[7.]Pertarungan sengit

6.6K 369 13
                                    

"Dia..."

"Bevan Lucifer, ayahku."

Zen memandang Bevan dengan pandangan bingung sendiri. "Ayahku adalah penguasa alam bawah, alias dunia gelap. Dia mempunyai kekuatan iblis," ucap Kiezi yang membuat Zen mengerti.

Bevan menatap benci ke arah Kiezi, "Beraninya kau melukaiku!? Dasar naga brengsek! Aku kubunuh kau." Teriak Bevan marah.

"Membunuhnya? Langkahi dulu diriku Bevan," ucap Kiezi yang sudah terbang tepat didepan naga dan Bevan yang ada di atasnya.

Buggh!

Kiezi melayangkan tinju kegelapannya, tubuh Bevan terpental diikuti oleh teriakan naga milik Bevan yang bagian tubuhnya terluka.

"Kau, Fiola! Kau tak apa?" Tanya Bevan dengan raut wajah khawatir karena naga kesayangannya terluka. "Segel Fiola Fiolasond tutup." Perlahan tubuh Fiola menjadi manusia kembali.

Ada luka besar di perutnya, Bevan menatap luka itu sambil menggeram marah. "Beraninya kau melukai Fiola! Kiezi aku akan membunuhmu."

"Segel Zenard Fiolasond tutup." Tubuh Zen menjadi manusia kembali, Kiezi terbang menggunakan rantai kematian yang menjadi sayapnya. Bevan sama dengan Kiezi terbang di atas.

Zen yang ada di bawah menuju ke tempat Fiola tanpa diketahui oleh Bevan sendiri. Zen menatap wajah Fiola dengan wajah pucat pasi.

"Tidak mungkin, ka-kakak?" Gumam Zen pelan. Fiola yang sedikit sadar langsung berusaha bangun dan langsung mundur dengan takut.

"Kakak ini aku Zenard, adikmu," ucap Zen pelan.

"Ka-kau Zen? Ka-kamu selamat? Bagaimana bisa?" Lirih Fiola sambil menahan rasa sakit diperutnya. "UHUKKK!" Fiola terbatuk dan mengerluarkan darah.

"Kau pergi! Jangan disini!" Bentak Fiola sambil menyerang Zen menggunakan listrik hitam miliknya. Zen menangkis dengan mudah. "Kau kejam kak! Kau merelakan keluargamu demi vampir bajingan itu!" Bentak Zen yang membuat tubuhnya dikelilingi dengan aura hitam.

Zen melihat keselilingnya ada pertarungan di area lain, suara ledakan itu semua membuat Zen mengingat kembali masa lalunya.

"Kau membunuh ayah, ibu, Devin, oma, opa! Bahkan kau akan membunuhku!? Kau kejam! Aku tak habis fikir denganmu!" Tubuh Zen melayang ke atas dari tangannya keluar sebuah rantai hitam lalu teraliri listrik membuat Fiola langsung berdiri dan berusaha menyerang Zen.

Fiola mengeluarkan racun naga dan mengenai Zen tapi...

"Cih racun seperti ini tak akan membunuhku, kau akan mati kak! Aku ingin kau mati. Kau harus mati karena kau telah membunuh keluargaku!" Bentak Zen menatap dingin ke arah Fiola.

Zen menyerang Fiola tanpa pandang bulu, "Aku akan seperti dirimu kak! Aku sekarang kejam! Itu semua juga karena dirimu!"

Fiola berusaha menghindari rantai dari Zen, dia tidak mengira kalau Zen akan seperti ini. Bahkan Zen sudah seperti vampir selalu kejam.

"Ze-zen ma-maafkan aku, aku terpak-ARGGHHHH!" Teriak Fiola karena Zen sudah lebih dulu menusuk perut Fiola dengan rantai hitam miliknya. "Aku tak akan mengampunimu! Tak akan! Aku akan membunuhmu! Kau harus mati!"

"Zen aku minta maaf, a-aku minta maaf Zen. Kakak terpaksa," lirih Fiola yang juga berusaha melepaskan paksa rantai hitam yang sudah dialiri dengan listrik hitam oleh Zen.

"Berhenti Zen, tolong.," lirih Fiola memegangi luka miliknya. "Tak akan sebelum kau mati!" Bantah Zen yang sudah mengeluarkan aura yang menakutkan.

"Aura apa ini?" Gumam Delia yang juga merasakan aura kegelapan dari Zen. Delia melihat ke segala arah. Delia menatap Zen yang sudah mengeluarkan aura yang sangat menakutkan.

Zen tak peduli dengan omongan Fiola, dia akan membunuh Fiola dengan rasa dendam dan kebencian.

Zen bersiap membunuh Fiola, Fiola tidak bisa apa-apa dia sudah memiliki luka diperutnya sangat besar.

