Kemarin,
Malam hari tepatnya.
Aku duduk memandangi keramaian.
Hilir-mudik manusia beranjak.
Dari kedai kopi yang ku sukai.Kemarin,
Malam hari tepatnya.
Aku menunggu seseorang,
Yang tak berjanji akan datang.
Menuai harapan lalu terdiam panjang.Kemarin pula,
Lebih larut tepatnya.
Masih di kedai kopi yang sama,
Ada yang memeluk erat bagai lama tak berjumpa.
Kunikmati setiap detiknya,
Namun ternyata halusinasiku bekerja.Mengapa bisa terungkit lagi.
Lagi.
Dan kembali lagi.
Bodoh sekali bisa terulang lagi.
Sampai kapankah akan terus begini?
YOU ARE READING
Pesawat Kertas
PoetryTangkap pesawat kertas ini. Lalu bukalah. Jika terdapat coretan disana. Itu untukmu.