"Permisi kak" Sapa Luna sopan.
Andreas melirik Luna sekilas dan hanya berdehem untuk menjawab saapan Luna.
"Ini, aku mau balikin gitar kaka, Makasih yaa kak" Jawabnya lagi.
Andreas berdehem, tanda ia masih disana. Luna membalikkan badannya dan berjalan pergi.
"Lun?" Panggil Andreas pelan, tapi kenapa Luna bisa mendengarnya? Ingat,disana sepi guyss.
Luna berhenti dan membalikkan badannya menghadap Andreas. "Iya kak? Kenapa?" Tanyanya.
Andreas berdehem. Sejujurnya ia ingin bercerita, tapi dia sadar bahwa Luna bukan orang yang tepat. "Cuman mau mastiin gitar gue baik-baik aja kan?" Elaknya.
"Yaelah kak, lo tenang aja. Gitar lo aman kok, gak lecet sedikitpun. Gue kira lo manggil gue karena mau curhat hehe, eh taunya nanyain gitar lo" Cerocosnya panjang. "Udah ah gue mau balik kesana ya? Nanti kalo gue dicariin sama sahabat gue kan gawat" Luna tersenyum sebelum meninggalkan Andreas sendiri disana.
Deg...
Suara siapa? Kayak gue kenal? Kenapa jantung gue seakan berhenti berdetak? Oh tuhan.... ada apa lagi ini?
Disana, ditengah banyaknya orang. Terdengar suara khas milik sahabatnya, Gilang. "Ngapain dia disana? Kok anak-anak pada dien dan natap dia gitu? Ihh serem" Gunam Luna sambil berjalan kearah sahabatnya.
Semua mata Wanita kini menatapnya dengan tatapan "Halalin Gue Bang!" Kenapa? Ohh pantas saja. Tampaknya ia sedang tebar-tebar pesona dengan cara membacakan sebuah puisi romantis.
Hari itu...
Dimana dunia menangis terluka...
Dimana langit berduka...
Serta Dimana awan ikut sengsara...
Hujan seakan ikut melengkapi semua...
Hari itu...
Hujan menjadi saksi pertemuan kita...
Awal pertemuan yang membahagiakan tetapi membuatku terluka...
Pelangi menjadi tanda kebahagiaan kita...
Dan bunga-bunga serta rerumputan hijau menjadi tanda sebuah persahabatan kita...
Suara gadis kecil yang seakan menggetarkan raga...
Canda dan tawa yang membuat aku terlena...
Sehingga aku terlupa bahwa ini hanyalah tipu dunia...
Pelangi menjadi tanda kebahagiaan kita...
Dan bunga-bunga serta rerumputan hijau menjadi tanda sebuah persahabatan kita...
Aku tak ingin rasa ini ada...
Tapi aku juga tidak mau melawan takdir nyata....
Aku tak ingin berlarut dalam kegalauan...
Kegalauan yang menggelisahkan dada....
Sahabat...
Ku tak ingin banyak meminta...
Beri aku senyummu yang membuat duniaku berwarna...
Karena ku kan ada memelukmu disaat kau terluka...
Menenangkanmu disaat badai berkelana...
Dan menjagamu sampai akhirnya aku menutup mata...
"Woooooo"
"Wwuhhhhhh"
Prokprokprokprokprok.
"Kerennn kerenn kerennn"
Ya, itulah yang dikatakan oleh semua teman-temanku. Suasana sekarang sangat ramai, Riuh dengan tepuk tangan dan pujian. Bahkan bukan cuma teman-teman seangkatan ku saja yang terpesona! Bahkan para askor juga terpesona! Wow betapa memikatnya pria yang berada didepan ku ini?.
"Ckckck, Gilang...Gilang... gak pernah berubah yaa? Selalu aja buat orang-orang disekitar lo takjub sama lo" Gunam Luna pelan.
Entah apa maksud dari puisi itu? Yang pasti Luna merasa bahwa itu adalah ungkapam hatinya untuk Luna. PD? Melting? Blushing? Iyalah! Gilaa orang selama dia baga puisi tuh mata gaada berhentinya natapin gue. Hohoho, natapin gue atau sahabat gue ya? Au amat dah yang penting intinya pulang dari sini GUE MAU MELUK GILANG! hohoho.
Eehhh, maaf hati gue keceplosan. Gue dan Gilang emang punya hobby yang sama, yaitu berkarya dibidang tulis menulis ataupun mengungkapkan hati lewat secarik kertas.
Kalian tau? Karena puisi diatas, gue inget kejadian konyol sekitar 9 tahun yang lalu. Dimana takdir mempertemukan mereka berdua dan menjadikannya seorang sahabat yang selalu ada dan melengkapi satu sama lain.
**********
TBC~
Niat hati cuman mau update 1 part :v eh malah buat 2 part😁 Hohohoo gapapa deh sekali-kali.
Btw sorry kalo feelnya gak dapet😄
Buat yang lagi UNBK jangan lupa belajar yaaa!😍😚 Sukses B.Inggrisnya guyss😇 Aamiin...
Don't forget to Vote and give coment.
-Rara-
#SalamDariPenulisYangSukaTypo💕
KAMU SEDANG MEMBACA
C I N (T) A (COMPLETE)
Teen Fiction"Kenapa sih lo gak pindah aja ke agama gue Lun?" Tanya Andreas serius. "Kalo, gue pindah agama ke agama lo, yakin lo masih mau nerima gue?" Balas Luna dengan senyum manisnya yang tidak terkesan dibuat-buat. "Maksud lo?" Andreas menaikkan alis matany...
^Flashback👀^
Mulai dari awal
