Part 12 Passionate

4.1K 556 60
                                    

René Gouchardat berdiri di atas rumah kepiting sejak satu jam yang lalu. Tubuhnya makin kencang. Otot-ototnya makin bertenaga. Matanya sedang mencari arah yang tepat dan mulutnya sibuk mengunyah.

Di punggungnya menggantung sebuah portmanteau- koper besar yang diikat ke tubuhnya menggunakan tali tambang yang besar.

Benjolan di jidatnya kini memiliki garis tengah. Hampir-hampir terbelah dua.

"Timur? Barat? Selatan? Atau Utara?"

Dalam hatinya, René mencoba menetapkan arah perjalanannya. Ia akan menulis lembaran hidup baru sebagai manusia jenis baru.

Satu konstelasi bintang terlihat di langit. René mengembangkan senyumnya.

Terima kasih Orion. Saat tersesat Aku selalu bisa mengandalkanmu.

"Kita berangkat Calea."

René melompat ke tanah dan mulai berlari.

***

Nina kembali dari misi pencarian jasad di utara. Ia mengemudikan sebuah truk pertambangan. Tidak mahir, namun setidaknya truknya sampai. Wanita paruh baya itu turun dari truk dan berjalan menuju Alex yang sedang berkreasi.

"Alex, mereka semua ada di dalam truk."

"Baunya sangat menyengat!"

Alex mematikan indera penciumannya sementara. Tak lagi tercium aroma busuk itu.

"Temporary anosmia."

Alex menggosok hidungnya dan mencoba menarik nafas di dekat truk. Baginya seperti menghirup udara segar.

"Turunkan mereka lalu pasangkan necrobrain dan rangka-rangka ini."

Nina kembali bekerja. Tak ada tanda-tanda kelelahan. Letupan energi dari glukosa mengalir di dalam tubuhnya.

Setiap jasad yang ia turunkan dari truk mendapat sebuah perangkat elektroda yang terhubung pada necrobrain, dan juga rangka baja. Tak ada gerakan Nina yang sia-sia. Mengangkat beban berat adalah hal yang mudah. Kemampuannya berasal dari program yang Alex masukkan ke dalam otaknya melalui necrobrain.

Otak mati mayat-mayat itu mulai aktif. Suplai glukosa memberi energi pada tiap sel. Mata mereka terbuka. Rangka baja buatan Alex tersinkronisasi dengan necrobrain, menopang tubuh mereka yang hanya berupa otot-otot robek membungkus tulang.

Jasad-jasad itu mulai bergerak. Suara dan raungan tanpa makna menggetarkan pita suara mereka yang telah hancur dimakan waktu.

Alex tertawa. Ia bangga pada dirinya sendiri. Manifestasi dari kecenderungan narsisme akut yang ia miliki sejak kecil.

"Seorang yang genius selalu butuh penonton. Nah, untuk kepentingan promosiku ke seluruh dunia, kalian harus punya nama yang menyatakan kekuatanku."

Alex memikirkan sebuah nama. Kuat dan mudah diingat.

"ARMALEX! Mulai sekarang kalian bekerja untukku. Bertepuk tanganlah kalian!"

Mayat-mayat itu dengan susah payah berusaha bertepuk tangan. Otot-otot mereka sudah terurai sebagian. Beberapa mayat mengalami kesulitan berdiri. Rangka baja tidak terlalu menolong.

Alex mendekati Nina. Ia teringat sesuatu.

"Nina van Werke, kamu ini teknisi pesawat terbang bukan?"

"Ya." Nina mengeluarkan jawaban dari berkas memori dalam otaknya yang mengkonfirmasi masa lalunya sebagai teknisi.

"Mari ke Pretoria. Aku mau bermain-main dengan pesawatmu Airbuzz A480 itu. Kalian semua naik ke truk!"

MINDSHIFT [TAMAT]Where stories live. Discover now