17. Ada Rasa

278 18 90
                                    

Apakah boleh jika aku menyimpan rasa cemburu padamu?

***

Laura menurunkan dirinya dari motor Ronatio. Ia berdiri, sembari mencoba melepas pengait helm yang melekat di bawah dagunya.

Ronatio memandang Laura yang terlihat kesulitan mencoba meraih pengait helm nya. Tangan kanannya terulur untuk mencoba membantu Laura.

"Sini, gue bantuin.."

Mendengar itu, Laura sedikit bingung untuk menjawab. Namun, Laura pun akhirnya menurut dan melangkah mendekat ke arah Ronatio.

Njir! Ini jantung kayak abis lari maraton rasanya

Ronatio merasakan debaran jantungnya semakin naik tingkat tujuh saat ini. Jarak Laura dan Ronatio begitu dekat, membuat keduanya sedikit canggung.

"Selesai!" pekik Ronatio lalu menatap Laura yang sedikit menunduk, malu. "Eh iya, kita belom kenalan kan'?" Ronatio bertanya dengan ragu ke arah Laura.

Laura menatap ronatio sejenak. Mata mereka saling bertemu, membuat Laura sedikit canggung. Ia merasa tak asing akan mata yang dimiliki Ronatio.

"Gue, Laura.." kata Laura seraya mengulurkan tangan kanannya tak lupa dengan senyum tipisnya.

Ronatio tersenyum bahagia, lalu menyambut tangan Laura dengan tangan kanannya juga.

"Gue.. Ronatio, lo boleh panggil gue Tio.." Ronatio menatap Laura dengan senyum jahilnya. "Tapi kalo lo mau manggil gue sayang, juga boleh kok.." lanjut Ronatio yang berhasil membuat Laura mendaratkan pukulan lengan.

"Sakit, Ra.." rengek Ronatio

"Sukurin! Udah, balik sana!" Pekik Laura, mencoba mengusir Ronatio dengan kaki yang menendang pelan motor Ronatio, membuat Ronatio mendengus kesal. "Oiya! Sekali lagi, makasih ya!" Teriak Laura, ketika Ronatio sudah menjalankan mesin motornya. Dan Laura melangkah mundur ke arah gerbang rumahnya.

Lagi-lagi senyum bahagia terlukis di wajah Ronatio. Ia menatap ciptaan Tuhan yang ia sadari sudah masuk ke dalam rumahnya. Dan ia masih menunggu di luar dengan mesin motor yang masih menyala.

"Gue nggak tau gue kenapa, yang jelas gue seneng banget hari ini.." gumam Ronatio, kemudian hendak melajukan motornya.

Drrrt! Drrrt!

Ponsel Ronatio berdering, membuatnya mengerutkan kening bingung. Lalu dimatikannya mesin motornya yang sedari tadi menyala.

"Yaampun, gue lupa!" pekik Ronatio, seraya menepuk keningnya pelan.  Kemudian ia menekan tombol hijau di layar ponselnya.

"Halo, Assalamualaikum.."

"A' Tio jemput.."

"Hehe, iya tuan putri maap ya, lupa. Ini pangeran lagi otw kesitu.."

"Cepetan ih, ditungguin dari tadi juga."

"Iya, yaudah ya, jangan ngamuk.. Ini 5 menit lagi juga nyampe ntar."

"Yaudah buruan! Assalamualaikum."

Belum sempat Ronatio menjawab salam sang adik. Sambungan telfonnya sudah di putus secara sepihak oleh dang adik.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 20, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Secret AdmirerWhere stories live. Discover now