21. Changed My Mind

8K 1K 50
                                    

Kegiatan pagi yang menyenangkan dialami oleh Aliendia saat ini. Dia yang sedikitpun tidak pernah bermimpi bisa mendapatkan kejadian manis pemberian sang suami, kini mengalaminya. Aliendia merasa sang suami sedikit demi sedikit telah berubah, meski masih saja ketus luar biasa. Tapi setidaknya suaminya bisa sedikit jauh lebih memikirkan dia dan anak mereka berdua di dalam perut Aliendia.

"Ngapain lo diem? Buru dimakan!" suara ketus Aldan menghancurkan lamunan Aliendia. Wanita muda itu pun seperti tersadar dari khayalannya, dan bergegas mengayunkan kembali sendok yang sudah dalam penguasaan nya sedari tadi.

"I-iya Mas." jawab Aliendia gugup.

Alin pun kembali pada aktivitasnya memakan semangkok bubur ayam yang sudah terjadi di hadapannya. Bubur Ayam itu menjadi menu pagi nikmat untuk mereka berdua setelah semalam keduanya menghabiskan banyak waktu dan tenaga sehingga menguras stamina besar dalam diri mereka. 

"Enak gak?" iseng, Aldan bertanya kepada istri cantiknya. 

Ya, patut Aldan akui jika istrinya yang sekarang duduk di hadapannya memiliki wajah cantik jelita. Sampai-sampai pria itu berpikir apakah nanti anaknya seorang perempuan? Yang dalam arti kata akan memiliki wajah secantik istrinya?

Sebab jika Aldan memperhatikan, semakin lama wajah Aliendia semakin bersinar bak sinar matahari yang menerangi bumi. Sinar matahari itu membuat kehidupan Aldan menjadi berwarna. 

Dan itu tidak bisa dia pungkiri sama sekali.

"Alhamdulilah enak mas." jawab wanita muda itu singkat. 

Sesimpul senyumnya yang terhias ketika dia selesai berucap, membuat jantung Aldan berdekup kencang. Ada sesuatu yang aneh terjadi di dalam jantungnya, entah apa itu. 

Tapi yang jelas pria itu merasakan ada perbedaan, dia berbeda. Hati nya seolah ingin berteriak dan mengatakan kepada semua orang jika dia mulai menaruh hati pada istrinya. 

Dia mulai takut kehilangan sosok wanita muda yang sudah berbulan-bulan ini menemani kehidupannya. Sosok kekasih di masa lalu yang pernah ada seolah menghilang tanpa jejak sedikitpun. 

Sekarang yang ada di dalam otaknya hanya nama 'Aliendia'.

"Nanti pulang dari sini gue temenin periksa kandungan ya?"

Pertanyaan yang keluar dari bibir Aldan langsung menohok seorang Aliendia. Tubuhnya menegang setelah mendengar pertanyaan sekaligus permintaan dirasa Aliendia. 

"Lo belum periksa kandungan bulan ini kan?"

Kepala Aliendia menggeleng,"Belum Mas."

"Ya udah, kalau gitu gue temenin ya. Sekalian USG juga, gue kan pengen tahu anak gue cowok atau cewek."

"Apakah mas menginginkan jenis kelamin tertentu?" Aliendia memberanikan bertanya kepada suaminya. Meski dia tahu bertanya kepada Aldan sama dengan mencari masalah, tapi wanita muda itu tetap ingin bertanya dengan resiko dia akan dibentak atau dimarahi di depan umum.

"Gue pengen punya anak cewek. Boleh kan?" 

"Perempuan? Kenapa Mas ingin perempuan?"

"Kenapa ya??" sejenak Aldan berpikir sendiri mengapa dirinya menginginkan anak perempuan bukan malah anak laki-laki, "Eum...?"

Aliendia masih tetap menunggu jawaban suaminya, dia berharap mendapatkan jawaban yang mampu membuatnya terkejut seperti permintaan Aldan ingin mengantarkan Aliendia cek kandungan. 

"Karena...gue pengen punya anak secantik lo."

"Hhh? Apa?"

***

Let's Play (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang