"Apa?"

"Aku cium tadi"

"Haha, ya suka lah, cuma kaget aja"

Koeun pun tersenyum dengan jawaban Mark. Tiba-tiba Hp Mark bergetar berkali-kali, menandakan telepon masuk.

Cewe Galak is calling....

'Kak Ahrin tumben amat?' Batin Mark.

"Siapa yang?"

"Kakak aku, bentar ya." Mark pun berdiri dan menjauh dari Koeun kemudian menerima panggilannya.

"Halo kak? Napa?"

"Lo belom kelar kuliahnya? Gue ada shift nih sejam lagi."

"Apa urusannya sama gue?" Mark mengernyit.

"Lah yang jaga Hyena siapa begoo!" Geram Ahrin kesal.

"Eh iya lupa. Hyena. Ini gue pulang. Bye" Mark langsung mematikan panggilannya sebelum Ahrin sempat menjawab. Mark kembali ke bangkunya.

"Yang, pulang yuk. Gue ada urusan."

"Ooh yaudah yuk."

Mereka pun akhirnya meninggalkan Mall. Mark mengantar Koeun pulang terlebih dahulu.

"Kamu ga mampir dulu?" Ucap Koeun saat mereka sampai.

"Gak yang, buru-buru."

"Oh yaudah, hati-hati ya" Koeun mengecup pipi Mark sekilas kemudian keluar dari mobil Mark.

Mark pun meninggalkan rumah Koeun dengan senyum mengembang.

-----

Saat sampai di apartment, Mark melihat Ahrin dan Hyena yang sedang tidur di kamarnya. Saat Mark akan membangunkan Ahrin, ia melihat ponsel milik Ahrin yang tiba-tiba menyala. Mark mengambilnya, ternyata ada pesan.

Dr. Lee Taeyong
Rin, aku jemput ya? :)

'Cih, sok romantis' batin Mark. Ia pun mengetikkan sesuatu di ponsel Ahrin.

Suster Ahrin
Gak usah, aku berangkat sama pacar.

Setelah mengirimnya, Mark buru-buru menghapusnya. Mark menaruh ponsel Ahrin ke tempat semula.

"Kaaak, bangun kak, katanya mau kerja" Ucap Mark menepuk-nepuk pipi Ahrin pelan.

Ahrin mengerjapkan matanya kemudian duduk.

"Iya iya, gue pulang dulu belom mandi." Ucap Ahrin berdiri dan mengambil ponselnya di kasur Mark.

"Mandi sini aja kak, ntar gue mandiin hehe" Mark tersenyum jahil sambil menaik turunkan alisnya.

"Kaya pedopil lu najis." Ahrin mendorong pipi Mark. Kemudian buru-buru keluar dari apartment Mark, membuat mark terkekeh geli.

------
Ahrin menyisir rambutnya rapi kemudian memakai topi perawatnya. Setelah siap, Ahrin menuju ke pintu dan memakai heels putihnya dan keluar.

"Aaaa" Mulut Ahrin dibekap oleh Mark.

"Lebay lo sat!" Maki Mark. Ahrin melepas bekapan Mark dan menatapnya kesal.

"Ya lo ngapain depan pintu. Kan kaget bego!"

"Gue anter yuk" Mark menggandeng tangan Ahrin keluar menuju lift.

Saat sampai di lift, Ahrin melepas tangan Mark dari pergelangan tangannya. Sentuhan Mark seperti alat kejut jantung baginya. Namun Ahrin dapat dengan mulus menutupinya.

"Tumbenan amat lo"

"Lagi baik ngapa si. Makasih kek lo, gue meluangkan waktu nugas gue buat nganter lo"

"Ya gue ga minta ya." Ahrin menyilangkan tangannya dan membuang muka cuek.

"Untung ini lift ada kameranya. Kalo gak, abis lo kak."

"Hah? Maksud lo?"

Pintu lift terbuka. Mark keluar tanpa menjawab pertanyaan Ahrin. Mark berjalan ke mobilnya dan masuk. Ahrin diam diluar mobil Mark seperti menimang sesuatu.

Mark membuka jendelanya.
"Ngapain sih lo? Buruan masuk."

"Lo ga mau nyelakain gue kan?"

"Hah?"

"Tadi katanya lo mau ngabisin gue?"

"alah geblek, kagak lah, masuk."

Ahrin pun masuk ke mobil Mark. Mark langsung melajukan mobilnya.

"Lagian maksud gue bukan itu"

"Trus apa?"

"Pikir aja sendiri" Mark tersenyum penuh arti.

Ahrin tampak berfikir sejenak. Dahinya mengernyit. Ekspresi Ahrin sangat lucu saat ini, membuat Mark tertawa dalam hati.

"Heh lemot, maksud gue, ngabisin lo di ranjang"

Mata Ahrin membulat. Ia kemudian memukuli lengan Mark. "Dasar Mesum! Menyebalkan! Mati kau!"

"Eh kak aw iya ampun aw aw lagi nyetir eh tar nabrak!"

Ahrin pun menghentikannya pukulannya. Ia berbalik memunggungi Mark dan menyilangkan tangannya. Ekspresi ngambek dari Ahrin benar-benar menggemaskan menurut Mark membuatnya tersenyum.

Ketika mobil berhenti, Ahrin segera keluar dari mobil Mark tanpa mengucapkan terimakasih. Ia benar-benar kesal dengan Mark yang menurutnya berpikiran sangat kotor.

Saat Ahrin berjalan, tiba-tiba pergelangan tangannya ditarik, kemudian wajahnya berhadapan dengan dada seseorang yang ia kenali bajunya milik Mark. Ahrin berusaha memberontak tapi Mark makin memeluknya erat. Akhirnya Ahrin diam.

"Jangan marah-marah terus, gue cuma bercanda."

Cup!

Mark mencium kening Ahrin singkat.

"Semangat kerjanya!" Mark mengelus kepala Ahrin kemudian berjalan meninggalkan Ahrin yang masih mematung.

Mark memasuki mobilnya. Ia tersenyum memikirkan hal tadi. Namun tak lama, senyumnya luntur.

'Ah, kenapa aku bahagia? Aku pasti sudah gila!'

------

Meskipun awalnya kurang ena, tapi akhirnya ena juga kan/? :v

Maaf kepanjangan, ini chapter sampe 1100 word, karna yang panjang lebih ena dan terasa/?

Ya in aja sih, hehe.

Semoga sukaa ♥

PAPA MUDA ✘ Mark Lee AU ✅Donde viven las historias. Descúbrelo ahora