Bab 22 Renata Anastasia

Start from the beginning
                                    

"Kenapa kamu sepertinya biasa saja saat membicarakan Evan, padahal terakhir kali aku lihat, kalian adalah pasangan yang saling bergairah satu sama lain"

"Yup, hubungan kami hanya sebatas itu. Tidak ada perasaan terlibat saat kami melakukan sex"

Joanna menulan ludahnya mendengar kata-kata yang dulu ia anggap tabu itu

"Kenapa? kamu belum pernah sex dengan Evan" tanya Renata tanpa tedeng aling-aling, mata Joanna melotot mendengar pertanyaan itu.

"Kalau dengan Jeffrey, apa kalian pernah melakukan nya?"

"Renata, shut up. Ini tempat ramai, bagaimana kamu bisa menanyakan hal itu di tempat seperti ini"

"why not, mereka juga sibuk dengan urusan masing-masing. Lagian kalau ada yang denger pun gak masalah, toh kita gak kenal"

Joanna menggeleng pelan mendengar perkataan Renata

"Jangan bilang kamu masih perawan?" tanya Renata lagi

"Renataaaaa"

Wanita itu tertawa terbahak-bahak sampai beberapa orang menoleh kea rah meja mereka

"Bisakah kita tidak bicarakan hal seperti itu di meja makan" Joanna mendengus kesal karena di tertawai Renata.

"Kenapa mempertahankan keperawanan sekarang jadi hal yang di tertawakan? Bener-bener jaman yang aneh. Eh tunggu, apa tubuhku bener masih perawan?" pikir Joanna

"Jadi kalian hanya sebatas ciuman saja?"

"Ia lebih senang mencium keningku dan menciumi leherku, menghirup aromanya. Menurut Jeff, hal itu lebih membekas di hati dan pikiran nya"

Senyum di wajah Renata perlahan memudar, ia berpura-pura mecoret-coret sketsanya lagi.

"Bersyukurlah kali ini kamu telah mendapatkan pria yang mencintaimu tulus" ucap Renata tanpa beralih dari kertas di hadapan nya, raut mukanya memancarkan kesedihan, ia hanya menunduk mencoba menyembunyikan nya dari orang di hadapan nya.

"Kak Joanna" tegur Jonathan dengan wajah gelisah dan langsung menarik bangku di sebelah Joanna, tampaknya ia tidak memperhatikan Renata.

"Lama banget sih Jhon, ada apa? Kayaknya mendesak banget"

"Bantu aku nolak cewek"

"APAAA...." Renata dan Joanna kaget mendengar perkataan Jonathan

"Kamu merusak makan siangku dengan Jeffrey cuma buat urusin perempuan? Gak penting banget sih"

Hahahahaha... Renata tertawa keras sambil memegangi perutnya, lagi-lagi pengunjung di sekitar mereka menatap ke arah meja mereka bertiga.

Jonathan menoleh ke arah wanita di hadapan nya

"cantik, eh sepertinya aku kenal wajahnya, tapi dimana" pikirnya

Tak lama matanya membulat saat berhasil mengingat wajah Renata walaupun warna rambutnya kini sudah berbeda, Jonathan menunjuk wajah Renata dengan tatapan sinis dan beralih ke Joanna.

"Apa yang dilakukan wanita ini disini Jo? Apa dia mengganggumu?" tanya Jonathan

"She's my friend, Renata" jawab Joanna tenang, sedangkan Renata hanya terdiam mendengar jawaban Joanna, ada perasaan hangat melingkupi hatinya saat Joanna menyebut dirinya sebagai teman nya.

Jonathan tak kalah kaget dengan jawaban kakaknya, bagaimana kakaknya bisa berteman dengan wanita dari mantan tunangan nya? ralat mantan calon tunangan. Pikir Jonathan

"Tapi bagaimana bisa? Oohh... lupakan saja. Ada yang lebih penting, kakak liat wanita berambut panjang di sebelah sana, dress hitam blazer putih. Dia tak berhenti menempel sama aku seperti ulat walaupun aku terang-terangan sudah menolak dia. Aku sudah katakan kalau aku sudah punya kekasih, tapi ia tidak peduli, dia malah menawarkan diri menjadi selingkuhan ku" ucap Jonathan dengan wajah lesu sambil matanya mengarah ke meja dimana gadis itu berada

"Lalu apa rencanamu? Apa yang harus ku lakukan?" tanya Joanna

"Akupun tak tahu"

Pletak ... sendok kecil mendarat di kepala Jonathan

"Awwww.... Sakit Jooo"

"Kamu pun bodoh, aku kira kamu sudah punya rencana makanya kita langsung ketemuan disini"

"Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan karena takut menyakiti hatinya. Aku sangat menyayangi Bunda dan Kakak, aku tidak akan pernah menyakiti hati wanita, aku takut kalau aku menyakiti hati wanita, maka sesuatu juga akan menyakiti Bunda dan kakak" jawab Jonathan jujur dengan wajah sendu

Renata memandangi kakak beradik di hadapan nya, dia dapat merasakan ketulusan dan kasih sayang yang hangat dari dua makhluk di hadapan nya itu.

" Biar aku dan Joanna yang lakukan, kamu kembali ke sana" seru Renata tiba-tiba, membuat Joanna dan Jonathan menatapnya tak percaya.

"Kenapa kamu mau membantuku?" tanya Jonathan

"Mau atw gak nih? Sebelum aku berubah pikiran" tegas Renata

"O.OK..Oke.. apa yang harus kulakukan"

"Kembali ke mejamu dan nikmati saja sandiwara kami, satu lagi Jangan protes apa yang akan aku lakukan"

Jonathan mengangguk penuh semangat lalu meninggalkan meja Renata dan Joanna yang kini sedang berbincang mengenai sandiwara mereka.

****

Jonathan duduk di hadapan wanita cantik berambut panjang hitam berkilau, berpakaian dress hitam dan blazer putih yang sedang asyik memainkan smartphone nya.

"Marissa, maafkan aku agak lama ya. Kamu sudah pesan?" tanya Jonathan

"Belum Jhon, aku nungguin kamu. Aku ingin tahu makanan kesukaan mu, jadi kita pesan sama-sama aja " jawab Marissa.

Jonathan mencoba tersenyum tapi ia tetep tak mampu menyembunyikan kegelisahan nya, berulangkali membolak balik buku menu di hadapan nya. sebenernya ia menunggu Joanna dan Renata menyelamatkan nya, dan benar, mereka sudah ada tepat di belakang bangku Jonathan.

"Hai Jhon.." sapa Joanna sambil menepuk pundak Jonathan, sementara itu

"Hai sayang " ucap renata

Cup... Renata mengecup sekilas bibir Jonathan.

Joanna mengeraskan rahangnya, mencoba menahan senyumnya, sementara Jonathan berusaha tenang, walaupun wajahnya sudah merona malu. Renata yang melihat hal itu tersenyum dan mendudukan bokongnya di sebelah paha Jonathan, sementara lengan nya menarik satu lengan Jonathan untuk menyentuh pinggangnya dan menautkan jarinya intim. Pemandangan yang membuat iri siapapun yang melihatnya.

"Hai.. aku Joanna, kakaknya Jonathan. Itu Renata, sahabatku sekaligus calon adik ipar tersayang. Kamu teman nya Jhon?"

Tanya Joanna sambil mengulurkan tangan nya ke wanita yang ada di hadapan adiknya, wanita itu dengan gugup menerima uluran tangan Joanna

"Eh.. iya, saya Marissa"

"Hai, aku Renata. Maaf jari jemariku terkunci" ucap Renata sambil menunjukkan jemari nya yang tertaut kuat dengan jari jemari besar Jonathan. Jonathan mencoba mengambil peran dalam sandiwaranya juga, ia menyurukan hidungnya ke leher Renata dan menghirup aroma yang menguar dari tubuh Renata, menunjukkan bagaimana keintiman sepasang kekasih. Ia juga dapat merasakan tubuh Renata yang sempat menegang sejenak.

"Rere sayang, kamu bilang hari ini tidak bisa makan siang dengan ku, kamu membohongiku" ucap Jonathan pelan

"Maaf sayang, tadi aku dan kakak mu pergi ke dokter kandungan. Tampaknya mualnya aku bukan karena hamil anak kita" jawab Renata dengan wajah memelas.

Joanna menahan senyumnya dengan menolehkan kepalanya ke arah lain, berharap Marissa tidak menangkap keanehan yang terjadi, ia tersenyum geli dengan perkataan Renata. Begitu pula Jonathan, ia sempat membelakakan matanya lalu berusaha menormalkan kembali raut wajahnya, ia mengangkat tangan nya dan mengusap-usap rambut Renata.

"Jangan sedih, nanti kita coba lagi ya" ucap Jonathan

Gila... kata-kata itu terbersit di ke empat kepala orang yang ada di meja itu.

Maafkan updatenya telat banget, semoga masih setia menunggu kelanjutan Joanna-Jeffrey. Thank you for your comment and vote

I am Not Me (End)Where stories live. Discover now