3.Siapa sih dia?

267 48 78
                                    

Setelah kejadian hukum menghukum. Laura dengan wajah letihnya duduk di lapangan dengan keringat yang bercucuran di keningnya.

Laki-laki itu berjalan mendekat kearah Laura. Laura menelan ludah gugup. Ia memandang sepatu putih yang berada di sampingnya.

"Nama lo Laura?"

Laura mengangguk namun tak berani menatap kedua mata lelaki itu.

"Lo adeknya Gian?"

Laura mengangguk lagi.

"Lo gagu ya?"

Laura menggeleng cepat.

"Kalo punya mulut tuh ngomong! Jangan diem kek patung gini." Tandas laki-laki itu Laura lagi-lagi hanya diam.

Pedes banget omonganya

Laura menatap lelaki di depannya sendu. Ia berharap lelaki ini besikap manis terhadapnya namun ini malah sebaliknya.

"Ngapain lo liatin gue?" Lelaki itu menangkap manik Laura yang sedang menatapnya diam.

"Eng.. Enggak." bohong Laura. Laki-laki itu tersenyum remeh.

"Kenapa lo, kok gugup gitu?"

"Enggak."

Gian datang menghampiri ruang OSIS. Ia menatap Laura remeh. Namun saat melihat manik wajah Laura yang sedikit pucat, ia pun mendekat.

"Lo apain adek gue sampe gini?" tanya Gian, saat ini ia berada di depan laki-laki yang menghukum Laura.

"Nggak gue apa-apain juga."

"Bohong tuh Gi.." ucap laki-laki berwajah oriental. Laura tau dia Jerry, teman kakaknya.

Anggian menggeleng kepala pelan kemudian menghampiri Laura. Ia menatap wajah Laura yang begitu pucat.

"Ayo bangun. Kakak anter ke kelas kamu." Laura memandang kakaknya senang. Berkat dia, ia bisa lepas dari laki-laki ber nametag Reyhan Yudha Arjhuna.

"Laura.."panggil seseorang dengan tas sekolah yang ia selipkan di bahu kanannya. Wajahnya mirip dengan Reyhan. Dia Reynan teman Gian juga.

Anggian dan Laura yang berdiri hendak berjalan, mendengar seseorang memanggil nama Laura membuat mereka berbalik.

"Kak Juna?"

Laura kaget saat Reynan atau yang sering ia panggil Juna itu memanggilnya. Anggian menatap Reynan bingung.

"Lo abis di hukum lagi?" tanya Gian.

Reynan tampak salah tingkah hanya menampilkan deretan gigi putihnya kearah Gian. Reyhan memandang tak suka kearah adik kembarnya.

"Rey, bilangin kembaran lo tuh, suruh disiplin dong. Masa tiap hari telat mulu." cibir Gian.

"Kakak.." pekik Laura memperingati untuk menjaga mulutnya yang kelewatan.

"Apaan sih."

Reynan hanya tersenyum menanggapi ucapan sahabatnya yang sudah biasa ia dengar. Namun berbeda dengan Reyhan yang hanya memasang wajah kelewat datar.

"Oy! udah dong ngedramanya. Laper nih. Ngantin yuk?" rengek Jerry yang memang sudah bosan melihat adegan di depan matanya.

"Kalian duluan. Gue nyusul abis anter Laura."

"Yoo.."


-skip


Gian mengantar Laura kedalam kelas X-2.Beberapa pasang mata menatapnya ketika ia mengantar Laura sampai di tempat duduknya.

"Kamu mau nitip makanan apa?"

Gian sengaja bertanya kepada Laura dengan lembut hanya untuk memanas-manasi para fans nya.

Laura mendelik. Namun bukan Laura namanya jika tak tau maksud dari kakaknya.

"Aku bawa bekal kak Gian sayang~"

Huwek

Gian tersenyum ketika adiknya tau maksud dari tatapan matanya.


"Yaudah baik-baik ya.." Gian mengelus pipi Laura dan melanjutkan ucapannya "belajar yang rajin." terdengar para gadis di kelas Laura beteriak gaje. Gian tersenyum senang kembali berucap "love u.."

Seluruh kelas X-2 gaduh oleh adegan drama yang di buat-buat oleh kedua kakak-beradik itu. Gian berjalan meninggalkan kelas yang sudah terdengar suara-suara para gadis yang frustasi karena ulahnya.

Laura memandang jengah keseluruh penjuru kelasnya. Kemudian ia menyumpalkan headseat putihnya lagi kedalam telinganya. Dan menjatuhkan wajahnya di meja.

Laura menikmati alunan musik di ponselnya. Ia mulai terlelap dengan wajah yang menempel pada meja.

Brak

Laura terkelonjat kaget ketika seseorang menggebrak meja yang ia duduki. Ia menatap orang itu dengan sengit.

"Maksud lo apa nggebrak meja gue?!" Triak Laura kepada siswi itu.

"Lo tuh anak baru disini ya?! Jadi jangan sok-sok an deh deketin Reyhan apalagi Gian gue!"

Laura mengorek-ngorek telinganya untuk mendengar dengan jelas orang yang di depannya itu berkata -Gian gue- tadi.

"Lo siapa berani ngatur-ngatur gue hah?!" laura mendorong bahu kiri siswi itu dengan jari telunjuknya.

"Hey! Beraninya lo dorong gue!" triak siswi itu. Laura menatap nametag nya.

"Rosalina Lizy?" kata Laura membaca nametag siswi itu.

"Apa hah?" siswi itu mencondongkan dadanya kearah Laura.

"Elo?" tunjuk Laura datar.

"Gausah kecentilan! Kak Gian gak doyan sama cewe cabe macem lo!"

Setelah mengucapakan kata itu, Laura keluar dari kelasnya tak lupa headseat nya ia pasang kembali kedalam telinganya. Tak memperdulikan umpatan siswi bernama Rosalina Lizy.







Assalamualaikum..
Makin seru gak ceritanya?? Enggak ya?? Wkwkw
Gak papa deh. Yaudah,Jangan lupa
Vomment :*

Secret AdmirerWhere stories live. Discover now