"Lo? Peduli sama gue?"

"Iya, gue sangat peduli sama lo, selama ini gue pengen bisa deket sma lo. Tapi gue bingung gimana caranya ngadepin orang sedingin lo. Lo itu terlalu menutup diri,Nes. Bahkan udah hampir 4 bulan kita sebangku dan gue masih belum tau siapa lo, gue nggak tau apa-apa tentang lo."

"Lo peduli sama nerd macam gue?"

"Satu hal yang perlu lo tau, gue nggak pernah nganggep lo Nerd."

"......................" Nessa diam seribu bahasa.

Gita menyentuh bahu Nessa, kini mereka berhadapan. Nessa masih tidak menyangka dengan semua perkataan Gita. Selama ini Nessa menganggap Gita sama dengan teman-temannya yang menjulukinya nerd. Ternyata Nesssa tlah berburuk sangka.

"Jadi, lo maukan ngangep gue temen lo?"Tanya Gita dengan penuh harap.

Nessa hanya tersenyum kemudian mengangguk.

"Jadi, gue udah boleh pergi kan?" Tanya Nessa.

"kemana?"

"Perpus."

"Gue ikut!"

"Lo yakin?" Ujar Nessa ragu.

"Iya, kebanyakan nanya lo."

Nessa langsung berjalan ke luar kelas, diikuti Gita dibelakangnya. Kemudian Gita mengambil langkah lebih cepat, mensejajarkan langkahnya dengan Nessa. Sepanjang jalan menuju Perpustakaan mereka sama sekali tak berbincang, sedikit canggung. Sesampainya di pintu Perpustakaan, Nessa langsung menyapa Pak Parman yang dengan setia menjaga sekaligus merawat Perpustakaan ini.

Kemudian Nessa menelusuri rak demi rak untuk mencari buku yang diinginkannya. Sedangkan Gita memutuskan untuk duduk di salah satu bangku, ia masih merasa asing dengan tempat ini, pasalnya ia memang jarang kemari, kecuali dalam keadaan mendesak yang mengharuskan ia datang kemari.

Ruangan yang besar dengan rak-rak buku yang ditata sedemikian rapi dengan ratusan buku lama maupun baru. Bangku-bangku kosong saling berhadapan. Udaranya pun sedikit pengap, benar-benar tempat yang tak pernah terjamah oleh siswa-siswa SMA Tunas Bangsa.

"Ekhem..sepertinya ada penghuni baru di tempat ini." Ujar Re yang entah sejak kapan berdiri di depan pintu, kemudian berjalan menghampiri Nessa yang tengah berdiri di deretan rak sebelah utara.

"Eh, Hai Re!" Sapa Nessa kala menyadari kedatangan Re. Nessa menghampiri Gita, dikuti Re.

"Re, kenalin ini Gita temen sebangku gue."

"Hai, gue Re" Ujar Re sambil mengulurkan tangan.

"Gita"

"Oh, jadi si Nessa ini punya temen sebangku?" Ujar Re dengan nada meledek. "Gue kira selama ini dia duduk sendiri, habisnya dia nggak pernah nyeritain lo ke gue, Git."

"Kita emang nggak begitu deket Kak"jawab Gita.

"Emang nggak ada yang perlu gue ceritain, makanya gue nggak cerita apa-apa." Tegas Nessa.

"Re !! Dari tadi gue cariin lo kemana-mana, ternyata lo di sini." Celetuk seseorang yang tengah berdiri di dekat pintu.

Re kemudian menghampiri Bagas.

"Kenapa?"

"Bella bikin ulah lagi." Kata Bagas membisikkan ke telinga Re.

"Terus?apa urusannya sama gue?"

"Masalahnya ini ada sangkut pautnya sama Nessa." Bagas berbicara sepelan mungkin agar tidak terdengar oleh Nessa.

"Nessa?" Re masih belum paham dengan arah pembicaraan ini.

"Iya, jadi sekarang Bella lagi nyariin Nessa ke kelasnya. Lo bisa bayangin kan kalo sampe Bella ketemu Nessa?"

"Serius lo?"

"Ini gara-gara rumor tentang lo sama Nessa. Yah lo tau sendiri 'kan kalo Bella nggak akan tinggal diam kalo itu menyangkut lo"

"Kenapa Re? kok tadi sebut-sebut nama gue?"Tiba-tiba Nessa sudah di samping Re. Diikuti Gita di belakangnya.

"Gini deh Re, mendingan sekarang lo anterin Nessa pulang aja, sebelum terjadi sesuatu yang lebih kacau lagi."

"Ha? Kak Bagas ngomong apaan sih? Kok pake acara nganterin gue pulang segala?" Nessa semakin dibuat bingung."Re! kok lo diem aja sih? Gue nggak ngerti deh ini maksudnya apaan?"

"Jangan bilang kalo ini masalah Kak Bella?" Kata Gita.

"Tau darimana lo? Atau jangan-jangan lo salah satu suruhannya Bella, dan lo punya niatan buruk sama Nessa. Makanya lo tiba-tiba deketin Nessa."

"Re! lo ngomong apaan sih? Gue yakin Gita nggak akan sejahat itu." Tegas Nessa.

"Bukan gitu, jadi sebenernya tadi pagi itu......."

Flashback on

Brak !!!!

Pintu toilet putri seperti dibanting, tandanya ada orang lain yang masuk atau bahkan keluar. Selang beberapa menit terdengar sebuah percakapan yang membuat Gita tetap diam di salah satu bilik kamar mandi.

"Udah Bella, jangan emosi dulu." Kata Syifa

"Gimana gue nggak emosi, coba? Bisa-bisanya nerd sialan itu ngedeketin Re. Semua orang di seantero Sekolah ini juga tau kalo Re itu cowok gue!!."

"Mungkin itu gossip doang kali, Bell." Nadira mencoba menenangkan Bella.

"Pokoknya gue tetep nggak terima!! Gue harus kasih pelajaran sama nerd itu.!"

"Lo mau nge-Bully dia? Emang masih jaman ya bully2an." Kata Syifa sambil menyisir rambutnya.

"Bodo amat, gue nggak peduli, secepatnya gue bakal nyamperin si Nessa." Ujar Bella sarkastis.

"Duhh, gawat nih kalo sampe Kak Bella ngelabrak Nessa. Gue harus secepatnya kasih tau dia. Tapi gimana ya cara ngomongnya? Kan selama ini gue nggak deket sama dia.?" Kata Gita dalam hati.

"Mendingan ga usahlah lo pake samper-samperin tuh cewek. Lagian nih ya Bell, gue yakin Re juga nggak akan tinggal diam kalo sampe lo apa-apain tuhh cewek." Ujar Nadira.

"Gue nggak peduli." Tegas Bella.

"Ya udah deh, terserah lo. Yang penting gue dah igetin lo, Bell. Kayak lo nggak tau aja si Re kalo udah murka." Ucap Nadira

Kemudian mereka bertiga keluar toilet, mereka tidak tau bahwa ada seseorang yang menyimak pembicaraan mereka.

flashback off

_______________________________________________________________________________

Nessa is Back !!!!!

hehehehehe :D

Btw Dirgahayu Indonesiaku.....

Hbd juga buat temen aku yg hari ini ultah, sapa tau lu Baca , Ren. 

I'm not a nerdWhere stories live. Discover now