Leo

141 14 9
                                    

Maaf untuk update yang sangat lama ini, saya kemarin2 itu banyak tugas trus UAS dan setelah UAS mood ngetik saya hilang jadi maafkeun saya yang begitu susah buat bangun mood sekedar untuk ngetik T.T

Saya juga gatau apa masih ada yang nungguin update-an cerita ini atau gak tapi saya mau berterima kasih buat kalian yang udah mau baca cerita saya yg amburadul ini dan makasih jg untuk votenya, saya harap kalian terhibur dengan chapter ini


.

.

.

Happy Reading

Ku langkahkan kakiku menuju lantai-lantai dua rumahku untuk menemui ibuku. Setelah sekian tahun tak bertemu, kini akhirnya aku bisa bertemu dengan Mom dan Dad. Sungguh aku merindukan mereka.


Selama di Indonesia, teman-teman dan keluargaku mengira aku adalah orang yang hidupnya dipenuhi oleh kebahagiaan. Aku memang bahagia selama berada di Indonesia karna selama itu aku tak pernah kekurangan perhatian dan kasih sayang yang selalu diberikan oleh kakekku yang memang itulah yang aku inginkan, tapi tak pernah bisa diberikan oleh orangtuaku. Ditambah lagi dengan kehadiran Alex semakin membuat hari-hariku semakin berwarna.


Tapi jauh didalam hatiku, aku merasakan sakit. Sakit melihat bagaimana perlakuan orangtuaku terhadap diriku. Kadang aku menangis dalam diam, menangisi hidupku, menangis karna merindukan keluargaku.


Rasa rindu membuatku merasakan sesak. Selalu terbesit dalam pikiranku untuk datang menemui mereka dan kembali tinggal bersama seperti dulu, tapi itu hanya sebuah pemikiran dan keinginan. Keinginan yang selalu terpendam, tak pernah ku mencoba untuk mewujudkan apa yang menjadi keinginan hatiku. 

Aku selalu ragu untuk melakukannya. Pemikiran tentang bagaimana reaksi mereka jika melihatku setelah sekian lama, apakah mereka akan memelukku erat karna begitu merindukanku sama seperti yang kurasakan ataukah mereka justru marah, mencaci maki dan menuduhku anak yang tak tau diuntung karna memilih kabur dari rumah lalu kembali setelah sekian lama. 

Dan lebih parah lagi bagaimana jika mereka tak menerimaku lagi dan mengusirku dari rumah? Jika itu terjadi, apa yang harus kulakukan? haruskah aku meminta maaf atas perbuatan konyolku yang dengan seenak hati meninggalkan rumah dan tak pernah kembali ataukah aku harus membenci mereka karna tak pernah menyayangiku, memberi perhatian dan kasih sayang yang aku perlukan. Selama aku pergi dari rumah kenapa mereka tak mencoba mencariku dan ketika aku kembali mereka mengusirku. Apakah itu alasan yang tepat untuk menabur benih kebencian?


Pemikiran-pemikiran itulah yang selalu mengangguku hingga membuatku ragu untuk datang dan menemui orangtuaku.


Tapi itu dulu sebelum kakak yang paling kusayangi menceritakan yang sebenarnya. Sekarang aku tlah tau yang sebenarnya bahwa mereka juga, Mom, Dad juga menyayangiku sama seperti aku menyayangi dan mencintai mereka. Itulah alasan yang membuatku berada disini, dirumahku. 

Tidak lebih tepatnya di depan pintu bercat putih yang merupakan kamar tidur orangtuaku. Aku ingat Mom sangat menyukai warna putih karna itulah seluruh pintu dan cat rumah ini berwarna putih. Mom juga menyukai kebersihan karna itu jika semua hal di dalam rumah berwarna putih maka jika ada sedikit saja kotor atau berdebu maka itu akan lebih terlihat dan Mom akan segera membersihkannya hingga kembali putih bersih seperti semula.

Alex & LeoWhere stories live. Discover now