Dilemma

19.5K 866 8
                                    

Nih aku kasih part selanjunya bagi siapapun yang menunggu:) Oh iya ini aku mau ngucapin terima kasih buat tiyanirahma_ ,retacantik, elcivika, friggyStg, RofinaNurhazanah,  zhentrakadira,  Ninnath,  thresiajosefa,  khairunisananda, FiaPermata, sunagara, Anastasia_1008, kalian adalah pembaca setia ku yang membuatku meneruskan cerita abal-abal ini. Makasih ya semua. nah Selamat membaca

Aku mengerjap tidak percaya melihat Mas Deo bersama Vinna. Tanpa pikir panjang segera kuhampiri mereka yang tengah asyik makan.

“Mas Deo?”pekik ku

Dia mendongak “Sasa?”  lalu sedetik kemudian dia memeluk ku erat. Aku kangen Mas ku yang satu ini. Aku sudah lama tidak melihatnya. Hampir saja aku tidak mengenalinya.

“Ya ampun kamu sudah besar begini, cantik lagi.” ucap nya jahil

Aku melebarkan senyumku mendengar pujian Mas Deo. Mas Deo ini sudah aku anggap sebagai kakak kedua ku setelah Kak Dennis tentunya. Dia ini sepupu jauh ku dari Mommy.  Mas Deo ini seumuran sama aku namun karena adat aku harus memanggilnya Mas.

“Kapan kamu ke Indonesia Sa, kok gak ngabarin Mas sih?” tanyanya

“Udah lama kok, mungkin setahunan.” ucapku

Dia mengerutkan keningnya“Wah lama banget kamu sekolah ya disini? Kenapa pindah?”

“Iya sekolah. You know my problem right?”

Dia mengangguk mantap mendengar penuturan. Mas Deo ini salah satu dari sedikit orang yang tahu hubungan ku dengan Bian.

“Jadi gimana bisa kenal sama Vinna?” ucapku melirik Vinna

Vinna tersenyum kecil mendengar pertanyaan ku.

“Dia pacar Mas.” ucapnya sambil tersenyum manis

Jadi, Vinna ini pacar Mas Deo. Tunggu tunggu jadi kalau begitu berarti apa mungkin Mas Deo ini teman Raffa yang dimaksud ngerebut Vinna dari Raffa. Oh my god kenapa dunia sesempit ini?

“Ehemmm.” sebuah suara berat yang sangat familiar di telinga ku mengusik ku untuk mendongak

“Raf kam...”

Sebelum aku menyelesaikan ucapanku Raffa sudah menyeret ku pergi dari restoran.

“Raf lepas kamu kenapa sih?” ucap ku di sela-sela tarikannya

Dia masih diam dan memegang tangan ku erat tapi tak membuat ku sakit. Aku merasakan badan ku di hempas di kursi pengemudi. Raffa segera menjalankan mobilnya menjauh dari mall. Aku hanya diam seribu bahasa tanpa mau memulai pembicaraan. Apa dia cemburu pada Mas Deo? Berarti dia masih menyukai Vinna. Kenapa hatiku nyeri memikirkan itu? Aku menghela nafas , Raffa ternyata masih menyukai Vinna.

Tak terasa mobilnya sampai di gerbang rumah ku. Langsung ku buka dan keluar tanpa mengucapkan satu patahkan pun. Aku melenggang masuk ke rumah dengan perasaan campur aduk. Sampai di kamar, ku banting pintuku lalu merosot di balik pintu. Kutenggelamkan kedua wajah ku di kaki ku. Aku menangis tersedu-sedu. Tak kuhiraukan kamar ku yang sudah menggelap karena hari beranjak malam. Aku beranjak menuju tempat tidur ku untuk merebahkan tubuh lelah ku. Aku terbaring masih memejamkan mataku berusaha mencari ketenangan dan akhirnya semua menggelap.

***

Aku mengerjapkan mata ketika cahaya menyilaukan membuyarkan mimpi ku. Aku diam sejenak mengingat apa yang terjadi kemarin karena sekarang kepala ku pusing dan berat. Aku melangkah menuju kamar mandi. Kupandangi wajah ku yang kusut dan aku baru sadar masih memakai seragam sekolah. Oh ya aku ingat aku kemarin langsung tertidur sehabis menangis. Aku menghela nafas lalu mencuci muka ku di wastafel. Hari ini hari libur. Aku mungkin bisa istirahat sejenak untuk tidak terlibat masalah dengan Raffa. Mata ku bengak dan menjadi sipit. Aku berjalan gontai menuju shower untuk mandi. Setelah membersihkan diri aku memutuskan untuk berenang. Jalan keluar satu-satunya untuk meredam semua masalah ini adalah berenang. Aku tau ini hal gila karena jam saja masih menunjukkan pukul 10 pagi dan aku yakin air akan sangat dingin. Tapi aku tak peduli yang aku butuhkan sekarang hanya menyelupkan kepalaku yang berat di air.

My Love Will Never ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang