie yang masih asik dengan boneka kanggurunya, dia memeluk boneka itu sangat erat seperti ibu dan anak.

"Hai baby kangoroo im your mommy now" aku mendengar dia berbicara aneh dengan bonekanya. Alisku menaut melihatnya ngeri berbicara sendiri kepada boneka. Tidak tidak ini tidak bisa dibiarkan, dia akan gila jika terus berbicara dengan boneka.

"Oh my god Cattie- Drrt.. Drtt.. Drrt
Ponselku kembali bergetar. Sial! Siapa orang yang berani menganggu liburanku dengan Cattie huh?

Mama, ada apa mama menelponku batinku ketika aku melihat nama mama is calling di layar ponsel. Jujur aku sangat malas berdebat dengan wanita tua itu, kurang ajar? Memang. Bahkan aku sangat ingin pindah jauh darinya, karena dia selalu mengaturku bahkan mengatur tentang wanitaku. Argh celoteh mama memang menyebalkan.

Aku menekan tombol angkat lalu panggilan tersambung.

Belum sempat aku berbicara 'hallo' mama lebih dulu menyemburkan kata kata cepat layaknya mantra, lantas aku menjauhkan ponsel dari telinga lantaran suaranya yang terlalu keras untuk di dengar.

"Aku ingin keluar sebentar kau jaga Cattie" aku menyuruh ketiga bawahanku untuk menjaga Cattie sedangkan aku berjalan keluar dari toko untuk menyelesaikan panggilan mama yang sangat menganggu.

*

Setelah panggilan dari mama berakhir aku kembali masuk kedalam toko dan mencari keberadaan Cattie yang tidak terjamah oleh pandangan. Mataku langsung mengitari sudut toko untuk mencari gadis pirang yang membawa boneka kangguru, tapi nihil aku tidak menemukanya.

Sial! Dimana Cattie?

_______________________________________

-Rafaefazelt-

Adore You [Republish]Where stories live. Discover now