Say Hi to Indonesia

37.1K 1.4K 6
                                    

Aku melihat pantulan diriku di cermin seraya memoleskan lip balm di bibirku. Aku menghela nafas panjang karena hari ini aku pindah ke Indonesia. Kata Mommy aku disana hanya setelah lulus dari SMA

Sebelumya perkenalkan namaku Clarissa Forleria Wilson, putri dari dua bersaudara pasangan Brian Robert Wilson dan Intan Permata . Aku keturunan Italy-Indo, karena Daddy adalah bule asli Italy. Dan aku  bisa tinggal di Singapore sekarang karena keluarga punya perusahan yang berpusat di Singapore. Kakak ku Dennis Eric Wilson sedang menyelesaikan studi  sarjana nya di Inggris. Dia mengambil International Business untuk meneruskan perusahaan yang kakek dirikan. 

“Clariss, c’mon, the flight won’t wait you girl” suara Mommy menggema di dalam apartment

I’m coming mom” aku bergegas keluar kamar dan membawa tas ransel ku keluar

Aku melihat Mommy dan Daddy duduk di meja makan yang sedang mengoles selai di sepotong roti

“Kamu siap kan sayang, semoga kamu betah ya disana “ kata Mommy sambil mengolesi rotiku dengan selai stroberi kesukaanku

“However, you can comeback after the graduation sweetheart” Daddy menambahkan

Okay it’s only 1.5 years. Yeah I can do it 

“It’s okay Dad, I’m happy to see Megan again” jawabku tersenyum memamerkan deretan gigiku

FYI Megan adalah teman kecil ku ketika aku di Indonesia sampai aku pindah kesini ketika aku masuk SD. Dia adalah sahabat yang tau aku luar dalam dan sampai sekarang aku masih berhubungan dengannya walaupun lewat telepon atau Skype. Dia sangat bahagia ketika tau aku akan pindah sekolah ke Indonesia. Sekarang aku kelas XI semester dua dan Mommy memberitahu ku bahwa aku dipindahkan satu sekolah dengan Megan dan sekelas dengannya. 

Jangan bingung karena aku bisa dengan mudahnya sekelas dengannya, orang tua ku adalah donatur besar disana jadi hal kecil ini sangat mudah mereka lakukan. Mungkin ada untungnya punya orang tua yang kaya raya minus tatapan iri orang-orang.

***

Dan disinilah aku sekarang, di bandara Soekarno Hatta setelah sekitar 2 jam aku duduk di pesawat. Untung barang-barangku sudah dikirim duluan jadi aku hanya membawa tas ransel di pundak ku. Ketika aku keluar dari gerbang kedatangan internasional, aku melihat seorang bapak-bapak yang memegang kertas bertuliskan namaku “Clarissa F Wilson, Welcome to Indonesia” Pasti itu orang yang akan menjemputku. Aku menghampirinya yang sedang celingak celinguk menatap gerbang kedatangan internasional

“Bapak yang jemput saya ya” kataku tersenyum

“iya non, anda pasti non Clarissa?Saya Rusdi, sopir kantor non. Mari silahkan non “ katanya seraya membawakan tas ransel ku

Aku mengingat-ingat bahwa aku sudah lama tidak menginjakkan kaki ku di Indonesia. Terakhir aku berada di sini ketika aku masih berumur 5 tahun dan pindah ke Singapore karena ikut orang tuaku.  Kalian pasti bingung kenapa aku bisa bahasa indonesia lancar setelah lama tidak berada di Indonesia. Mom dan Daddy selalu mengajarkan ku untuk berbahasa Indonesia dengan baik karena mereka bilang aku tidak boleh melupakan bahasa Mommy yang masih berkewarganegaraan Indonesia.

“Non sudah sampai “ suara pak Rusdi mengagetkan ku ketika mobil yang kutumpangi sampai di depan rumah yang sudah lama kutinggalkan. Walau samar-samar aku mengingatnya

“Iya pak, makasih “ jawabku seraya mengambil tas ku dan masuk ke dalam rumah

Aku turun dari mobil dan menatap rumah megah yang ada didepan ku ini. Aku ingat aku dulu banyak menghabiskan banyak waktu dengan kak Deniss dihalaman ku yang luas ini. Aku melangkah untuk masuk kedalam rumah dan di sambut oleh Bik Surti. Kata Mommy dia adalah orang yang mengurusi rumah ini sejak Mommy dan Daddy baru menikah. Aku pun belum lahir saat itu 

 “Non Clarissa ya?” kata bik surti seraya tersenyum ramah

“Bik Surti aku kangen banget sama bibi” aku langsung memeluk Bik Surti 

Bik Surti ini udah kayak nenek aku sendiri. Dia sangat baik dan dekat dengan ku ketika aku belum ikut Mommy dan Daddy ke Singapore. 

“Sudah lama sekali ya non, non sekarang sudah besar dan sangat cantik” aku hanya tersenyum mendengar pujiannya

 “Bisa aja bik, oh iya anterin aku ke kamar ya bik “

“Baik non, mari” aku mengikuti bik Surti untuk menuju kamarku. Rumah ini tidak banyak berubah. Masih kelihatan mewah dan bersih. Pasti bik Surti telah menjaga rumah ini dengan baik. Dulu aku sering berlarian di rumah ini dan tempat favorit ku di rumah ini adalah taman belakang karena disana terdapat berbagai macam bunga koleksi Mommy. I am happy to comeback

“Makasih bik” kataku sambil tersenyum ketika aku sampai di depan kamar ku

“Iya non, bibi permisi dulu. Ini kuncinya non”  bik Surti menyerahkan kunci kamar ku dan beralu pergi

Aku membuka kamar ku dan terpaku pada desain kamar ku yang di dominasi warna merah. Aku memang menyukai warna merah.  Mommy selalu tau selera anaknya yang satu ini. Aku tersenyum sumringah ketika kaca jendelaku terhubung dengan sebuah taman belakang rumah yang penuh dengan bunga. Ternyata benar-banar tidak ada yang ada berubah. Sedetik aku merasa sangat bahagia karena aku bisa kembali ke rumah ini

Aku langsung merebahkan badanku di kasur king size ku dan memejamkan mata karena lelah, sesaat setelahnya aku tertidur dengan pulas. 

Tommorow is a  new day. Say hi to Indonesia 

 hai semua. ini aku update lagi ke chapter 2. terima kasih kepada semua yang berkenan membaca 

My Love Will Never ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang