Chapter 07

251 94 74
                                    

"Lav, ke kantin yuk," ajakku pada Lavie yang tengah sibuk menyalin PR di bangkunya. Sekarang hari senin dan kabar bahagianya sekarang tidak upacara, karena guru-guru pada sibuk mengurusi study tour kelas tiga.

"Lo duluan aja, gue belum ngerjain PR dari Bu Diva," jawabnya tanpa menoleh ke arahku.

"Alah, cuma PR doang, gampang kali." Aku tetap berusaha merayu Lavie agar pergi ke kantin bersamaku. 'Kan gak seru kalok ke kantin gak sama temen.

Lavie menoleh kearahku. "Emang lo udah?"

"Kagak, hehe," ucapku santai.

"Yee tolol, gue kira lo udah!" Lavie berdecak sambil kembali menyalin PR nya. "kena jipratan air surga dari mulut Bu Diva baru tau rasa, lo!" aku terkekeh menanggapi penuturan Lavie, air surga yang dimaksud Lavie bukan air surga yang dari surga itu, melainkan air ludah Bu Diva yang kalok bicara suka muncrat kemana-mana.

"Beneran nih? Gak ikut sama gue?" aku mencoba meyakinkan.

"Iya, ih! Bawel lo! ganggu orang nyontek aje lu! Nanti gue bakalan nyusul." Terangnya sekali lagi.

Tanpa berfikir banyak lagi, aku segera melangkahkan kakiku menuju kantin—surga dunia bagi para kelaparan sepertiku.

*****

Suasana kantin seperti biasa, sangatlah ramai. Alyssa menerobos masuk agar cepat-cepat sampai di tempat tujuannya—warung Mang Ujang, warung yang menyediakan makanan pokok. Sebelum tadi ia memasuki kantin, ia melihat Vera menatap sinis ke arahnya, tapi tak ia pedulikan.

Sudah agak lama semenjak kejadian itu ia tidak melihat Vera menampakkan dirinya. Alyssa berfikir mungkin ia sudah kapok karena pernah dilabrak oleh Lavie. Ya, Lavie melabrak Vera tanpa sepengetahuan Alyssa, Lavie berpikir kalau ia meminta izin pada Alyssa, Alyssa mungkin tidak akan mengizinkannya, karena menurut Alyssa itu tidak ada gunanya sama sekali. Alyssa mengetahui hal itu saat setelah Lavie melabrak Vera. Namun Alyssa salah perkiraan, Vera tidak mungkin akan berhenti di situ, ia sudah menyusun rencana yang selanjutnya.

"Mang ujang!! Alyssa pesen nasi gorengnya satu!" teriak Alyssa agar dapat menarik perhatian Mang Ujang yang masih disibukkan melayani pembeli. Alyssa harus sedikit berjinjit agar dapat melihat Mang Ujang, karena di depannya terdapat seorang siswa yang lebih tinggi darinya. Mang Ujang yang sudah hafal dengan suara cempreng Alyssa, ia menoleh.

"Siap, neng!" Mang Ujang balas berteriak.

Alyssa tersenyum puas karena mendapat tanggapan dari pria paruh baya itu, "Tambah es teh nya satu, ya Mang!" sambung Alyssa yang dibalas oleh jempolan tangan Mang Ujang.

Alyssa membalikkan badannya, matanya menyapu seluruh kantin yang terbilang cukup luas ini, mencari-cari tempat yang kosong, setelah menemukan tempat yang dimaksud, Alyssa melangkahkan kakinya.

Gadis itu mendaratkan pantatnya di bangku yang bercatkan warna biru tersebut, sambil menunggu pesanannya datang Alyssa mengeluarkan handphonenya menghilangkan rasa jenuh yang mulai melanda.

Tak lama kemudian sepiring nasi goreng dengan asap yang masih mengepul dan segelas es teh telah mendarat sempurna di meja depan Alyssa. Dengan tatapan tak sabar Alyssa segera menyantap nasi goreng yang ada didepannya dengan lahap, tak memperdulikan seseorang mengantar masih setia berada di depannya—menatapnya.

"Ekhem." Seseorang berdeham membuat Alyssa tersadar kalau ada seseorang didepannya, Alyssa menoleh tubuhnya menegang saat melihat wajah tersebut, sedetik kemudian ia menggelengkan kepalanya, menghilangkan asumsi yang beberapa detik lalu membuat tubuhnya menegang.

"Mang Ujang punya pelayan baru ya?" tebak Alyssa dengan wajah polosnya, tatapannya menurun untuk mendapati nama yang tertera di name tag anak tersebut. "David," gumamnya.. Mata Alyssa menatap bergantian pada name tag dan wajah David.

"Kok gue ngerasa familier sama wajahnya yah?" batin Alyssa, anak itu—David terkekeh mendengar ucapan Alyssa, membuyarkan lamunan Alyssa tentang dirinya. Dahi Alyssa kembali berkerut, "kok lo ketawa sih?! Dan kenapa lo masih disini? Mau liatin gue makan? Atau... lo mau?" tanya Alyssa sambil mengangkat sepiring nasi goreng berniat menawarkan pada David.

"Gue bukan pelayan barunya Mang Ujang, yakali gue pelayannya, orang ganteng kayak gini." Ia masih terkekeh sedangkan Alyssa mengernyit mendapati penuturan David yang terbilang overdosis PD di depannya ini. "kayaknya gak enak deh kalok ngomongnya sambil berdiri kayak gini, gue boleh duduk disini gak?" tanyanya sambil menunjuk bangku di depan meja Alyssa.

Alyssa menggidikkan bahunya. "Terserah sih, itu hak lo," jawabnya santai sambil menyuapkan sesendok nasi goreng ke mulutnya.

"Lo masih sama yah?" gumaman David berhasil menarik perhatian Alyssa, ia menghentikan kunyahannya.

"Maksud, lo?" tanya Alyssa keheranan, seingatnya ia tak pernah bertemu dengan laki-laki yang ada di depannya ini, yah... walaupun wajahnya terasa familiar di pikiran Alyssa, bisa saja wajah laki-laki di depannya ini memang kebetulan sama dengan seseorang yang terasa familiar dipikiran Alyssa, bisa saja kan? Memang amnesia yang menimpanya satu tahun yang lalu menyulitkannya dalam hal ingat-mengingat, hanya orang-orang terdekat saja yang mudah ia ingat. Dan mungkin orang di depannya ini salah satu orang yang tak berhasil Alyssa ingat.

David menatap Alyssa lekat. "Lo beneran gak tau gue?" tanyanya memastikan, menghiraukan perkataan Alyssa.

"Gue tau lo kok, namanya doang tapi. David kan?" Alyssa kembali melirik name tag David. "Lo anak baru yah disini?" tanya Alyssa setelah mendapat badge yang tertempel di seragam David berbeda dengan yang dipakainya, umm hampir mirip badge yang dipakai Aland. "atau..lo beneran pelayannya Mang Ujang?" tanya Alyssa berturut-turut membuat David kembali terkekeh, bingung pertanyaan mana yang akan dijawabnya dulu.

"Iya, nama gue David, tapi bukan itu yang gue maksud. Trus soal anak baru itu, bener gue pindah kesini sekitar 5 harian lah, dan..." David kembali terkekeh, "gue bukan pelayannya Mang Ujang." Alyssa mengangguk-anggukan kepalanya tanda mengerti kemudian meminum es tehnya.

Alyssa tidak bertanya lebih lanjut mengenai kenapa ia mengantarkan makanannya Alyssa berfikir, mungkin dia lagi baik hati mau bantuin Mang Ujang nganterin pesanannya.

"Hmm, lo Alyssa kan?" Alyssa mengangguk. "Stephanie Alyssa?" tanyanya lagi membuat Alyssa menoleh ke arahnya.

"Iya." Alyssa menjawab malas, kemudian kembali memakan nasi gorengnya, ia sedikit risih atas kehadiran pria asing di depannya ini, membuatnya harus beberapa kali menghentikan makannya.

"Lo beneran gak tau gue siapa?" David kembali bertanya, membuat Alyssa mulai geram dengan pertanyaan tak pentingnya.

"Gue gak tau lo itu siapa! Emangnya lo siapa sih! Sok terkenal banget deh!" dengusnya, membuat David kembali terkekeh.

Alyssa tersadar, ia menghentikan kunyahannya menatap David horor, yang ditatap hanya tersenyum. Melihat David tersenyum pikiran negatif Alyssa kembali menyerang. "Apa jangan-jangan...dia adalah penculik yang menyamar jadi anak SMA supaya lebih mudah mendapat korbannya? Pantas saja dia mau nganterin pesananku." Alyssa menatap makanannya yang sudah tinggal separuh. Kemudian menelan ludah. "gimana kalau makanan ini dikasih racunsama dia? Gimana? Kalok gue mati gue harus apa? Gimana kalok gue pingsan gara-gara makan makanan ini? Terus gue dibawa kabur sama dia terus gue dimutilasi gimana? Gimana dia harus menjelaskan pada Bu Diva kalok gue belom ngerjakan pr? Gimana nasib Kak Radhit? Ah mungkin di senang karena gak bakalan repot-repot bangunin gue lagi. Tapi gimana kalok Cantika datang kekamar terus ngancurin kamar gue lagi, gimana?" Pikiran negatif Alyssa semakin menguat mengingat pakaian David jauh dari kata rapi.

Seakan tau apa yang ada di fikiran Alyssa, David terkekeh kemudian mengibaskan tangannya. "Santai, gue gak seperti yang lo pikirin kok." Alyssa sedikit terkejut, apa mungkin David keturunan vampir yang dapat membaca pikiran? Sedetik kemudian Alyssa menghembuskan napas lega,karena fikiran negatifnya tadi sama sekali tidak benar adanya.

"Sebelum gue jelasin semuanya ke elo, gue nanya sekali lagi, lo beneran gak tau gue?" Alyssa meremas rambutnya, geram dengan perlakuan David.

"Lo maksa banget buat gue au ke elo yah? 'kan gue udah bilang, gue gak tau siapa elo." Terang Alyssa dengan sedikit penekanan di kalimat akhir.

"Ok." David menghela napas. "Sebenarnya gue—"

BRAK!!

[.]

TBC

Dinosaurus I'mn love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang