Officially Engaged

21.6K 950 2
                                    

“CLARISSA FORLERIA WILSON”

Aku berbalik gemetaran hampir pingsan kalau tidak ada Raffa yang memegangi ku. Aku bahkan tidak sadar Raffa telah berada disampingku. Aku melangkah menatap keempat orang di depan ku menatap ku dan Raffa penuh amarah. Aku bahkan harus menelan ludah susah payah melihat Daddy menatap ku tajam. Namun sebaliknya aku melihat kak Dennis menahan tawa melihat ku ketakutan seperti ini. Awas saja kakak ku yang satu ini. 

“Kalian dari mana saja?” suara Daddy terdengar mengintimidasi

Tak heran Daddy di segani karyawan bahkan kolega bisnisnya karena sikapnya yang mendominasi seperti ini. Aku melirik Raffa yang masih dengan sikap santainya. Bahkan aku lebih memilih menghadapi 20 preman sendirian dari pada melihat Daddy semurka itu.

“I..i..itu.itu”

“Kami jalan-jalan keluar Om”ucap Raffa dengan nada masih santai

“Kemana dan kenapa hape kalian tidak aktif?” ucap Daddy dengan nada sama-mengintimidasi-

“Sebenarnya kami berdua kencan. Karena kami tidak mau ada orang yang mengganggu kami maka kami pergi diam-diam dan mematikan hape kami. Kami minta maaf kalau kami membuat kalian khawatir” jawab Raffa panjang lebar

Aku bahkan sampai melongo mendengar jawabannya. Sejak kapan kami kencan? God tenggelam kan saja aku di dasar bumi

“Benar begitu Clariss” 

Raffa langsung menarik pinggangku. Aku memandang nya bertanya namun dengan cepat aku tanggap dengan sandiwaranya.

“Eh i..iya” 

Tidak ada jalan lain selain mengiyakan sandiwara Raffa. Mungkin setelah ini aku harus berterima kasih kepada Raffa karena membuat ku tidak kena omelan Daddy

“Baiklah kalau begitu, Daddy senang kalian mulai dekat tapi Daddy tidak mau kalian pergi diam-diam seperti tadi”

“Tapi tunggu sebentar, apa kalian benar-benar kencan?” tanya Tante Marta menyipit

“Bener kok Ma, iya kan sayang” Raffa memandang ku memberi isyarat

Aku pura-pura tersenyum lebar “Bener kok tante, kita kan harus akur”

“Wah syukurlah kalau begitu, kita harus memajukan tanggal pertunangan mereka” ucapan Tante Marta membuat ku mendadak diam

“Benar itu, mungkin bisa 3 hari lagi” ucap Mommy

“Iya setuju” ucap kak Dennis mengerling ke arah ku

“Gimana menurut kalian?” ucap Daddy mengalihkan pandangan kearah kami yang masih di posisi yang sama-Raffa memeluk pinggang ku-.

“Kami setuju aja Om, besuk juga boleh” ucap Raffa lalu mencium puncak kepalaku

Aku memandang Raffa horror setelah mengucapkan hal itu. Dia malah tersenyum penuh kemenangan. 

“Baiklah kalau begitu sudah di putuskan, 3 hari kedepan akan diadakan acara pertunangan di hotel ini” kata om Richard. 

Akhirnya acara diskusi tentang pertunangan sialan ini berakhir. Aku hanya diam mendengarkan keluarga ku bicara. Aku bahkan sedikit pun tidak berani menyela. Aku merutuki kesialan ku yang terlepas dari satu masalah namun terjerat masalah lain. Sebelum mereka keluar aku meminta Raffa untuk berbicara empat mata dengan ku. 

Aku memandang nya tajam “Heh ini semua gara-gara loe nih”

“Seharusnya loe ngucapin terima kasih karena loe bebas dari amukan bokap loe” 

“Ogah gue.Loe emang nglepasin gue dari satu masalah tapi malah bikin masalah baru tau gak” 

“Enak kali tunangan sama gue, gue kurang apa coba. Udah ganteng, keren, banyak cewek yang malah ingin di posisi loe” kata Raffa

My Love Will Never ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang