"Alika dirumah lagi baca novel dan mungkin nonton Drama Thailand kesukaannya atau mungkin lagi baca Wattpad . Gue gatau juga sih, tadi dia teriak-teriak dikamar nyuruh gue buat belanja soalnya persediaan makanan dirumah udah habis." Jelasnya panjang.
Lena bergunam dan masih mencerna setiap kata yang dikeluarkan oleh Andika. "Yaudah aku lanjut belanja dulu ya kak, Permi-"
"Gue ikut sama lo"
"E-ehh?" Lena menahan nafasnya sejenak dan mengerutkan alisnya.
"Boleh kan? Gue gabakal ngapa-ngapain lo kok santai aja"
Lena tersenyum dan mengangguk pelan sebagai jawaban 'Iya' darinya.
Mereka terhanyut kedalam fikirannya masing-masing dan terdiam beberapa saat tanpa ada suara sedikitpun. "Lo sendirian aja?" Tanya Andika mencairkan suasana.
"Iya kak, tadinya Abi minta Ayah buat nganterin aku. Tapi, aku lebih milih sendiri aja, lagian cuman butuh 15 menit dari perumahan aku sampe sini kok."
"Ehh, maksud lo, bokap lo ada dua gitu?!" Andika sedikit memincingkan matanya dan menaikkan alisnya sebelah.
Lena menghentikan langkahnya dan hal itu membuat langkah pria disampingnya juga terhenti. Ia menatap wajah heran Andika sekilas dan menarik nafas panjang.
"Bokap aku cuman satu, aku nyebutnya Abi. Dan yang aku sebut ayah itu Supir pribadi keluarga aku yang sebelum lahir juga udah kerja sama keluarga aku" Jelasnya.
Andika membulatkan mulutnya membentuk huruf 'O' dan mereka mulai mendorong kembali troli yang mereka bawa.
"Oiya, lo bawa kendaraan?"
Lena menggeleng.
"Lo jalan kaki? Lah gatakut ada yang macem-macemin lo gitu? Ini kan udah malem Len."
"Insya Allah engga ko kak, lagian ada Allah heheheh"
"Iya juga sih."
Lena menatap pria disampingnya sekilas dan mulai mengembangkan senyum manisnya yang khas dan ditambah dengan lesung pipi disebelah kanannya. Menggemaskan.
"Nikmat tuhan mana yang kau dustakan?" Batin Andika disertai dengan bunga yang tumbuh memekar dihatinya ketika melihat wanita disampingnya tersenyum.
Kalo kalian fikir Andika gapernah disenyumin cewek kalian salah besar! Karena banyak wanita yang terkagum-kagum oleh sikap Andika yang selalu care dengan perempuan dan sangat ramah ini. Ditamhah lagi dengan wajahnya yang tampan,Alisnya yang tebal, hidungnya yang mancung, serta bibir yang tebal dengan postur tubuh tinggi dan kekar membuatnya menjadi salah satu pria dambaan didalam list hampir semua wanita.
Entah apa yang menggetarkan hatinya? Ia merasa jantungnya kini tidak bekerja sebagaimana mustinya. Ia merasakan jantungnya berdetak sangat kencang seperti sedang berlari marathon.
"Perasaan apa ini?" Batinnya.
Tanpa mereka sadari, troli mereka sudah penuh dengan semua yang mereka butuhkan, dan kini mereka berjalan menuju kasir. Dan untungnya Dewa Fortuna berpihak kepada mereka, jadi mereka tidak harus mengantri untuk mendapatkan giliran membayar di kasir.
"Semuanya jadi berapa mba?" Tanya Lena ramah.
"Semuanya jadi Lima Ratus Lima Puluh Lima Ribu rupiah mba" Ucap kasir itu ramah.
"Ohh, seben-" Lena menatap asal suara yang berada disampingnya.
"Tagihannya digabungin sama total tagihan saya mba" Ucap Andika tanpa persetujuan Lena.
KAMU SEDANG MEMBACA
C I N (T) A (COMPLETE)
Teen Fiction"Kenapa sih lo gak pindah aja ke agama gue Lun?" Tanya Andreas serius. "Kalo, gue pindah agama ke agama lo, yakin lo masih mau nerima gue?" Balas Luna dengan senyum manisnya yang tidak terkesan dibuat-buat. "Maksud lo?" Andreas menaikkan alis matany...
^Seindah Bintang^
Mulai dari awal
