Going Home

391 25 0
                                    

Melihatnya tertidur seperti itu, itu membuatku gemas. Dia tertidur dengan tampang polos tak berdosa. Ditambah lagi dengan pipinya yang imut itu. Tapi, apa yang akan aku lakukan pada mu Miko? Tidak mungkin kan? Kalau aku meninggalkan mu begini. Huh, Miko kau menambah beban ku saja. Uhm, apa aku harus membangunkannya? Tapi, aku tidak pernah membangunkan seorang perempuan dari tidurnya. Ini menjadi sebuah problema bagi ku. Apa aku membawanya saja ke asrama? Apa aku membawa jaket? Hmm, sepertinya aku membawanya. Dimana ya, aku meletakannya di dalam tas ku? Uhm, dimana ya? Dimana ku letakkan? A-? Ini di- Eh? Ini hanya sebuah parasut tas ku. Tidak mungkin aku membawanya secara terang-terangan ke asrama. Apa aku titipkan saja ke teman ku yang di asrama? Ide bagus, tapi siapa? Aku tidak ingat siapa yang sekelas dengan ku di asrama. Sebaiknya ku gendong saja, seperti tadi lagi.

"Luciel,"

A-? Miko?

"Huam, Luciel,"

Dia berguling-guling di tanah, layaknya cacing kepanasan. Dia mencoba untuk melakukan apa? Dia benar-benar membuat ku bingung.

"Luciel,"
"Nyam-nyam,"

Dia seperti anak bayi mengigau. Dia tertidur sambil mengisap jari jempolnya. Dia seperti anak bayi saja.

"Luciel,"

Dia mau melakukan apa sekarang? Memanggil nama ku terus menerus, itu membuat ku muak. Apa yang ia coba katakan?

"Luciel,"

Apa lagi yang ia coba lakukan? Ia lama kelamaan berguling semakin tidak karuan. Huh, apa yang harus ku lakukan sekarang? Ini membuat ku tidak-

"Luciel,"
"Cu..,"

Eh? Apa yang ia coba katakan? Cu? Sepertinya aku pernah mendengarnya. Dilanjutkan dengan penambahan huruf 'r' bukan?

"Luciel,"
"Cur..,"

Sudah kuduga. Lalu dilanjutkan dengan huruf 'a' bukan? Huh, aku benar-benar mengantuk.

"Luciel,"
"Cura,"

Uhm? Luka ku? Menghilang? Apa itu kau yang melakukannya Miko? Apa yang waktu itu juga kau Miko? Benar-benar membingungkan. Aku semakin tidak mengerti, konsep kehidupan ini terbelit-belit.

"Luciel,"

Apa yang sedang kau pikirkan Miko? Kau sedang memikirkan apa Miko? Kenapa kau selalu memanggil nama ku seperti itu? Baiklah, saatnya ku gedong dia ke asrama. Apa tidak apa-apa aku menggendongnya seperti ini? Kurasa tidak apa-apa. Baiklah,

"Kita ke asrama saja, Miko,"

Baiklah, sepertinya ini akan menjadi hari yang cukup merepotkan. Aku harus meminta izin dulu kepada orang tuanya. Hmm, bagaimana ya? Mungkin, ada yang bisa ku minta tolong untuk memberitahukan kepada orang tuanya. Uhm? Sudah sampai? Sebentar sekali, mungkin karena aku jalan sambil berpikir. Pertama, mengantarkan Miko ke kamar ku dulu. Kedua, meminta izin.

"Huh?"
"Apa yang kau bilang Luciel?"
"Membawa seorang wanita kedalam asrama cowok?"

"Dia tidak mau bangun ketika ku membangunkannya,"

"Lalu?"

"Jadi, ku bawa saja dia kesini,"
"Aku akan tidur di kursi kok,"

"Hmm,"

Huh, meminta izin pada ibu asrama, itu benar-benar melelahkan. Ia hanya akan memarahi ku terus menerus.

"Baiklah, ku izinkan,"

Eh? Tumben. Biasanya-

"Tapi, izinlah pada orang tuanya terlebih dahulu,"
"Dan..,"

"Dan?"

"Dan jangan melakukan yang aneh-aneh padanya,"

"Ba-baiklah, aku mengerti itu,"

Hmm, bagaimana aku meminta izin pada orang tuanya? Huh, ini benar-benar membuat ku lelah.

*Zwiu!

Uhm! Cahaya putih apa itu? Apa hanya perasaan ku saja? Hah, sudahlah.

*Krek!

Eh?

"Luciel?"

"Kenapa kau mengacak-ngacak kamar ku Miko?"

"Aku hanya penasaran,"
"Aku ingin tahu apa saja yang ada di kamar mu,"

"Setidaknya rapikan lagi, Miko,"

"Tapi, tidak kusangka kamar mu rapi sekali,"
"Biasanya, kamar laki-laki akan berantakan bukan?"

"Terserah mu,"
"Apa kau tidak pulang?"

"Tidak!"

"Eh? Apa?"

"Aku sudah izin pada orang tua ku,"
"Dan mereka mengizinkan ku,"

"Ba-baiklah,"

"Lagian, besok kan libur,"
"Jadi, aku sudah bawa baju ganti,"

"Apa?!"
"Kau sudah mempersiapkannya sejak tadi pagi?"

"Iya, memang kenapa?"

"Tidak apa-apa,"

Mempersiapkannya sejak tadi pagi? Apa-apaan itu? Hah, sebaiknya dijalani dulu bukan?

Devil Legacy & RealistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang