Minhyun's story : Insane (1)

3.7K 529 67
                                    

Setelah Hyundai SUV itu terparkir mulus, Minhyun turun sambil menenteng kantong kresek dan satu buket mawar putih. Sejak pagi kakinya melangkah lebih ringan daripada biasanya.

Entahlah, bertemu lagi dengan seseorang yang gak pernah berhenti menuhin kepalanya akhir-akhir ini bikin Minhyun lebih bersemangat dibandingkan hari-hari kemarin di rumah dengan segala keributan yang Hyunbin timbulkan atau kegaduhan di tempat prakteknya.

Bibir Minhyun gak berhenti mengembang dari ujung ke ujung membentuk senyuman.

Sebahagia ini ya jatuh cinta itu?

"Halo?" Sapa Minhyun setelah berhasil membuka pintu bercat putih gading didepannya.

"Mawar putih!"

Seketika buket mawar di genggamannya direbut paksa oleh si penghuni kamar. Minhyun mendesah pelan, kayaknya mawar putih lebih menarik daripada dia.

"Mana toples permennya?"

Cewek itu gak menjawab. Dia sibuk mengendusi aroma mawar yang Minhyun bawakan untuknya sambil sesekali terkekeh sendiri. Minhyun menyerah. Dia juga menyibukkan dirinya dengan menuang dua bungkus besar permen susu ke dalam toples diatas nakas, kemudian merapikan balok uno stacko yang berceceran di lantai.

Kamar ini terlihat bukan seperti kamar rawat lagi. Lemari plastik bergambar karakter doraemon di pojok ruangan, meja kecil diatas karpet lembut, kulkas, sling penuh foto polaroid yang bergantung, snack-snack tersusun rapih di lemari kecil, dan aroma apel. Lebih sepeti kamar pribadi di rumah.

"Jisoo?"

Gak ada sautan.

"Sini bunganya aku taruh di vas, biar gak cepet layu." Tawar Minhyun. Cowok itu kembali mendekati gadisnya setelah sibuk membenahi segala kekacauan yang dibuat si gadis.

Lagi-lagi dia gak memberi jawaban.

Minhyun mengambil sesuatu dari kresek yang dibawanya, lalu duduk di sebelah cewek itu. "Aku bawa kartu uno baru. Mau main?"

"Waah! Ini yang asli??"

Kepala Minhyun mengangguk. "Asli, gak gampang sobek kayak yang kemarin. Main yuk?"

"Ayooo!! Hahahaha!" Jisoo melompat dari ranjangnya dan berjalan menuju meja kecil di tengah kamarnya sambil melompat-lompat ringan.

Mawar putihnya masih Jisoo dekap erat di lengan kirinya sembari menunggu Minhyun mengocok dan membagikan kartu uno.

"Tujuh tujuh ya?"

"Iyaa, aku udah tau."

"Hehehe"

"Nah, ayo mulai!"

Terakhir main beginian kelas 2 SMP, itu dimana dia masih rajin kumpul bareng sepupu-sepupunya. Selepas itu, Minhyun gak pernah menyentuh segala jenis mainan anak-anak begini. Tangannya cuma dipake buat ngelus buku, stetoskop, mayat, sama alat bedah.

Tapi sejak ketemu Jisoo, kebiasaan masa kecil Minhyun balik lagi. Main uno stacko, uno card, monopoli, ular tangga, bahkan nyusun leggo jadi kegiatan rutin yang Minhyun lakukan setiap berkunjung ke tempat Jisoo.

"Uno game!!"

"Yah..."

"Ah payah kalah terus. Ayo main lagi!"

Minhyun nurut, dia mengocok kartu unonya lagi. Ini bukan karena Minhyun yang sengaja ngalah karena dia main sama cewek, emang dia aja selalu kalah kalo main uno sama Jisoo. Menangnya bisa dihitung jari.

"Makan dulu, aaa?" Jisoo menyuapi permen susu ke mulut Minhyun. Cewek itu terkekeh lagi diikuti Minhyun setelah dia menyunyah permennya.

Minhyun suka suara ketawa Jisoo yang lembut meskipun Minhyun gak tau hal apa yang bikin Jisoo sering ketawa. Lebih baik begini daripada Jisoo diam tanpa kata dan menatap Minhyun dengan tatapan dinginnya. Mungkin Minhyun gila kalo dia mengakui dia jatuh cinta sama Jisoo karena kekehan Jisoo yang terlihat lucu di matanya.

Justice League《Produce 101 Season 2》✔Where stories live. Discover now