Hi-Fi : Hi ... Steffi

86.2K 12K 574
                                    

Dimas Kesara Prahasa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dimas Kesara Prahasa

***

Dimas menarik dan mengembuskan napasnya berulang-ulang, mencoba memberanikan diri untuk menghampiri Steffi dan bertanya sesuatu.

Apa ia akan berbasa berbasa-basi terlebih dahulu? Tetapi ia bingung ingin membicarakan apa. Yang Dimas ketahui hanya Steffi menyukai hal-hal berbau Korea. Haruskah ia memulai percakapan dengan topik itu?

Atau lebih baik ia meminta bantuan Ernest saja? Karena Ernest sangat mudah bergaul, berbanding terbalik dengannya yang sering merasa canggung walaupun sekadar mengobrol dua tiga patah kata.

Tapi sepertinya Dimas harus menyelesaikan ini sendiri, meskipun dengan perasaan gugup ia menyetujui keputusan itu dalam hatinya.

Dengan langkah lambat Dimas menghampiri bangku Steffi, duduk di depan mejanya yang kebetulan kosong.

"Hai ... Steffi." Steffi yang awalnya menunduk memperhatikan layar ponsel mendongak, mengernyitkan dahinya bingung karena Dimas tiba-tiba mengajaknya berbicara.

"Apa?" Dimas meneguk salivanya kasar. Mengapa jadi ia yang merasa serba salah? Harusnya kan Steffi yang merasa begitu?

Ekspresi cewek itu sendiri datar-datar saja, seolah tidak memiliki perasaan bersalah tentang suatu hal pun.

Melihatnya Dimas ingin segera mencubit pipi Steffi dengan pembuka tutup botol atau tang karena gemas.

"Gue mau nanya sesuatu sama lo."

"Tumben."

"Apa?"

"Biasanya kan lo terkesan irit ngomong sama orang lain. Dan sekarang tiba-tiba ngajakin gue ngobrol, lo sehat kan?"

Tidak, Dimas sedang mengalami kanker.

Kantong kering.

"Jadi, lo ngebolehin gue ngasih pertanyaan atau nggak?"

"Silakan aja, gue juga nggak ngelarang kok."

"Lo ... yang tiap hari ikut hotspot mi-fi gue ya?" Steffi menaikkan kedua alisnya bersamaan.

"Emang kalo iya kenapa? Masalah?"

Dimas membulatkan matanya tidak percaya. "Ya iyalah. Maksud gue, lo ijin aja nggak."

"Yaudah, sekarang gue ijin ya. Selesai."

"Steffi, gue nggak ngijinin." Steffi mendelik, lalu memeletkan lidahnya. "Pedit amat lu jadi orang."

Dimas berdecak.

TANG MANA TANG?

Hi-Fi (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now