Putus!

35.8K 3.1K 389
                                    

Saat ini Ahrin tengah duduk di cafe seberang rumah sakit bersama Taeyong. Ahrin terus saja mencengkram cangkir kopi nya. Sedangkan Taeyong menatapnya penuh selidik.

"Rin kamu kenapa?"

Ahrin berjengit kaget mendengar suara Taeyong. Ia sangat gugup saat ini.

"Aku.... gapapa kak." Jawab Ahrin pelan.

Keheningan kembali menyelimuti mereka. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Kak, aku mau ngomong sesuatu."

Ekspresi Taeyong berubah menjadi masam.

"Rin, aku ga mau denger." Taeyong mengepalkan tangannya di meja.

Ahrin memandang Taeyong nanar, pikirannya saat ini benar-benar kacau.

Ahrin menggenggam tangan Taeyong dan sedikit mengusapnya.

"Kak, please jangan kaya gini?"

"Gak Rin!" Taeyong sedikit meninggikan suaranya. Untung keadaan cafe sedang sepi jadi tidak ada yang memperhatikan mereka. Taeyong memandang Ahrin tajam namun terdapat luka disana seakan-akan Taeyong tau apa yang ingin diucapkan Ahrin selanjutnya.

"Kak, maaf tapi kita harus...."

"Stop! Kamu janji sama aku kan cuma 6 bulan!" Taeyong berpindah untuk duduk disebelah Ahrin, memeluknya erat.

Ahrin melepas pelukan Taeyong, memandang wajah Taeyong yang panik, sedih dan kecewa. Dada Ahrin sesak melihat Taeyong seperti ini. Satu tangan Ahrin meraih pipi Taeyong dan mengusapnya pelan. Setetes air mata jatuh dari mata keduanya dengan alasan berbeda.

"Kak... maaf.. tapi aku udah ga bisa mgelanjutin hubungan kita.. kak aku.."

"Kamu jatuh cinta sama Mark?" Tanya Taeyong penuh penekanan, air mata jatuh kembali dari mata indah Taeyong. Ahrin buru-buru menghapus air mata Taeyong, hatinya ikut ngilu. Bagaimana bisa ia berpaling dari pria seindah dan sebaik ini? Bagaimana bisa ia menyakiti pria seperti Taeyong? Ahrin pasti sudah gila.

Tapi bukankah takdir berjalan seperti itu? Mengobrak-abrik hidupmu dengan hal tak terduga, membahagiakanmu sesuai skenario-Nya meskipun bagimu itu luka.

"Kak, diluar sana, banyak perempuan yang lebih baik dari aku."

Hening. Taeyong mengusap air mata di pipi Ahrin, tersenyum kecil yang dipaksakan.

"Aku ga akan nahan kamu lagi. Tapi kamu harus tau, kalo kamu berubah fikiran, aku akan selalu ada. Kalo Mark nyakitin kamu, aku bisa bikin kamu bahagia." Taeyong mengusap air matanya kemudian berdiri.

"Semoga kamu bahagia Rin." Taeyong meraih kepala Ahrin kemudian mencium puncak kepala Ahrin dan berlalu pergi sebelum Ahrin sempat bereaksi.

-------------------------

Mark saat ini tengah memeluk Koeun yang tengah menangis. Ia sudah berkata jujur pada Koeun tentang dirinya yang ingin menjalankan pernikahannya bersama Ahrin yang langsung dihadiahi tamparan dan tangisan dari Koeun.

"Maafin aku Eun"

"Kamu bilang kamu sayang sama aku!" Koeun memukuli dada Mark yang diterima Mark dengan pasrah. Ia memang salah. Dalam hal ini bukankah ia yang paling bersalah?

"Maaf Eun, aku pertimbangin Hyena juga. Apalagi orang tua kamu ga setuju, apalagi kalo nanti aku duda?" Ucap Mark dengan lembut, mencoba untuk membuat Koeun mengerti.

Koeun mendorong Mark.

"Kamu bener, Mark. Aku.... aku bakal coba ngelepasin kamu." Koeun menghapus air matanya.

PAPA MUDA ✘ Mark Lee AU ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang