Chapter 29

23.9K 1.3K 6
                                    

"Jika aku bukan jalanmu, kuberhenti mengharapkan mu, jika aku memang tercipta untukmu, kukan memilikimu..

Jodoh pasti bertemu" - Afgan

***

Ansefa Side

Hari demi hari telah berlalu, banyak masa yang sulit yang sudah kulewati.

Aku duduk disebuah bangku kayu yang berada tepat di taman sekolahku. Aku melihat, beberapa anak tengah cemas sekarang.

Termasuk Aubey.

Sekarang, aku menghadapi kelulusanku.

Aku tidak tahu harus berbuat apa, tetapi sepertinya jika orang itu tidak melihat momentum yang membahagiakan ini terasa ada yang kurang.

Cih, aku memikirkan pria bodoh itu lagi.

Aku menghela nafas, aku tak akan memasuki universitas Covard. Aku tak mau menerima uang dari Ceo itu sepeserpun, karena aku merasa aku tak pantas. Ia bukan siapa siapaku lagi.

Ia hanya salah satu orang yang hanya melintas dalam hidupku.

Aku membuka ponselku dan membuka sosial mediaku, seperti Facebook.

Yah! Facebook!

Aku tersenyum, ternyata banyak temanku yang gelisah dan senang karena kelulusan ini. Aku terus membuka pesan teman temanku, serta keadaan teman temanku saat ini.

Tetapi, sesuatu mulai menarik perhatianku.

Aku melihat, ada akun Gionova dan Diana yang berteman dengannya. Ternyata bukan hanya Diana, Arnold juga berteman disana.

Banyak yang mengenal sosok Gionova.

Aku memilih membuka akun Gionova dan berniat membuka statusnya, tetapi tak bisa. Ia merahasiakan semuanya.

Aku membuka beberapa postingan fotonya.

Aku terdiam.

Christhopher Archilla mengomentari foto tersebut..

Mereka membuat konversasi yang manis, seperti mereka memiliki beberapa kebiasaan yang sama dan kesukaan yang sama, apa yang mereka lakukan dan gombalan gombalan Ceo itu kepada Gionova.

Cih, Ceo itu bermulut manis memang.

Ternyata benar kata kata pria tak ada yang bisa dipercaya.

Sebenarnya aku masih sangat menyayangi pria itu, tetapi..

Aku harus melupakannya.

Aku kembali berpikir tentang perkataan Arnold waktu itu jika Gionova memiliki niat yamg jahat padaku.

Karena nyatanya, perkataan Gionova benar kalau Ceo itu akhirnya menjadikanku korban selanjutnya. Ia tak mau aku terjebak pada perasaanku padanya yang mengakibatkan aku terpuruk seperti ini.

Lagi lagi, perkataan pria itu tidak bisa dipercaya.

Aku mengehela nafas, sepertinya benar kata Arnold jika aku harus melakukan perbuahan pada segalanya.

Hatiku, sifat dan sikapku. Segalanya.

Aku akan kuliah nanti, dan aku akan memiliki banyak relasi. Disana aku akan mengenal banyak pria dan melupakan Ceo itu.

Bukankah aku sudah berjanji agar aku menemukan yang lebih baik dari Ceo itu dan seumuran denganku?

Itu yang mungkin akanku lakukan.

Tetapi aku tak tahu, kepercayaanku pada semua laki laki luntur begitu saja.

Aku membenci dia, tetapi aku sangat merindukan dia.

That's My Old ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang