Oiyaa guyss disini gaada Pov POV-an yaaaaa😉 Because, aku cuman mau kalian jadi pembaca yang cermat dan memahami cerita ini bangett. Jadi gaasal baca wkwkwk😁 Okey siip itu aja sihh😉
~Enjoy with it guyss~
**********
"Kamu gapapa?"
Tanya seorang pria kecil yang sedang berada dibawah pepohonan besar disebuah taman tidak jauh dari perumahan miliknya.
Pria kecil itu bernama Gilang Permana. Yaa itu Gilang kecil. Saat ini adalah awal dimana pertemuan Gilang dengan Luna. So, kalian tau kan siapa gadis kecil yang kini sedang ditatap sendu oleh manik indah milik Gilang?.
Luna kecil terus menangis, entah karena apa? Mungkin saja ia kehilangan sesuatu yang berharga. Mungkin saja.
"Heii, kamu kenapa?" Tanyanya lagi.
Luna menatap Gilang sekilas dan kembali menangis lagi, kenapa dia? Apa yang membuatnya terlihat seperti ini?
Drrrr...Drrrr....Drrrrr....
Hujan mulai turun dengan deras, karena takut gadis yang berada didepannya kebasahan karena hujan, Gilang langsung memeluknya tanpa meminta izin ataupun semacamnya.
Luna tersentak kaget. Ia tidak mengenal pria ini, tapi kenapa pria itu malah memeluknya? Dan apa ini? Hujan? Sejak kapan turun hujan?.
"Jangan sedih yaaa, jangan takut basah juga" ucap Gilang dengan polosnya.
"Jangan peluk aku, aku gakenal kaka" Luna mengontrol air matanya yang jatuh. Dan mungkin sekarang ia mulai bisa menenangkan dirinya. Kenapa bisa? Entahlah, mungkin karena pelukan dari lelaki yang tidak dikenalnya ini.
Gilang melepaskan pelukan itu. "Kaka cuman gamau kamu basah" ucapnya dengan sebutan kaka. Kenapa kaka? Padahal mereka itu sepantaran loh, yaa walaupun belum kenalan sih hohoho...
"Aku suka hujan. Hehehehe" Jawab Luna disertai senyumannya yang mulai mengembang. "Aku Luna, Iluna Shira. Kaka siapa?" Tanya Luna sambil mengulurkan tangannya.
"Gilang, Gilang Permana." Merekapun berjabat tangan dan saling tersenyum. "Kenapa kamu menangis?" Tanyanya.
"Boneka pemberian Mommy diambil sama anjing tadi. Luna takut" Jawabnya polos. Air matanya mulai mengalir lagi, Gilang menggerakkan tangan kanannya untuk menghapus air mata yang akan terjatuh dari pipi Luna.
"Jangan sedih, bisa beli lagi kok" Ucapnya menenangkan.
"T-tapi, itu hadiah dari Mommy pas ulang tahun Luna kemarin. Dan boneka itu langsung diambil sama anjing itu kak" Gadis itu mulai menangis sejadi-jadinya.
"Jadi kemarin dia ulang tahun?" Batin Gilang. Gilang memeluk Luna dengan erat dan berusaha untuk menenangkannya.
"Udah, gapapa kok. Luna jangan nangis yaa, nanti pelangi gamau muncul kalo luna nangis" bujuknya.
"K-kenapa pelangi gamau m-muncul kak?" Tanya Luna penasaran ditengah-tengah isak tangisnya.
Gilang menarik nafas sejenak dan mulai mengeluarkan apa yang ada difikirannya. "Karena, pelangi gamau ngeliat Luna nangis. Kenapa? Soalnya kalo Luna nangis, pelanginya bakalan sedih dan warnanya gak indah lagi. Begitu katanya" jelasnya.
YOU ARE READING
C I N (T) A (COMPLETE)
Teen Fiction"Kenapa sih lo gak pindah aja ke agama gue Lun?" Tanya Andreas serius. "Kalo, gue pindah agama ke agama lo, yakin lo masih mau nerima gue?" Balas Luna dengan senyum manisnya yang tidak terkesan dibuat-buat. "Maksud lo?" Andreas menaikkan alis matany...
