MPC-20

76.4K 4.5K 83
                                    

Siska duduk dibelakang, dengan kaki yang diselonjorkan.

Akibat dari luka di lututnya. Sekarang Siska tidak bisa menekuk atau menggerakkan kakinya secara bebas.

Siska menatap Mike yang sedang menyetir dengan tenang di bangku kemudi.

Sekarang, dirinya sudah seperri nyonya yang diantar oleh supir pribadi tampan.

Ah, apa yang kau bayangkan Siska.

Mobil berhenti. Siska menatap ke luar jendela.

Rumah sakit.

Dan Siska hanya bisa menghela napasnya pasrah. Mike benar benar aneh.

...

"Kenapa kamu bawa aku ke rumah sakit? liat aja tadi, dokternya sampek tercengang gara gara kamu bawa pasien yang cuma luka sedikit" Gerutu Siska. Sekarang dirinya berada di mobil kembali.

Tadi, saat mereka masuk ke rumah sakit dengan Siska digendongan Mike semua orang menatap mereka aneh.

Mungkin mereka bingung, siapa yang sakit, karna Siska memang nampak sehat sehat saja.

Bahkan, ada ibu ibu yang bertanya apakah Siska hamil atau tidak. Siska benar benar malu.

Belum lagi Mike membawanya ke dokter saraf.

Dalam hati Siska malah menggerutu seharusnya Mike lah yang harus di periksa sarafnya. Lebih tepatnya saraf otaknya.

"Aku khawatir" Jawab Mike singkat. Siska hanya memutar bola matanya.

"Besok libur, aku mau ajak kamu ke suatu tempat" Oke, terdengar seperti memerintah bukan ajakan.

Siska hanya menghela napasnya. Dengan kakinya yang seperti ini.

Tapi, apalah daya Siska yang tidak berani membantah.

"Baiklah"

...

Mereka sampai di sebuah rumah bergaya minimalis.

Sungguh sederhana untuk seseorang yang banyak uang seperti Mike.

Mike lagi lagi mengangkat Siska ala brydal style.

"Kenapa sepi?" Siska langsung saja bertanya apa yang dia pikirkan. Mike menunduk, menatap Siska yang berada di gendongannya.

"Aku tinggal sendiri.. palingan ada pembantu dan satpam" Jawab Mike.

Siska mengangguk mengerti.

Mike membawa Siska menuju kamar. Siska mengerutkan alisnya.

"Kok, wangi kamarnya kayak kamu?"

Mike terkekeh, lalu mengecup sekilas pipi Siska. "Ini kamar aku"

Siska mendelik. Sedangkan Mike dengan santainya meletakkan Siska di kasur.

"Kamar kamu?"

Mike hanya mengangguk. "Aku gak tidur disini kok, kamu tenang aja, aku tidur di sofa" Ujar Mike.

"Gak ada kamar lain?"

"Ada, tapi dilantai atas"

Siska menggigit bibir bawahnya. "Aku aja yang tidur di sofa"

Mike menatap Siska dingin. "Enggak" Tegas Mike dan langsung keluar kamar. Siska mendesah berat.

Mike dan kepala kerasnya.

...

Mike menggeram tertahan.

Dia tentu saja tau siapa perempuan yang menutup mukanya dengan masker dibalik mobil hitam itu.

My Possessive CEO✔Where stories live. Discover now