"L-loh? Kaka ternyata kak Andreas ya? Hmm maaf kak aku gatau" Ucap Lena polos dan dihadiahi oleh Tawa dari Rio,Andika, dan juga Andreas. Sepertinya mereka sudah tidak kuat untuk menahan tawanya.

Alika dan Luna yang melihat ketiga pria itu menertawakan sahabatnya hanya bisa saling bertatap heran dengan fikirannya masing-masing.

"Ada yang lucu?" Tanya Lena yang membuat tawaan ketiga cogan itu kembali menjadi tatapan dingin.

"Mau apa lo nyari gue?" Tanya Andreas.

"Aku mau minjem gitar buat penampilan nanti, boleh?"

"Disuruh siapa?"

Lena melirik kearah salah satu askor yang menyuruhnya tadi sore, yaitu kak Andika. Tatapannya sangat berhati-hati sekali.

"Disuruh gue bro." Ucap Andika yang kini ikut mengeluarkan suaranya.

"Nama lo siapa?" Tanya Andreas

"Alena Putri, Lena kak." Jawab Lena tertunduk malu dan dia juga tidak biasa ditatap oleh banyak cowok secara dekat. Dekat? Yaa menurutnya ini sangat dekat. Padahal menurut orang lain biasa saja.

"Namanya bagus." Batin Andika.

"Cantik. Secantik orangnya" Batin Rio.

"Oh yaudah boleh deh." Andreas memgambil gitar yang ia letakkan tidak jauh darinya lalu memberikannya kepada Lena. "Ini." Lena mengambilnya.

"Makasih k-" Ucap Lena terhenti ketika tangan Andreas menahan gitarnya. "Jangan sampe rusak, apalagi kalo sampe senarnya putus." Pinta Andreas yang membuat jantung Lena seakan ingin copot. Lebay? Ya, begitulah Lena. Terlalu takut dengan lawan jenisnya.

Lena pun bergunam dan mengangguk pelan tanda ia mengerti. "Permisi kak" ucapnya sebelum pergi meninggalkan tempat para askor tersebut.

"Hahahahah, untungnya lo gak pingsan ya disana Len? Ckckck Lena..Lena...lucu banget sih lo, ditatap cowok ajaa gemeteran" Tawa Alika dan Luna menjadi satu saat mengingat kejadian yang dialami oleh sahabatnya itu.

"Iyaudah, makanya kamu aja ya Lun yang balikin gitar ini? Takutnya aku nanti malah malu-maluin kaya tadi" Pinta Lena disela-sela kesempatan yang ia dapatkan atas keprihatinan kedua sahabatnya kepadanya.

"Ihh gamau, Alika aja tuh." Ucap Luna sambil menggidikkan bahunya.

"Gue? Gamau ah, yang ada gue disangka cari perhatian lagi sama askor. Trus pas pulang dari sini gue diledekin deh sama kak Andika, Ihh ogah ogah ogah! Gamau gue pokoknya" Oceh Alika panjang.

"Yaahhh, Lun please dong" Lena mengeluarkan jurus Puppy Eyes nya, siapa yang dapat menghindar dari tatapan sendu ala Lena? Alika aja yang terkesan plin-plan gabisa. Dan gue sendiri yang terkesan Batu juga gabisa. Yatuhan, untung saya sayang dengan sahabat saya yang satu ini. Kalo engga? Udah saya buang ke planet Pluto. Hohoho canda deh Lena.

"Okey, gue balikin. Mana?" Ucap Luna Pasrah.

"Yeaayy makasihh..... ayaflu Luna hehehe" Jawab Lena senang sambil memeluk sekilas Luna dan menyerahkan gitar yang tadi ia pegang kepada Luna.

**********

Setelah berhasil menemukan Andreas yang kata teman-temannya pergi sejak pertunjukan tadi, Luna akhirnya benafas lega. Karena tidak perlu capek-capek berkeliling tempat ini lagi. Lena mendekati Andreas yang bernotabe sebagai kakak kelasnya.

Walaupun belum kenal lama, alias baru beberapa hari. Tapi Luna tau, bahwa saat ini pria itu sedang tidak baik-baik saja.

C I N (T) A (COMPLETE)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora