6. Pregnant?

11.3K 858 30
                                    

Flashback On

Sebulan pasca kejadian ranjang atau bisa disebut Malam pertama untuk Aliendia, Wanita muda itu mengalami sesuatu yang membuatnya mual setiap pagi dan harus bolak balik ke kamar mandi untuk memuntahkan apa yang ada di dalam perutnya. Terkadang makanan yang baru saja dia makan tapi terkadang hanya air putih saja sebab tidak selamanya makanan atau minuman apapun bisa masuk ke dalam Mulutnya.

Huk...

Huk...

Rasa mual yang luar biasa membuat Aliendia terkadang harus tidak beraktivitas seharian. Kegiatannya hanya tidur-tidur'an diatas Sofa atau kalau dia benar-benar tidak bisa menahan sakit di Punggungnya, dia akan mencuri-curi untuk bisa tidur di ranjang milik Aldan.

Entah mengapa Aliendia merasa ranjang Aldan adalah Surga baginya. Aroma tubuh Suami sah nya tersebut selalu menggetarkan jiwa nya sampai-sampai dia ingin selalu berada disana. Setiap Aldan selesai meminum Kopi dan terkadang memakan sarapannya lalu pergi ke kantor, Aliendia bergegas menuju ke ranjang Aldan kemudian membaringkan tubuhnya diatas ranjang itu.

Rasa hangat, tenang, dan nyaman selalu didapatkannya entah itu dalam kurun waktu yang sebentar atau lama. Aliendia tidak memikirkannya sama sekali. Dia hanya merasa damai disaat Aldan enggan menyentuhnya meski terakhir kali mereka bersentuhan karena pengaruh Alkohol yang diminum oleh Aldan.

Tok tok tok

Suara ketukan Pintu diluar sana terdengar bias di telinga Aliendia sebab Wanita itu benar-benar menikmati saat-saat berharga seperti yang dia dapatkan saat ini. Dia tidak begitu peduli dengan ketukan Pintu di rumahnya sampai akhirnya dia mendapati suara yang menakutkan.

"WOI, NGAPAIN LO DI RANJANG GUE?" teriakan itu membuat Aliendia tersadar jika ada si pemilik yang berada di dalam kamar ini. Aliendia pun langsung bangkit dari ranjang kemudian berdiri jauh dari ranjang itu. Kepalanya tertunduk ke bawah ketakutan. Wanita muda itu enggan memandang si pemilik yang memasang Wajah penuh amarah dengan dua tangan yang sedang berdecak pinggang. 

"Ma-af Mas."

"Kesempatan lo ya kalo gue gak ada di rumah. Lo pikir lo siapa bisa pakai kasur gue Hah?"

"Ma-ma..af Mas."

"Maaf, maaf, seenak jidat lo aja. Lo harus tahu itu kasur gue bukan kasur lo. Kalo lo mau tidur, lo tidur sono di sofa. Manja banget jadi cewek!" 

"I..iya Mas, saya tahu."

"Sok kecantikan banget. Awal kalo gue tahu sekali lagi lo berani sentuh kasur gue, gue bakal bikin lo babak belur! ngerti gak lo?"

"Ba-baik Mas. Maaf, saya salah."

"Ya udah! sono lo bikin Kopi, Kepala gue sakit banget."

"Iya Mas."

Karena Aliendia sudah merasa ketakutan, dia tidak bisa berbuat apapun. Aliendia berjalan cepat meninggalkan Aldan yang berada di kamarnya menuju ke Dapur. Disaat Aliendia berada di Dapur, Aldan memutuskan untuk mengganti semua benda yang melekat di tubuhnya. Hari ini kesehatannya tidak menentu.

Pagi tadi dia nampak sehat tapi setibanya di kantor justru kepalanya pusing dan sering sekali mual tiba-tiba. Hal ini begitu aneh dirasakannya sampai akhirnya Aldan memutuskan untuk pulang ke rumah. Sekretarisnya bertanya kepada Aldan mengapa Aldan harus pulang tapi Aldan tidak bisa menjawab apapun. Aldan hanya mengatakan tubuhnya sedang tidak bersahabat saja. Oleh karena itu Aldan memilih untuk pulang ke rumah saja.

"Ini Mas." Aliendia menyerahkan secangkir Kopi kepada Aldan yang kini sudah berada di ruang tamu.

Aldan sendiri saat ini hanya memakai Kaos dan celana pendek saja padahal masih pagi. Ingin rasanya Aliendia bertanya mengapa sang Suami tidak bekerja tapi Aliendia mengurungkannya. Wanita muda itu takut jika dia bertanya justru Aldan akan marah kepadanya.

Let's Play (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang