MPC-3

106K 7.4K 50
                                    

"Saya?"

"Iya"

Siska menatap takut. Bagaimana tidak, ada orang yang berpakaian serba hitam bertanya namanya. Padahal mereka tidak saling kenal.

"Bisa nona ikut saya? saya sudah diperintah oleh tuan"

"ma-af.. Saya tidak mengenal tuan anda" Ucap Siska.

Dan setelah itu dia langsung berdiri dan berjalan cepat meninggalkan laki laki berpakaian serba hitam itu.

🚶🚶🚶

Siska menatap jalanan yang dilewatinya. Sepi. Satu kata yang bisa di jabarkan olehnya.

"Ya allah, aku ada dimana ini?" Takut Siska sambil menatap sekitarnya.

Gara gara berjalan tanpa tau arah tadi. Di sinilah Siska, berjalan seperti anak kucing tak tau arah.

"Hp!" Serunya. Lalu merogoh tasnya.

Setelah mendapat handphone yang dicarinya langsung saja dia mencari nama 'Kak Sella'

Dering pertama belum diangkat.

Dering kedua belum diangkat.

Dan baru, dering terakhir diangkat.

"Halo Sis? Ada apa?"

"Kak tolo..-"

Tit..

Siska menatap layar handphonenya. Mati.

"Gi mana ini?" Ucap Siska takut. Lagi lagi dirinya menatap ke sekeliling.

Di ujung jalan, Siska bisa melihat segerombolan orang berpakaian seperti preman..Ralat itu memang preman, Berjalan ke arahnya dengan pandangan garang.

"Mama.."Gumamnya takut.

"Hey, hey ada cewek fresh tuh" Salah satu dari gerombolan itu  bersuara.

Siska menunduk.

"Ja-ja..ngan gang-gu sa..ya..Sa-ya gak a..da duit" Suara kecil Siska terdengar.

Hening.

Sudah lebih dari 10 menit dan masih tidak ada suara. Siska mendongak.

Dan terpampanglah wajah tampan pria itu. Ya, pria yang dipanggil Siska dengan panggilan 'om' saat membayar taksi tadi pagi kini sudah berdiri di depannya.

"Eh, Om?" Kaget Siska. Dia melihat ke sekelilingnya.

Preman preman tadi sudah berjalan jauh melewatinya.

Ada kejadian apa dengan 10 menit tadi?

"Kenapa tadi kamu langsung pergi waktu orang suruhan saya mau jemput kamu?" Ujarnya datar dan itu cukup menakutkan.

Lagi lagi Siska menunduk. Dia tidak berani menatap sosok tinggi di depannya.

"M..ma-af" Cicit Siska.

Terdengar helaan napas pelan.

"Ayo, saya antar kamu ke apartemen kamu"

"Eh?"

"Kenapa?"

"Om tau saya tinggal di apartemen?"

Pria itu kelabakan, dan terima kasih kepada yang diatas karna akhirnya dia bisa menjawabnya dengan santai.

"Bukannya pertama kita tabrakan saat kamu keluar dari lift di apartemen ribort? jadi, saya berspekulasi kalau kamu tinggal disana"

Siska mencoba mengingat. Ah benar, dirinya memang pernah menabrak pria di depannya ini dengan tak sengaja.

"Ah, om benar. Siska baru ingat" Cengirnya.

"Kamu ikut saya"

Siska refleks mengangguk dia bingung. Kenapa dirinya harus menurut kepada orang yang tidak dikenalnya ini?

Mungkin karna hawa gagah, berwibawa, dan tak bisa dibantah om itu?

Siska masuk ke mobil mewah itu.  Cukup keren memang, tapi entah kenapa dirinya kurang nyaman.

Apa mungkin karna kebiasaannya menaiki taksi, angkot, ojek atau bus?

"Bisa saya pinjam powerbank om?"

"Kamu bisa ambil di situ" tunjuk pria itu ke dashboard.

"Makasih om..-"

"Mike, cukup panggil Mike, saya belum setua itu sampai kamu memanggil saya om"

Siska menatap sesal ke arah pria bernama Mike itu.

"Maafkan saya Om..-Eh maksudnya Mike..Karna udah panggil Om" Sesal Siska.

Mike menepuk puncak kepala Siska lembut. "Its ok"

Siska terkesiap, dirinya menunduk malu. Dia lebih memilih menghidupkan handphone nya yang mati.

"Jadi seperti janji kamu..Kita makan malam berdua kan?"

Siska meneguk ludahnya susah payah.

"Tapi, saya gak ada uang"

"Biar saya yang traktir"

"Ada satu hal lagi..-"

"Apa?"

"Saya belum minta ijin"

Mike baru akan membuka mulut. Tapi,deringan telepon dari handphone Siska mengharuskan Mike kembali mingkem.

"Iya kak Sel?"

"Lo kenapa  Hp nya tiba riba mati? kakak khawatir tau!!"

Siska tersenyum tipis. "Hp Siska tadi lowbet kak"

Terdengar helaan napas lega. "Syukurlah, kakak kira lo kenapa napa dah,, ah iya kakak mau kasih tau..-"

"Kasih tau apa kak?"

"Kakak pulang larut hari ini, karna kakak habis tempat nenek dan cari kerja"

"Oh, oke kak, oh iya Siska minta ijin ma..-"

"Gue ijinin" tut.

Panggilan terputus, Siska menatap layar hpnya.

"Di kasih ijin kan?"

Siska menatap ke Mike, lalu mengangguk. Sadar bahwa Mike sedang mengemudi dan tidak melihatnya Siska merutuki kebodohannya.

"Iya"

Padahal Siska malah berharap Sella tidak mengijinkannya.

[TBC]

Emh, cerita nya bagus di private atau gimana? Lanjut kalo udah 5+ vote yaa?!!😘😘

Instagram: its_rarahza

My Possessive CEO✔Where stories live. Discover now