◆5

9.1K 964 77
                                    

Sasuke Pov

Apa-apaan ini, kenapa Naruto tiba-tiba menyatakan cinta padaku. Apa yang sebenarnya terjadi, bagaimana ini. Apa dia hanya berbohong saja, pikirku.

"Maksud Kakak apa, aku tidak mengerti." ucapku pura-pura tidak tahu.

"Kau tidak perlu binggung, mungkin ini aneh. Tapi perasaanku serius padamu, jadi maukah kau menjadi kekasihku?" tanya dia dengan nada serius.

"Tapi Kakak," sejujurnya aku ingin percaya tapi satu yang harus kupastikan.

"Aku mau, tapi dengan satu syarat, jika kakak mau. Aku akan menerima Kakak." jelasku padanya.

"Syarat?" beonya.

"Iya, itupun kalau kau mau Kakak." negoku padanya.

"Baiklah jika itu maumu, aku bersedia." Aku tersentak kaget, bagaimana mungkin seorang Uzumaki Naruto mau menurunkan harga dirinya demiku.

Aku sadar sebagai siapa aku saat ini, jika aku seorang Uchiha Sasuke mungkin aku akan banggang, tapi ini aku sebagai seorang pencundang.

"Jadi cepat katakan apa syarat yang kau mau?" tanya penasaraan.

"Begini, aku mau menjadi dominan di hubungan kita, apa kau mau?"

Bisa aku lihat Naruto kaget dengan perkataanya, aku yakin kali ini dia pasti akan marah. Bisa terlihat dari tangan yang mengepal erat. Lihat Uzumaki, apa kau mau menjatuhkan harga dirimu lebih dari ini.

Kulihat dia mengambil nafas berulang kali, kulihat amarah tadi sudah mulai berkurang di pacaran matanya. Apa dia serius.

"Hanya itu?" tantanngnya padaku.

"Iya, hanya itu." balasku.

"Baiklah aku bersedia, jadi mulai sekarang kau kekasihku." Lanjutnya dan pergi meninggalkan aku.

Tapi tidak lama dia berbalik kembali, apa dia akan berubah pikiran. "Katakan kelasmu? Berikan nomer teleponmu?" katanya setelah sampai di depanku.

"Hah!"

"Sudah aku katakan, bukan Hah yang aku mau. Cepat berikan handphone mu!!" tegasnya sambil meminta handphoneku.

Aku segera mengeluarkan handphoneku dan menyerahkannya pada Naruto. Dengan cepat, dia mengambil dan mengetikan sesuatu disana. Aku cuman heran dan begong melihatnya.

"Ini," katanya setelah selesai dengan handphoneku dan menyerahkannya padaku lagi." Katakan kelas berapa kau berada?" lanjutnya lagi.

"Kelas, aku sekelas dengan adikmu Kakak." jawabku.

"Adikku?"

"Iya adikmu, Uzumaki Gaara." terangku.

"Jadi kau sekelas dengan manusia Panda itu," heboh Naruto.

Manusia Panda, mungkin itu memang benar. Gaara bahkan Kakak-mu sendiri mengatakan kau Panda. Dasar bocah gila.

"Kau kenal dengan dia?" tanyanya lagi.

"Iya kak, sulit untukku mengakui dia sebagai sahabatku kak,"

"Jadi kau sahabat yang selalu dibicarakan oleh Gaara. Astaga kenapa Tokyo begitu sempit."

"Baiklah, tapi aku sarankan padamu lindungi adikku. Walaupun dia ceroboh dia orang baik." jelas dia padaku.

"Tentu kak."

"Kalau begitu, aku mau pulang dulu. Aku ada pertemuan nanti malam."

"Kemana?" tanyaku penasaran.

"Bukan tempat yang baik untukmu, aku janji tidak akan macam-macam, kau tahu aku mampu melindungi diriku."

"Jadi biarkan aku pergi?!" ijin dia padaku.

"Aku tidak bisa melarang apa yang kau mau kak, tapi aku harap kau baik-baik saja." Dan aku akan selalu mengawasimu dari belakang lanjutku dalam hati.

"Terimakasih. Aku pergi," katanya dan bergegas pergi dari hadapanku.

Sekarang aku yakin ternyata Gaara benar, Naruto tidak melihat seorang dari penampilannya. Tahu begini aku dekati dia dari dulu sesalku.

Aku berjalan pergi meninggalkan area sekolah dan melihat sopir pribadiku sudah menunggu, ini adalah salah satu alasanku kenapa aku pulang saat murid lain tidak ada.

Perjalanan menuju rumahku tidak banyak menghabiskan waktu, aku termenung sepanjang jalan. Apa benar seorang Uzumaki Naruto menyukai ku bahkan mencintaiku.

Dia mencintai Takashima Asuna bukan Uchiha Sasuke, bagaimana nasibku nanti jika aku berkata jujur padanya.

Atau dia tahu siapa sebenarnya diriku, maka dari itu dia menyatakan cintanya padaku. Banyak pikiran pikiran negatif yang bersarang di otakku.

Bukannya aku tidak senang berpacaran dengan Naruto, hanya saja aku heran bagaimana ini bisa terjadi.

Dulu aku memang pernah menyelamatkanya dari bedebah sialan itu. Beraninya dia memukul bahkan menculik Naruto ku.

Amarahku memuncak kala mengingat kejadian itu lagi, untung saja aku sudah menghabisinya dan menghancurkan keluarga mereka.

Sebaiknya aku menanyakan ini pada Gaara, siapa tahu dia membocorkan siapa aku sebenarnya. Kalau sampai itu terjadi aku akan menghajarnya.

Ku ambil handphone yang ada di saku celanaku dan mendial nomer seorang. Siapa lagi kalau bukan nomer Gaara.

Via Telepon On

"Panda kau dimana?"

"Sial kau Sasuke, kau tidak bisa berkata hallo terlebih dahulu!"

"Kau tahu itu bukan gayaku."

"Menyebalkan, ada apa?"

"Kau tahu di mana kakakmu akan bertarung, nanti malam?"

"Tentu aku sangat tahu, apa kau mau kesana?"

"Iya aku akan kesana, menujukan siapa Uchiha Sasuke itu padanya."

"Jadi kau mau berkenalan dengan dia secara normal?"

"Hn."

"Sial aku tidak.."

Sambungan ku putus begitu saja, aku tidak suka berbasa basi. Apalagi dengan makhluk lebay sepertinya.

"Uzumaki Naruto, kita lihat yang terjadi nanti malam. Aku tidak sabar bertemu denganmu sayang," seringaiku.

Tbc...
😋😋😋😋😋👿👿👿👿👿👿👿👿👿👿👿👿👿

NERD [ SASUNARU ]Where stories live. Discover now