"Hyahhh!"

"ZEN! CUKUP!" Teriak seseorang membuat Zen tersadar dengan apa yang dia perbuat perlahan rantai dari tangan Zen menghilang. Kiezi turun lalu memberikan tubuh Bevan yang sudah tak berdaya.

"Kau bawa tuanmu pergi! Katakan padanya aku setuju dengan perang yang akan terjadi beberapa tahun lagi!" Suara Kiezi terdengar sangat dingin.

Semua yang ada di halaman terperengah kaget, tidak ada yang bisa melawan Bevan. Tapi ternyata Kiezi berhasil mengalahkan Bevan.

Fiola langsung menatap dingin Kiezi, "Kau!" Geram Fiola sambil langsung melihat keadaan Bevan. Fiola langsung membawa Bevan lewat jalur teleportasi.

Serr!

Portal teleportasi tertutup, semua monster menjadi debu. "Hahh... melelahkan, Zen kau tidak boleh terlalu terbawa emosi," tegur Kiezi membuat Zen sedikit tersenyum kikuk.

"Maafkan aku Ki," ucap Zen.

---

Saat pertarungan antara Bevan dan Kiezi...

Kiezi menatap Bevan sangat tajam, Kiezi langsung menyerang Bevan dengan rantai hitam miliknya.

Pyass!

Boomm!

Bevan menangkis serangan rantai hitam milik Kiezi. "Sudah kubilang itu semua percuma Kiezi! Kau takkan bisa melawanku!" Teriak Bevan.

Bevan mengarahkan rantai hitam miliknya kearah Kiezi. Kiezi yang belum sempat menghindar terkena dibagian tangannya. "Hahahaha! Kena ju-apa?"

Luka Kiezi sembuh dengan hanya beberapa detik saja. "Ada apa? Kau mau bilang kalau aku akan langsung tumbang? Oh Bevan, kau lupa aku anak dari Gleya Lucifer yang sebelumnya keluarga Heafon. Kekuatan penyembuhan," ucap Kiezi dengan sinisnya.

"BRENGSEK! AKU AKAN MEMBUNUHMU!" Teriak Bevan sangat marah dan terus melancarkan serangan bertubi-tubi, Bevan sama sekali tidak memperbolehkan sosok Kiezi untuk menyerang, Kiezi diam dengan temeng sangat tipis dan kasat mata.

"Ck! Semakin hancur lebih baik, aku menyerang dari belakang saja." Kiezi segera terbang ke atas. Tapi matanga terkunci oleh sosok Zen yang baru saja ia tau kalau dia mengeluarkan aura sangat hitam.

"Jangan memalingkan wajah dari musuh KIEZI!!" Teriak Bevan membuat Kiezi kaget lalu segera menghindar dari serangan tiba-tiba Bevan.

Aku harus menghentikan Zen. Batin Kiezi khawatir.

Kiezi segera terbang dengan kecepatan tinggi. Bevan mengejar Kiezi dan terus menerus menyerang.

Kiezi berhenti dan berbalik dan langsung menghunuskan sebuah belati kesayangannya.

JLEB!

Bevan yang tidak sadar pun langsung terkena. "Uhuuk!" Bevan menatap tangan Kiezi yang menggenggam belati perak yang dulu pernah ia berikan kepada anaknya ini.

"Kau, bagaimana bisa kau masih me-memilikinya? Uhukk..." Bevan berusaha melepaskan diri dari belati perak yang digenggam oleh Kiezi.

Kiezi langsung mengunci Bevan dengan rantai hitam miliknya. "Kau takkan bisa kemana-mana Bevan," desis Kiezi tajam.

Bevan menatap benci ke arah Kiezi. Bevan berusaha bergerak tapi tak bisa. "Hahaha, tak apa jika aku mati disini. Tapi lihat saja perang yang akan terjadi beberapa tahun lagi akan membuat kalian vampir bangsawan musnah"

"Kenapa kau selalu ingin vampir bangsawan hancur, sedangkan kau sendiri adalah vampir dari klan terkuat?" Tanya Kiezi dingin.

Bevan terkekeh, "aku membenci kalian karena merasa bisa menyaingiku, sudah aku bilang kalian tidak akan bisa menyaingiku."

"Aku akan membunuhmu kalau aku tak punya hati," ucap Kiezi dingin lalu mengaliri listrik di belati perak yang tertancap di perut Bevan. "Soalnya Fiola mu itu pasti butuh bantuan mu," sejurus kemudian tubuh Bevan ambruk.

Kiezi menopang tubuh Bevan lalu membawanya ke Zen yang sudah hampir membunuh Fiola.

---

VINAANANTA

REVISI : KAMIS, 5 OKTOBER 2017

BLOOD ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang