"Mamah...mamah...Ndreas mau itu.. Ndreas mau itu..." rengek seorang bocah kecil sekitar 6 tahun yang kini sedang menunjuk kearah toko ice cream diseberang jalan tempat dia dan mamahnya sedang duduk sambil menunggu seseorang.
"Iya sayang, nanti kita beli ya. Tapi tunggu papah kamu datang dulu, okey? Kalo nanti papah kesini trus Ndreas sama mamah gaada disini, kasian papah dong nanti kebingungan nyariin mamah sama Ndreas?" Bujuk wanita itu.
"Ndamau ndamau...Ndreas mau itu sekarang mah..ndreas mau ituuuu!" Ucap Andreas sebal saat wanita yang ber-notabe sebagai mamahnya itu menolak permintaannya
Huufftt....
Dengus wanita itu seraya menatap wajah ndreas yang seketika berubah menjadi sedikit murung. Jadi, seorang ibu mana yang bisa melihat anaknya murung?
"Yaudah, mamah kesana beliin es cream buat ndreas,tapi Ndreas janji harus tetep disini dan gaboleh kemana-mana sebelum papah datang atau sebelum mamah kembali yaaa?" Ucap wanita itu sambil menjulurkan jari kelingkingnya kedepan wajah murung Anaknya.
"Umm...janjiii" jawab Andreas dengan mata yang berbinar-binar dan tidak lupa ia mengaitkan jari kelingkingnya yang mungil dengan jari kelingking mamahnya, lalu menggerakkannya sedikit sambil tersenyum.
"Nah, Ndreas suka ice cream rasa coklat kan? Mamah kesana dulu yaa sayang" ucap wanita itu sambil mencium kening anaknya.
"Mamah hati-hati yaaa, disana banyak mobil kata papah kalo mau nyeberang harus liat kanan-kiri" ucap Andreas spontan
"Iyaa sayang iyaa" wanita itu tersenyum melihat tingkah anaknya yang sangat pintar lalu beranjak pergi menyeberangi jalan dan membeli Ice cream untuk anaknya tercinta.
Andreas Wersten yang kini duduk sendiri ditengah keramaian hanya bisa celingak celinguk melihat sekelilingnya sambil menunggu papah dan mamahnya kembali.
Sedang dimana mereka? Mereka kini sedang berada disebuah Bazar besar yang dinamakan Light Shop. Kenapa Light Shop? Entahlah sesungguhnya author hanya mengarangnya saja :v
Papahnya sedang pergi sebentar untuk membeli beberapa peralatan menggambar, Kaos, serta cemilan lainnya untuk ndreas, kenapa lama dan kenapa ndreas dan istrinya tidak ikut kesana? Yaaa karena ditempat itu sangat ramai jadi papahnya tidak tega jika anak dan istri tercintanya harus berdesak-desakan dengan keramaian dan harus mengantri panjang.
Setelah 5 menit Andreas menunggu, sesosok wanita yang tidak asing baginya keluar dari toko ice cream dengan membawa 2 buah ice cream ditangannya dengan memaparkan senyuman kearah Andreas. Andreas yang sudah tidak sabar untuk melahap ice creamnya kini hanya memperhatikan wanita itu yang mulai berjalan kearahnya dengan mata berbinar.
Ohh... no.... what make i love you..
I love you... what make i love you...
Saat sedang berjalan menyeberangi jalan yang tidak bisa berjalan karena ia bukan pejalan *apa ini? Abaikan*
Tiba-tiba dering telvon ku membuatku tersenyum dipagi hari *arghhh fokus thor*
Okey, saya ulang yaa readers :'3
Ketika sedang berjalan menyeberangi jalan dering telvon wanita itu berbunyi dan ia segera merogo tasnya untuk mengambil hp nya itu dan....
Brrruuukkkkkk....
Mobil mewah yang kelihatannya sedang dikendarai oleh orang mabuk kini menabrak tubuh wanita itu sehingga terlempar ke aspal dan terbentur tiang jalanan.
"Mamaaaaaahhhhhhhhhhhh"
Ucap Andreas sambil terbangun dari mimpinya buruknya.
"S-sial! Kenapa gue harus mimpiin kejadian itu terus?" Ia segera mengambil hp ber-merk Samson miliknya dan saat melihat jam.-
YOU ARE READING
C I N (T) A (COMPLETE)
Teen Fiction"Kenapa sih lo gak pindah aja ke agama gue Lun?" Tanya Andreas serius. "Kalo, gue pindah agama ke agama lo, yakin lo masih mau nerima gue?" Balas Luna dengan senyum manisnya yang tidak terkesan dibuat-buat. "Maksud lo?" Andreas menaikkan alis matany...
