MPC-18

69.4K 4.2K 29
                                    

Bukan sesuatu yang mudah agar Rani menceritakan semuanya pada Siska.

Tadi, setelah dirinya membantu Rani untuk menyuruh pergi Arga. Disinilah Siska, memaksa Rani agar menceritakan semuanya.

"Malam itu gue gak tau udah berapa banyak alkohol yang gue minum" Ucap Rani, Rani menghembuskan nafasnya.

"Tapi, walaupun begitu gue masih sadar waktu Arga nabrak bahu gue tanpa sengaja, dan entah bagaimana tiba tiba dia narik gue dan bawa gue ke motel" Sambung Rani. Siska mengelus pelan pundak Rani. Saat ini Rani sudah sesegukan.

"Dan seperti ini akhirnya, gue hamil..Dan gue baru tau kalau Arga itu kakak leting di sekolah kita" Ucap Rani.

Siska menghembuskan nafasnya. Merasa prihatin dengan keadaan Rani.

"Jadi, selama ini kak Arga kenapa selalu ganggu kamu, Ran? kan dia belum tau kamu hamil kan?" Tanya Siska.

"Dia bilang mau bertanggung jawab. Gue gak tau dari mana gue hamil, tiba tiba dia udah datang di depan gue."

Siska memeluk Rani erat. Rani makin menangis sesegukan. Efek hormon ibu hamil, membuat Rani yang susah menangis jadi menangis sesegukan begini.

"Menurut aku Ran, sebaiknya kamu setuju sama ucapan Arga yang mau bertanggung jawab. Kamu mau emang anak kamu lahir tanpa ayah?" Kata kata Siska berhasil membuat Rani membeku.

Rani melupakan satu hal itu.

"Gue akan coba ikuti ucapan kamu Sis, tapi gak sekarang, gue masih butuh waktu"

Siska tersenyum.

"Ah iya lo ngapain dimari?" Tanya Rani. Siska menepuk jidatnya pelan.

"Hampir aja lupa. Aku kemari mau nemenin kamu check up" Ujar Siska.

"Eh? kak Dewi suruh ya?"

Siska mengangguk. "Iya, dia telepon pakek hape kamu tadi."

Rani mendelik. Lalu berjalan cepat ke kamarnya.

"EMANG KAMPREET, PULSA GUE HABIS KAN JADINYA!!"

Siska yang mendengarnya tertawa kecil. Dasar Rani.

👼👼👼

"Oi, jangan lupa beli roti jepang yang bersayap buat gue, dek" Suara Sella yang kini sedang duduk di sofa sambil meringis karna perutnya sakit. Faktor datang bulan.

Siska menjawab hanya dengan mengangguk. "Ya udah gak ada lagi pesanan yang lain?"

"Gak ada deh itu aja..ugh, nyeri banget perut gue"

Siska terkekeh mendengar gerutuan kakak sepupunya itu.

"Aku pergi, assalam mualaikum"

"Walaikum salam,"

...

Mini market yang akan didatangi Siska untuk tepatnya belanja tidak jauh. Tepatnya ada di sebrang jalan apartemen.

Siska menatap ke kanan ke kiri. Melihat apa ada kendaraan berlalu lalang atau tidak.

Melihat kendaraan kini sudah tidak lewat lagi. Siska langsung berjalan menyebrang.

Di ujung jalan seorang wanita menyeringai senang.

Wanita itu melajukan cepat mobilnya ke arah Siska.

Siska masih tidak sadar.

Terdengar teriakan dari orang orang yang kebetulan ada dipinggir jalan.

Siska langsung menoleh. Dan mendapati mobil melaju kencang ke arahnya. Sekilas dirinya bisa melihat perempuan Yang melaju mobil itu kearahnya dan menutup mukanya dengan masker menatap sinis ke arahnya.

Tapi, beruntung nya Siska.

Dirinya sempat mengelak dari kejadian itu.

Lututnya berdarah akibat dari dia terjatuh mengenai aspal. Orang orang mengerumuninya, membantu, dan menanyakan apa dirinya baik baik saja.

"Anda tidak apa kan dek?" Tanya salah satu ibu ibu disitu.

Siska tersenyum. "Gak apa kok bu"

"Lutut nya berdarah tu neng, bisa jalan?" Bapak bapak berkumis bertanya padanya.

Siska menggerakkan kakinya, lalu berdiri dengan di bantu ibu yang bertanya padanya tadi.

"Insya allah bisa pak." Ucap Siska. Lalu menatap ke arah ibu yang membantunya berdiri. "Makasih bu"

Dan perlahan kerumunan itu tidak seramai tadi.

Dengan di bantu penjaga di apartemen yang ditempati Siska. Siska pun berbalik ke penthousenya.

[TBC]

🙈

🙉

Instagram: its_rarahza

Next? please, vote and comment, mak.

Kasih semangat ane😳😳

My Possessive CEO✔Where stories live. Discover now