PART 23

1.5K 98 0
                                    


Ben tengah memasangkan dasi. Hari ini hari ke 4 Ben masuk kerja kembali setelah Dia dua hari absen karna menunggu Kirana di rumah sakit.

Selesai dengan dasi. Ben meraih jas nya dan melangkah keluar kamar menuju ruang makan.

"Pagi Om.." Ben tersenyum melihat Ken sudah duduk di meja makan dengan banyak buku di depanya.

"Pagi jagoan. Kok buku kamu di meja semua Ken?" Ben mendekat dan mencium kepala Ken. Dia tersenyum.

"Iya Om. Tadi malem habis dari rumah sakit Aku lelah dan langsung tidur, jadi lupa bikin PR Om." Ken kembali menatap bukunya. Dan kembali sibuk dengan PR nya. Ben menatap kasihan kepada Ken. Pasti Dia kelelahan. Apa lagi Dia sekarang ada kelas tambahan karna Dia loncat kelas.

"Mau Om bantu?" Ben menatap buku Ken. Dia tersenyum.

"Uda selesai kok Om, Mom bilang Aku nggak boleh di bantu selagi Aku masih mampu, apa lagi tugas sekolah. Biar mandiri." Ujar Ken. Ben tau kalau Ken menahan air matanya. Hari ini genap Kirana Koma selama satu minggu.

"Ayo sarapan Ken. Nanti kamu terlambat." Ken mengangguk dan meraih pancake dengan madu di meja.

===========================

BEN POV

Aku melangkah perlahan memasuki ruangan yang akhir-akhir ini selalu Aku kunjungi sepulang kerja. Ruangan yang hampir dua minggu di tempati Kirana. Hari terlama dan menyakitkan selama hidupku.

Kirana belum pernah memberikan tanda-tanda Dia akan bangun. Meski setiap Dokter yang memeriksanya selalu mengatakan bahwa kondisi Kirana stabil, tapi Dia belum pernah membuka sepasang mata indahnya sekalipun.

"Hay sayang. Kamu apa kabar hari ini?" Aku meraih tangan Kirana. Dia tampak lebih tirus dari terakhir Aku bersamanya.

"Kamu mimpi apa sih Ki, kok nggak mau bangun." Aku mengusap rambutnya. Menyingkirkan helai poninya.

"Kamu tau kan, besok, besok adalah hari pernikahan Kita." Aku tak kuat menahan air mataku lagi. Aku menangis, Aku tak kuat menahan sesak hatiku.

"Kamu masa tega Ki biarin Aku sendirian di pelaminan." Aku terus berbicara walaupun Kirana hanya diam saja. Aku menunduk. Menenggelamkan kepalaku disisi Kirana. Aku merasa lelah, batin dan fisik. Dan tanpa sadar Aku terlelap di sampingnya.

Aku tak tahu berapa lama Aku terlelap, saat Aku membuka mata Aku seperti melihat bayangan seseorang sedang mengintip di luar ruangan. Aku bangkit dan membuka pintu.

"Ve.. kamu ngapain?" Aku heran mendapati Ve ada di rumah sakit dan di depan ruangan Kirana.

"Kak.. Aku masuk dulu ya.. please!" Dia tampak ketakutan? Dan wajahnya pias. Aku akhirnya bergeser. Memberikan ruang untuk Ve masuk kedalam.

"Kenapa Ve? Kamu kok kaya takut gitu sih." Aku memberinya air putih. Dia meneguk sedikit dan meletakanya ke meja.

"Kak... Aku tau siapa yang uda nyelakain Kak Kirana?" Aku langsung menoleh, mengamati Ve. Dan dia nyebut Kirana dengan Kak?.

"Maksud kamu?" Aku menatapnya. Ve menegakan tubuh dan menatapku.

============================

AUTHOR POV

Ben keluar dari ruangan Kirana. Dia menatap jam tanganya sejenak.

"Ah sudah lewat jam sembilan. Pantas saja langit tampak gelap." Dia celingukan. Dan berjalan ke koridor. Sangat tenang.

Seorang dokter dan dua perawat tampak berjalan menuju sebuah ruangan VVIP no 3. Kamar Kirana. Perawat itu tampak melirik ke arah kanan kiri. Dan mengangguk kepada dokter tersebut. Mereka membuka pintu kamar Kirana dan menutupnya perlahan.

INDIGOSWhere stories live. Discover now