Hi-Fi : Penolakan Yang Nyelekit Bikin Steffi Sakit

61.1K 8.8K 277
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Dimas merasa telinganya panas ketika ia sedang mencari jawaban soal biologinya di buku paket. Bagaimana tidak, di bangku sebelah teman perempuannya sedang membahas apa yang terjadi dengan Dimas dan Steffi kemarin.

Yang membuat Dimas bingung adalah mereka berbicara dengan suara kencang, padahal orang yang mereka bicarakan ada di dekat mereka.

"Eh kemarin Steffi nembak Dimas lho!"

"Tapi ditolak kan?"

"Iya, kasian banget."

"Emang ya cowok itu makhluk paling jahara alias jahat di dunia ini," seru Dona sambil mengipas-ngipas wajahnya dengan buku.

"Sekarang Steffi malah nggak sekolah, sakit katanya."

"Efek penolakan cinta begitu dahsyat membahana." Dona berujar dengan mimik wajah berlebihan. Mencoba meniru salah satu artis kenamaan Indonesia tetapi gagal total.

"Gimana kalo kita jenguk aja nanti pulang sekolah? Biar bisa nyemangatin orang yang lagi patah hati juga."

"Setuju."

Dimas mendesah, ia menjadi tambah bersalah sekarang.

Apa benar Steffi jatuh sakit karena ia menolak permintaan cewek​ itu kemarin? Dimas mendesah sekali lagi dan bersandar pada kursinya, matanya lurus ke depan dengan dahi mengernyit karena memikirkan sesuatu.

"Oi Dim." Dimas menoleh kepada Ernest yang baru kembali dari kantin.

"Apaan?"

"Nanti pulang sekolah kita mau jenguk Steffi, lo mau ikut kagak?"

Dimas terdiam sebentar. "Dia kan baru absen sehari, kok udah dijenguk?"

Ernest berdecak kesal. "Alah mau absen sehari kek, dua minggu kek, seabad kek, intinya Steffi tetep lagi sakit. Ayo dong jenguk sebagai teman sekelasnya dia, bukan orang yang kemarin nolak perasaannya dia."

Alis Dimas bertautan ketika Ernest mengatakan hal itu. "Maksud lo?"

"Udah lupain aja. Intinya lo mau ikut jenguk dia nggak?"

Dimas menunduk dan memerhatikan pensilnya. "Liat nanti aja deh."

***

"Dimas ikut please, kalo nggak ikut gue dorong motor lo ke selokan!" Dimas melotot Dona yang kini tengah mengancamnya.

"Maksud lo apa sih?"

"Duh Dimas cowok super duper nggak peka eh, cowok emang nggak peka semuanya sih." Dona menarik napas sebelum melanjutkan kalimatnya, "ikut ya? Sekelas mau ikut masa lo doang yang nggak?"

"Kok maksa?"

"Ih ini muka pengen banget gue cakar. Mana solidaritas lo sebagai teman sekelas?"

Dimas mendengus. "Iya-iya gue ikut."

Dona nyengir ketika Dimas memakai helmnya dan mulai mengikuti yang lain menuju rumah Steffi.

Dona menoleh kepada Ernest dan mengacungkan jempolnya. "Sukses."

***

Hi-Fi (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now