KEDELAPAN

1.2K 66 0
                                    

"Eh aku kayaknya bakal beli yang warna ini deh, Van." Kata Pika sambil menunjukkan layar ponselnya kepada Vanessa yang juga sedang asik menatap ponsel miliknya.

Vanessa mengangguk setuju dengan warna lipstick yang ditunjukkan Pika tadi. Tak lama Tata datang sambil membawa empat gelas berisi minuman yang kami pesan tadi. Cafe ini termasuk cafe yang sepi. Kami selama ini termasuk jarang menetap di cafe untuk sekedar mengobrol.

"Makasih, Tata sayang." Kata ku. Tata menunjukkan wajah jeleknya saat aku mengucapkan kalimat itu untuknya. Dia duduk disampingku lalu menyeruput minuman yang dia pesan sendiri.

Ponselku berdering nyaring secara tiba-tiba dan nama Jeco tertera jelas disana. Tata mengangkat sebelah alisnya membaca nama Jeco disana, sama herannya denganku. Ku tekan tombol hijau perlahan.

"Halo." Sapaku.

"Im, kamu dimana? Aku udah sampe di tempat janjian kita." Kata Jeco dari seberang sana.

Aku terdiam sejenak lalu terbelalak mengingat jika aku memiliki janji untuk pergi bersama dengan Jeco Sabtu ini. "Ya ampu, Co. Aku lupa banget kalo udah janjian ketemu sama kamu. Duh, gimana ya aku lagi sama Tata soalnya."

Tak terdengar apapun dari sana.

"Oh gitu, yaudah deh nggak papa. Next tim aja kita janjian lagi. Enjoy your time." Kata Jeco.

Sambungan terputus setelah itu. Ada perasaan bersalah. Pika, Tata dan Vanessa menatapku heran. Aku menyunggingkan senyumanku untuk mencairkan suasana yang seakan memaksaku untuk menjelaskan.

"Jeco. Aku lupa kalau hari ini aku ada janji nemenin dia cari buku." Kataku.

Terlihat Pika sudah tertawa tipis mendengarkan pernyataanku. Aku terheran dengan sikapnya yang tiba-tiba tertawa seperti itu." Kenapa, Pik?" Tanyaku.

"Kamu sadar nggak sih kalo sih Jeco itu suka sama kamu, Im." Jawab Vanessa.

Ku kerutkan dahiku. Hanya senyuman tipis yang menjawab pernyataan Vanessa.

"Semuanya aja, Van, suka sama aku." kata ku pada Vanessa sambil menyeruput minuman yang ku pesan tadi.

Bukan hal yang mudah untuk membuka hati untuk sosok yang baru.

***
Suasana panas mengikuti kegiatan perkuliahan siang ini. AC yang sudah disediakan kebetulan ada masalah hari ini. Entah kenapa tidak bisa menyala AC hari ini dan memaksa kami semua untuk mengalih fungsikan kertas menjadi kipas dadakan.

"Duh panas banget." Omel Tata sambil terus menjadikan kertas folio sebagai kipas dadakannya.

Aku terkekeh melihat ketiga temanku terus menggerutu sebal karena AC kelas tidak bisa menyala. Lima belas menit kemudian dosen memutuskan untuk mengakhiri mata kuliah karena rupanya dia juga tidak tahan panasnya kelas ini.

"Im.." suara panggilan itu menghentikan langkah ku dan juga ktigas temanku.

"Iya?" Jawabku pada Jeco yang sudah berdiri di belakangku dengan setelan polo berwarna hitam.

"Soal yang kemaren... " dia memutus pembicaraan karena seorang temannya menepuk pundaknya.

Aku mengangguk sambil menampakkan senyuman terbaikku untuk Jeco."Aku yang salah, aku minta maaf karena luoa kalo kemaren Sabtu ada janji sama kamu. Next time kita janjian lagi." kataku.

Jeco mengedikkan sebelah alisnya sambil membenarkan posisi gendongan tas ranselnya.

"Mmm, kapan ya?"Tanya nya setelah itu.

Setelah Aku Tau |✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang