Part 22 Kamioka-NDE

2.5K 401 57
                                    

Tangki raksasa berisi air murni mulai dioperasikan. Neutrino-neutrino dari matahari menabrak molekul air setelah menempuh delapan menit perjalanan dari permukaan sang Raja Tata Surya, hingga mengeluarkan emisi cahaya serupa cincin yang akan terbaca di detektor yang berjumlah ribuan. Osilasi neutrino dari tipe tauon, muon, dan elektron tidak lagi bisa menipu detektor mutakhir ini. Dulu, setelah melihat kecanggihan detektor SNOLAB, para ilmuwan Kamiokande di Jepang segera memperbaiki detektornya agar tidak lagi mendapat hasil pembacaan positif palsu dari data neutrino.

Dibutuhkan energi yang besar untuk menghidupkan detektor-detektor itu, dan OKAN sudah merasakan gejolak energi itu sejak tadi. Untungnya Profesor masih punya cara lain, ia berencana menyamarkan gejolak energi itu dengan membuat gejolak energi lain yang jauh lebih besar. Memang kemungkinannya menjadi 50:50 karena bisa saja OKAN malah mencurigai kemunculan energi yang terlampau besar, dan bergerak menuju ke Kamiokande yang sudah lebih dahulu dioperasikan.

Sam dan Profesor Okan diburu waktu untuk pergi menuju Petragon Collider di Patagonia untuk mengaktifkan kembali fasilitas itu sebagai pengalih perhatian, karena dapat menimbulkan gejolak energi lebih besar daripada Kamiokande. Mereka memacu rumah kepiting menuju ke sana dengan kondisi jet pendorong yang sudah menurun.

"Kita tidak akan tepat waktu jika terus dalam kecepatan seperti ini. Bisa kau tambah kecepatannya, Sam?"

"Sayangnya ini sudah kecepatan maksimal, Prof. Aku tidak sedang main-main di sini. Kalau mau kau saja yang mengendalikan kepiting terbang ini. Anda pilot yang lebih baik, bukan?"

"Kau persis seperti ibumu, Sam. Dia selalu memberi respon yang tak kalah keras jika dibentak. Plus, dia sedikit menyindir."

"Sebenarnya apa hubunganmu dengan ayah dan ibuku? Darimana kau kenal mereka?"

"Nanti saja. Aku mau minum."

"Kau pasti sengaja menyeretku ke dalam rasa penasaran macam ini. Gila. Jadi, begini saja, kuanggap kau bohong soal pernyataan tentang ibuku barusan. Sekarang kau diam saja di situ, Profesor Okan Marannu."

Profesor Okan diam saja.

Mereka berhasil tiba di sana tepat waktu untuk menghidupkan fasilitas besar itu. Okan membuka pintu utama dan segera turun sambil mengenakan masker oksigen. Sam Houkis menunggu dan bersiap di dalam rumah kepiting. Ia berjaga kalau-kalau si OKAN tiba-tiba muncul, sementara Profesor Okan mengerjakan tugasnya. Ruang kontrol berjarak sepuluh meter dari pintu depan, berlari ke sana adalah pilihan satu-satunya. Patagonia adalah fasilitas yang terhitung masih baru. Beberapa bagian panel kontrol membuat Profesor Okan harus garuk-garuk kepala. Terpaksa dia harus membaca buku manualnya. Dia menemukan jawaban atas kebingungannya dalam tebalnya bab khusus berjudul Kalibrasi dan Modifikasi Kerja Collider di halaman 1233 setelah mencari kata 'modifikasi' di indeks.

Tapi, tiba-tiba Profesor Okan memikirkan cara lain. Ia tetap menabrakkan dua atom dalam kecepatan amat tinggi secara normal-- sekaligus menetapkan sebuah kesalahan yang disengaja. Profesor Okan membuat kebocoran di ruang tumbukan atom.

Dan itu akan menghancurkan seisi Petragon Collider.

Tak butuh waktu lama, dua menit kemudian, tanah Patagonia bergetar oleh gejolak energi yang amat besar. Sam cukup kaget dibuatnya. Ia memutuskan untuk turun dari rumah kepiting dan melihat Profesor Okan. Memastikan ia masih hidup. Profesor Okan rupanya sudah berada di ambang pintu dan terus berlari menuju Sam.

"Ayolah, Sam, sebentar lagi tempat ini jadi neraka."

Kepiting raksasa sudah kembali mengudara. Mereka akan mengambil rute memutar ke Selatan dan kembali ke Jepang.

***

OKAN merasakan ada dua gejolak energi besar. Seluruh partikel dirinya yang terpencar akhirnya kembali menyatu sambil bergerak menuju gejolak energi terbesar di Patagonia. Dia tidak tahu itu hanya tipuan.

MINDSHIFT [TAMAT]Where stories live. Discover now