Melamar

26.6K 3.4K 254
                                    

Saat ini, Mark terlihat sedang duduk di taman kampusnya sendirian. Sesekali ia memainkan ponsel ditangannya. Seorang gadis terlihat menghampiri Mark.

"Sayang, udah nunggu lama?" Tanya Koeun sembari duduk di samping Mark dan memeluk Mark dari samping.

"Engga kok, barusan" Mark mengacak rambut gadisnya itu pelan.

"Oh iya, kamu tumben ngajak ketemuan? Biasanya aku terus." Koeun melepaskan pelukannya dan mempoutkan bibirnya membuat Mark tersenyum kecil.

"Aku mau ngomong serius sama kamu, Eun." Wajah Mark berubah menjadi serius.

Wajah Koeun tampak bingung. "Ngomong apa Mark? Ngomong aja."

"Yang, kita nikah yuk?" Tanya Mark yang membuat wajah Koeun sangat terkejut.

"Ka-kamu serius yang?"

"Sangat serius. Kalo kamu mau, ayo kita nikah 2 minggu lagi."

"Tapi, kita kan masih kuliah."

"Kamu gak mau ya?"

"Aku..... Aku mau banget Mark." Koeun tersenyum. Wajah Mark kembali berseri.

"Tapi, ada satu hal yang harus kamu tau." Wajah Mark kembali serius.

"Kenapa?

"Sebenernya, Hyena, bayi yang pernah kamu liat sama Jeno, itu anak aku."

"HAH?!" Wajah Koeun nampak shock.

"Ssst! Malu diliatin orang."

Koeun melihat sekitarnya yang memang beberapa orang tengah menatap mereka penasaran. Koeun pun berhasil menguasai keterkejutannya.

"Okay, anak kamu. Dari siapa? Cewe yang waktu itu?" Tanya Koeun dengan nada menyelidik.

Mark nampak diam sejenak sebelum menjawab "Bukan."

"Terus dari siapa Mark? Kamu pernah nikah sebelumnya? Kok kamu ga cerita sama aku?" Terdapat kekecewaan di nada bicara Koeun.

"Engga Eun. Dia, itu kecelekaan. Dia anak dari mantan aku sebelum kamu." Mark menunduk.

"Mark, aku mau aja jadi mama tirinya, tapi, kalo sekarang. Aku gak siap. Gak bisa ditunda sampe kita lulus?"

"Gak bisa Eun, Mom sama Dad kemaren pulang dari Kanada. Aku ketahuan. Dad ngasih aku syarat buat nikah dalam waktu 2 minggu. Kalo enggak, Hyena bakal dikasih ke orang lain. Aku ga bisa." Mark mengusap wajahnya gusar.

Koeun nampak menimang-nimang jawaban yang akan ia keluarkan. Ia terlihat ragu-ragu sebelum membuka suaranya.

-------

Ahrin baru saja menyelesaikan shiftnya jam 9 malam dan sampai di apartment nya pukul 10, tentu saja diantar Taeyong.

Ahrin segera masuk ke apartment nya dan berganti baju, kemudian berbaring di kasurnya sambil bermain ponsel. Ahrin tidak ke apartment Mark karena Hyena masih bersama ibu Mark.

Saat sedang asyik bermain ponsel, entah kenapa Ahrin ingat pada Mark. Sejak semalam, ia belum bertemu lagi dengan Mark. Ia sedikit khawatir karena Mark pasti tengah tertekan sekarang.

Ahrin pun beranjak dari kasurnya dan pergi ke apatement Mark tapi kosong. Ia melihat ke kamar Mark, terlihat Mark sedang duduk di kursi balkon dan memunggunginya. Saat semakin dekat, Ahrin dapat melihat kepulan asap dan bau yang sangat memuakkan.

"Lo ngerokok?"

Mark menengokkan kepalanya sebentar, namun kembali memandang ke depan

Ahrin melihat ke dinding balkon di samping Mark sudah terdapat 5 puntung rokok bekas di asbak.

"Gue baru tau lo ngerokok."

"Gue stress"

Ahrin menghela nafasnya, ia berdiri di depan Mark dan mengambil rokok yang sedang dihisap oleh Mark.

"Ya tapi ga gini caranya. Bunuh diri tau gak lo?"

Mark berdiri, menghembuskan asap rokoknya di depan wajah Ahrin. Membuat Ahrin terbatuk.

"Heh sialan lo ya, ga sopaan!" Ahrin memukuli dada Mark namun tangannya ditahan oleh Mark.

"Kayanya, di situasi kaya gini lebih enak mati deh kak." Mark menatap Ahrin dan tersenyum pahit. Ahrin menatap Mark tidak percaya.

"Gila lo, amal sama dosa masih banyakan dosa aja belagu"

Mark hanya diam dan kembali duduk setelah melepas tangan Ahrin. Mark menutup kedua wajahnya dengan tangan.

Ahrin menghela nafas.

"Bangun, kita ngomong di dalem." Ahrin membantu Mark berdiri. Mereka pun akhirnya masuk ke kamar Mark.

Mark duduk ditepian ranjang. Pandangannya begitu layu. Sedangkan Ahrin berdiri di hadapannya.

"Sekarang cerita lo kenapa? Apa yang bikin lo kaya ga punya gairah idup."

"Bokap nyuruh gue nikah. Dalam 2 minggu kalo engga, Hyena bakal diadopsi orang di Kanada."

Ahrin membulatkan matanya terkejut.

"Serius lo?!" Seru Ahrin. Tapi sedetik kemudian ia tampak tenang. "Eh tapi lo kan punya pacar, ajak nikah lah pacar lo."

Mark menghela nafasnya kasar.

"Udah."

"Terus? Kenapa? Dia gak mau?"

"Dia sih mau banget."

"Ya bagus dong, trus masalahnya apa?"

"Lo lupa dia punya orang tua? Orang tuanya gak setuju setelah tau gue punya anak."

Ahrin terdiam. Masalah Mark cukup rumit. Ia sendiri bahkan tidak tau harus bagaimana.

"Gue cape kak. Gue stress."

Ahrin mengelus bahu Mark pelan, berharap itu bisa mengurangi beban Mark. Namun Mark justru memeluknya.

Ahrin mengerti kondisi Mark saat ini, jadi ia hanya diam dan mengelusi kepala Mark pelan.

"Emang lo ga punya temen deket cewe gitu? Atau degem lo kali?"

Mark diam sejenak.

"Ada sih."

"Nah yaudah coba lo....."

"orangnya itu lo."

"Hah?!" Ahrin refleks memundurkan tubuhnya, membuat pelukan Mark terlepas. Ahrin melihat Mark seakan Mark memiliki dua kepala.

"Please kak, jadi mama nya Hyena ya?" Mark menatap Ahrin memelas.

"Hah?! Gila lo?!"

--------

Semoga suka yaa and thanks alot for the support ♥

Chapter pendek karena gue gatau kudu nulisnya gimana part ini wkwk

PAPA MUDA ✘ Mark Lee AU ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang