^Sebuah Rencana?^

Start from the beginning
                                        

"Kalian berdua tenang aja. Kita disini bakalan terus berusaha semaximal mungkin buat bawa Luna kesini dan buat dia gabung lagi sama kita!" Sambung Andika.

"Iya, lagian kita kan udah dibantu sama anak-anak sekolah dan pihak yanh berwenang, kalian tau kan kemampuan Polisi Indonesia seperti apa dalam menangani kasus seperti ini?" Rio sekarang turut berbicara.

Andreas memakai kembali jaket hitamnya dan megambil konci motornya kasar. "Gue ada keperluan, kalian lanjutin pencarian kalian lagi ya. Kasih tau gue kalo ada kabar baik tentang Luna. Okey?" Pesan Andreas sebelum pergi meninggalkan teman-temannya dan yang diberikan pesan hanya memanggutkan kepalanya.

"Kak Andreas mau kemana?" Tanya Alika.

"Mungkin dia ada urusan penting" Jawab Andika. "Daripada kita diem disini, mendingan kita lanjutin pencarian kita yuk?" Sambungnya.

Lena dan Alika hanya mengangguk seraya tersenyum lirih. "Biar gue yang bawa mob ya Len? Gue khawatir lo gak fokus kalo bawa mobil sekarang." Ucap Alika khawatir.

Lena memang pendiam dan lebih suka menutupi apa yang ia rasakan agar orang-orang disekitarmya tidak mengetahui kesedihannya. Tapi jika ia bahagia, ia akan selalu bercerita kepada teman-temannya dan membuat teman-temannya merasa bahagia. Disamping sifat yang lebih anggunnya ia juga tidak lebih dari seorang gadis polos dan lugu. Sehingga kepolosan dan keluguannyalah yang tidak jarang membuat kedua sahabatnya tertawa sampai sakit perut karena tingkah alamiahnya.

Andika menahan tangan adiknya yang hendak pergi bersama Lena. "Lo cari Luna sama Rio dan biarin Lena nyari sama gue ya? Gue gamau ngebiarin kalian kenapa-kenapa karena gaada yang jagain. Lo ngerti kan maksud gue Al?"

Alika mengangguk mengerti dan memberikan konci mobil Lena kepada kakaknya.

"Lena, lo baik-baik yaaa. Tenang ajaa kaka gue pasti jagain lo kok" Alika mengedipkan sebelah matanya kepada sahabatnya itu.

Lena mengangguk dan tersenyum. Tapi, senyum itu bukan senyuman yang selama ini ia berikan! Lebih kearah senyum lirih.

Andika membukakan pintu mobil dan mempersilahkan Lena masuk, lalu berjalan masuk kearah kemudi. "Yo, lo jaga si Alika baik-baik yaaa. Awas aja lo nyari kesempatan dalam kesempitan! Bisa-bisa nama lo tinggal tulisan doang!" Ancam Andika sedikit terkekeh.

"Anjay lo gak percayaan banget sama sahabat lo yang ganteng ini." Sewot Rio.

"Cih! Tau deh serah lo" Andika menjalankan mobilnya menuju pencarian.

Alika terkekeh pelan. Bisa-bisanya mereka bercanda disaat seperti ini? Lumayan deh bisa untuk mencairkan suasana. "Yuk yo?" Ucap Alika kepada pria disampingnya.

Rio merangkul pundak Alika dan menuntunnya kedalam mobil, bukan apa-apa. Ia hanya ingin membuat Alika tenang saja.

**********

Dessy melirik arah jarum jam ditangannya. Sudah hampir 35 menit dia disini menunggu seseorang, tapi seseorang itu belum juga menampakkan batang hidungnya. Kemana dia?

Dessy melambaikan tangan kepada seorang pria yang sedang memasuki cafe dan berjalan menuju arahnya.

"Udah lama Des?" Tanya Andreas.

"Lumayan, duduk Ndre. Oiya lo mau mesen apa?" Tanya Dessy ramah.

Andreas tersenyum dan duduk dihadapan Dessy, "Gue gamau mesen apa-apa kok. Oiya kenapa lo ngajak gue kesini? Katanya penting dan ada sangkut pautnya sama Luna?" Tanya Andreas to the point.

C I N (T) A (COMPLETE)Where stories live. Discover now