Intro

4.9K 636 70
                                    

"Ayo kak! Sini! Woo takut kan gak berani pasti!"

Si bungsu terus aja godain kakak sepupunya yang lagi asik berkutat dengan stick PS-nya. Berulang kali mengayunkan tinjuannya di samping wajah yang lebih tua berusaha mengajak kakak sepupunya itu untuk bermain gulat secara sungguhan daripada gulat di playstation.

"Hyunbin berisik.." gumam si kakak kandung anak laki-laki bernama Hyunbin itu. Kegiatan membacanya terganggu dua kali lipat.

Setelah suara sorak sorai karena game di playstation yang dimainkan dua saudara kandung yang tidak lain adalah sepupunya juga, sekarang ditambah ocehan dari adiknya.

"Kak Daniel ayo! Wuuh!"

Hyunbin masih belum menyerah. Biarpun gak dihiraukan Daniel sama sekali, anak itu terus aja iseng mengayunkan tangan dan kakinya berusaha menendangi tubuh sepupu yang lebih tua satu tahun darinya.

"Hyunbin jangan mainan aneh-aneh, Mama marah nanti!" Minhyun meninggikan suaranya memperingati adiknya.

"Wush wushh!!"

"Hyun--"

Bugghh!!

"Huwaaaaa mamaaaa! Kak Jaehwan nakal maaa!"

Tangisan Hyunbin pecah seketika. Dua saudara kandung yang tadinya asik dengan playstation mereka ikut mematung menatap si bungsu berurai air mata di tempatnya jatuh terduduk.

"Kan dibilang..."

☆ ☆

Hyunbin masih terisak disebelah Mamanya sambil mengelus bekas tendangan Jaehwan di lengan kirinya.

"Hyunbin ganggu kamu? Nakal ke kamu? Ambil mainan kamu?"

Si tersangka menggeleng lemah.

"Terus kenapa tiba-tiba asal tendang Hyunbin?"

"Dia yang ngajak main gulat, Ma"

"Aku ngajak main kak Daniel bukan kak Jaehwan!" Pekik si bungsu berusaha membela diri.

"Terus aku salah kalo aku mau nemenin Hyunbin main? Daniel asik main pees sama kak Seongwoo habisnya..."

Wanita cantik didepan Jaehwan menghela nafas kasar, memijat keningnya sebentar dan kembali menatap putra keduanya.

"Badan Hyunbin lebih kecil dari kamu, Jae, jangan serius serius dong kalo mainan sama adiknya"

"Udah kak, udah gak apa. Emang Hyunbin aja yang cengeng" pipi gembil Hyunbin dicubit gemas sama Mamanya sendiri.

"Ini tuh kalo bukan karna Seongwoo yang sering ngajarin adek-adeknya main gulat gulat begitu gak akan begini jadinya"

"Loh... kok aku juga kena, Ma! Aku diem aja padahal!" Protes Seongwoo. Gak perduli siapa yang salah, ujung-ujungnya dia lagi dia lagi yang jadi sumber kesalahan menurut mamanya.

"Bundaaa~!"

Suara renyah anak laki-laki datang dari pintu depan terdengar sampai ruang keluarga.

"Kak Jonghyun!" Seru lima anak bebarengan begitu melihat siapa yang datang.

Jonghyun berlari menghampiri adik-adik sepupunya dengan senyum super lebar diikuti wanita cantik di belakangnya.

"Dapet guritanya kak?" Boa menghampiri Kahi.

"Dapet lah! Kamu gak tau perjuangannya kayak apa dari subuh keliling pasar," Kahi langsung duduk di sebelah Yumi yang masih memeluk putra bungsunya, "Loh.. Hyunbin kenapa? Kok matanya merah?"

"Anak cengeng gak usah ditanya lagi bunda! Hahahaha!" Celetuk Seongwoo menyauti pertanyaan tantenya tersebut.

"Kamu yang nakalin Hyunbin ya?" Tuduh Jonghyun langsung pada Seongwoo.

"GAK! Jaehwan Tuh!"

"Ohh berarti kamu yang ngajarin Jaehwan buat nakalin Hyunbin"

"Gak kak! Aku mainan sama Daniel daritadi tau!" Seongwoo makin ngotot gak terima.

