Ku putar pandanganku ke seluruh kelas, mencoba memandang sisa anak yang ada di dalam kelas.

"Kamu atur aja, aku lagi buntu banget." jawabku.

"Ayo, Im. Laper banget nih." Rengekan Vanessa memaksaku untuk mengakhiri pembicaraan dengan Jeco. Aku melambaikan tangan untuk salam perpisahan dan segera berjalan bersama dengan Tata.

Terakhir yang aku lihat Jeco terus berdiri di tempatnya sambil memandangku. Entah apa yang ada di pikirannya sampai bisa berbuat seperti ini padaku.

***
Ku seruput jus jeruk yang ku pesan 5 menit yang lalu. Kemarin malam Jeco meminta ku untuk menemuinya di kantin setelah pulang kuliah. Berhubung hari ini aku hanya ada satu mata kuliah, pikirku tak salahnya aku bertemu sebentar dengan Jeco. Siapa tau dia memang ada sesuatu yang penting denganku.

"Ayma. Aku kira kamu bakal lupa lagi." kata Jeco membuyarkan lamunan ku.

Hanya ku balas senyum tipis.

"Enggak, gimana? Ada apa ngundang aku kesini?" tanya ku langsung pada intinya.

Jeco meletakkan tas ranselnya di kursi yang ada di sebelah kursinya,melipat tangannya di meja lalu menatapku dengan aneh.

"Jeco kamu kenapa sih ngeliatin aku gitu banget?" Tanya ku yang mulai risih dengan sikap Jeco.

"Kamu habis ini mau langsung pulang apa gimana?" Tanya Jeco balik.

Ku hela nafas malas sebentar, "sebenernya aku mau ke kos Pika dulu habis ini. Ada janji sama dia mau beli sesuatu. Kayaknya aku juga nggak bisa lama lama." jawabku sekenanya.

"Oh gitu, aku kira hari ini udah kamu kosongin buat ketemu aku." katanya dengan nada menyesal.

Ku lemoarkan senyum kecut setelah mendengar ucapannya. "Yah, maaf ya Jeco."

"Kalo gitu kamu boleh balik aja deh, nanti Pika nungguin kamu kelamaan." kata Jeco.

Aku terheran dengan laki-laki ini. Pertemuan yang tidak begitu jelas tujuannya apa. Tanpa berpikir panjang aku segera mengambil tas jinjingku lalu pergi meninggalkan Jeco yang masih terdiam di tempatnya. Ku lerceoat langkahku menuju mobil yang kebetulan aku parkir agak jauh dari biasanya.

"Aymaa."

Aku mulai mengumpat dalam hati saat mendengar namaku di panggil oleh seorang . Aku menghentikan langkahku dan dengan berat menoleh kearah suara tersebut.

Seorang lelaki dengan setelan baju polo biru gelap dan celana jeans mendekati ku. "Hey buru buru banget jalannya." Katanya.

Aku kembali bernafas normal saat sadar aku menahan nafas saat melihat siapa yang memanggil namaku barusan.

"Astaga, Alva, aku kira siapa." pekikku sambil mengelus dada yang mulai berdetak kencang.

Alva mengerutkan dahinya heran. "Emang kamu lagi ngehindari seseorang?" Tanyanya sambil menoleh kearah belakang kami.

Aku langsung menggeleng mantap untuk menjawab pertanyaan Alva lalu tersenyum setulus mungkin untuk menutupi perasaan malu ku.

"Kamu habis dari mana?" ku coba mengalihkan pembicaraan.

"Habis dari ruang dosen, ini mau pulang. Kamu mau kemana ini?" jawab Alva.

Tak lama setelahnya ku lihat sosok Jeco yang keluar dari kantin dan berjalan kearahku dan Alva. Entah seperti refleks, aku menggandeng lengan Alva dan menuntunnya untuk berjalan berdampingan. Aku tau perilaku ini akan membuat Alva keheranan. Dia hanya diam dan sesekali menoleh kearahku yang terus menariknya untuk berjalan.

"Im kenapa sih?" Tanya Alva heran.

"Sejujurnya aku lagi ngehindari Jeco. Nggak tau kenapa dia aneh banget gitu loh sama aku." Jawabku cepat.

Aku merasa Jeco berjalan bergitu cepat. Hampir menyamai kami berdua. Jantungku seperti di adu, berdetak sangat kencang.

Sebuah rangkulan di pundak mulai aku rasakan, rupanya Alva mengerti dengan maksudku menggandengnya. Tanpa minta ijin terlebih dahulu, Alva mengarahkan langkahku untuk melewati jalan lain menuju parkirannya. Aku tak tau apakah Jeco sempat mengenaliku atau tidak, yang pentinf aku tidak ingin bertemu dengannya untuk sekarang.

"Udah aman." Kata Alva.

Aku menghela nafas lega saat sampai di depan mobil. Alva sengaja mengantarkan aku tepat di depan mobil karena ingin memastikan aku tidak bertemu dengan Jeco.

"Makasih ya, Va. Kamu bantuin aku lagi." Kataku.

"Santai aja. Yaudah ya aku pulang. Hati hati, jangan ngantuk."

Aku memandangnya sampai habis di pertigaan jalan. Tersenyum sebentar lalu masuk kedalam mobil.

Salahkah jika aku memilih untuk beristirahat terlebih dahulu? Dari cinta....

Setelah Aku Tau |✔Where stories live. Discover now