10.Penyelamatan

206 25 77
                                    

Laura menatap laki-laki didepannya tajam. Laki-laki itu mendekat ke arah Laura dengan membawa nampan berisikan makanan.

"Nih makan." Laki-laki itu membuka lakban yang menjerat mulut Laura.

"Aaakh.. Pelan-pelan dong!" omel Laura. Laki-laki itu terkekeh geli mendengar perkataan Laura yang menurutnya menggemaskan.

"Udah lo gak usah bawel. Cepet makan! Bentar lagi kakak lo dateng. Dan lo bakal bebas. Tenang aja.." jelas laki-laki itu.

"Lo punya urusan apa sama kak Gian? Kenapa juga gue yang lo culik?"

"Gak usah kepo! Lo cuma gue jadiin umpan biar kakak lo dateng!"

"Banci kampungan lo!!" Laura berteriak tepat di depan laki-laki itu.

Cuih

Laura meludah dan mengenai baju laki-laki itu. Ia hanya tersenyum remeh melihat Laura meludahinya.

"Nama panggilannya manis banget. Udah lo makan aja nih." Laki-laki itu mendorong piring berisi makanan dengan kakinya.

"Gue gak sudi makan makanan dari lo banci!" kata Laura tajam.

"Lo gak mau makan? Padahal gue udah baik loh ngasih lo makan." laki-laki itu berjalan kearah Laura dan membelai pipi Laura. " Yaudah nikmatin aja masa kelaparan lo itu gadis manis." katanya lagi.

"Lepasin gue!" Teriak Laura kesal.

Plak

Laki-laki itu menampar Laura membuat Laura meringis kesakitan. Ia mencekal wajah Laura. Kali ini tatapan matanya tajam kearah Laura yang telah membuatnya emosi.

"Lo bisa diem gak?! Kalo lo gak mau makan? Yaudah! Gak usah banyak omong!" kata laki-laki itu melakban mulut Laura lagi dan melepaskan cekalannya lalu pergi.

"Kak Gian.." batin Laura. Laura menangis lagi namun dalam diam. Ia merasa panas di pipi kirinya akibat tamparan laki-laki tadi.

***

Laki-laki itu berjalan ke arah ruang tamu. Ia melepas masker yang menutupi wajahnya. Dapat dilihat seorang wanita tengah duduk dengan tenang di salah satu sofa.

"Lo kapan pulang?" tanya laki-laki itu pada perempuan yang bahkan masih menggunakan seragam SMAnya.

"Baru aja gue sampe kak. Gue gak sabar pingin liat Laura."

"Lo tenang aja. Laura udah gue sekap di gudang."

"Lo emang kakak gue yang paling keren kak." bangga sang perempuan, dapat di lihat laki-laki itu menarik kerah kemejanya.

"Gak ada yang gak bisa di lakuin  seorang Ronatio Almaguer." bangga laki-laki itu. Kemudian mereka tertawa bersama.

"Gue percaya.. Jadi kapan, si Gian bakalan dateng kak?" kata perempuan itu menghentikan tawanya.

"Mangsa kita sebentar lagi dateng kok." Laki-laki yang mengaku bernama Ronatio pun menyeringai. Ia mengepalkan tangannya.

"Gue bakalan balesin dendam lo sekarang.." kata Ronatio saat ia mendengar suara mobil memasuki pekarangan rumah. Ia langsung memakai maskernya.

"Mereka dateng? Gue ngumpet dimana nih?"

Ronatio menoleh.

"Lo balik aja kerumah, lewat pintu belakang."

"Oke. Gue tunggu kabar lo dirumah kak." perempuan itu pun pergi ke arah dapur.

Secret AdmirerKde žijí příběhy. Začni objevovat