Kasian banget anak 8 tahun ini, habis dicurigai sama mamanya, giliran Jonghyun ikut curiga sama dia.

"Udah, udah, jangan berantem lagi. ayo main di belakang, ajak kakek juga!" Seru Jonghyun menenangkan kelima sepupunya. Dia memimpin jalan menuju halaman belakang sementara kelima adiknya mengekori Jonghyun.

Harusnya Jonghyun datang dari tadi, pasti gak akan ada insiden kaki Jaehwan mendarat kasar di lengan Hyunbin. Pasalnya seribut apapun kelima bocah itu, mereka cuma bisa tenang kalau ada Jonghyun. The power of mother gak mempan buat mereka juga.

☆ ☆ ☆

Jonghyun tersenyum samar ketika kakinya melewati pintu yang menghubungkan rumah utama dengan halaman belakang super luas. Ingatan-ingatan masa kecil dengan kelima sepupunya selalu berputar lagi secara tiba-tiba setiap laki-laki itu datang ke rumah kakeknya.

"Udah pada jarang main ke sini ya mas.."

"Eh?" Jonghyun terperanjat kaget dengan kehadiran tiba-tiba kepala pelayan rumah Kakek, "Sebelum aku ini, masa gak ada yang dateng sama sekali?"

"Ada, mas Hyunbin dua minggu yang lalu kalo gak salah. Tapi dateng juga udah malem, hampir pagi malahan. Eh, terus berantem sama kakek, habis sarapan langsung pulang"

"Bermasalah banget dia akhir-akhir ini emang"

Si pria seumuran dengan ayah Jonghyun itu cuma mengangguk paham.

"Tapi serius gak ada yang main kesini sebelum Hyunbin juga?"

"Gak ada mas, sebelum mas Hyunbin kan dua bulan yang lalu mas Jonghyun terakhir main ke sini"

Giliran Jonghyun yang mengangguk paham. Bukan cuma tinggi badan, umur, dan suara mereka aja yang berubah. Suasana dan kebiasaan diantara mereka juga berubah. Dulu hampir setiap akhir pekan mereka berenam selalu main ke rumah Kakek. Sekarang? Jangankan akhir pekan, akhir bulan aja belum tentu mereka sempat berkunjung.

Ada perasaan berdosa dalam diri Jonghyun setiap dia datang sendiri, pasalnya dia terpaksa harus berbohong tentang kenapa dan kemana sepupu-sepupunya pada Kakek. Yah, mau bilang apalagi emangnya selain alasan mereka yang sibuk dengan kegiatan kuliahnya. Padahal belum tentu juga mereka sibuk kuliah, setiap Jonghyun ajak mereka buat berkunjung ke rumah Kakek, ada aja alasan mereka nolak.

"Padahal kakek mau ngobrol sama kalian berenam.."

"Iya, tadi kakek juga bilang begitu. Minta aku ngumpulin anak-anak ke sini."

"Cepet diturutin ya mas, saya gak bisa tidur kalo malem, takut Kakek kenapa-kenapa."

"Hush pak! Jangan mikir aneh aneh ah, Kakek sehat kok. Mungkin emang udah kangen banget sama mereka jadi minta begitu."

Si kepala pelayan gak menyauti lagi.

Parah lah.

Mati-matian Jonghyun membuang pikiran negatifnya soal permintaan Kakek yang suka aneh-aneh belakangan ini, eh sekarang malah diingetin lagi sama Pak Lee. Dikira Jonghyun bisa tidur tenang? Sama. Sama kayak Pak Lee. Tiap malem pusing mikir sidang sama ocehan aneh kakeknya bikin waktu tidur dia semakin berkurang aja.

Ahh! Ngapain aja lagian cecunguk-cecunguk itu sampe rasa perduli mereka menguap begitu saja sama orang tua yang udah sayang banget dan memanjakan mereka dari kecil?



☆ ☆ ☆ ☆


Ngapain aja sih mereka? Kenapa sih mereka?

Ya mulai chapter selanjutnya bakal aku kasih tau gimana strugglenya mereka.

Tapi satu-satu ya.

Fyi aja, Minhyun duluan yang ceritanya bakal aku lempar ke sini 😆

Justice League《Produce 101 Season 2》✔Where stories live. Discover now