PART 14

1.6K 100 0
                                    

AUTHOR POV

Kirana membereskan beberapa rancangan untuk fashionshow di ulang tahun butiknya. Dia berjalan ke arah lemari putih di dekat pintu kamar mandi. Mengambil sebuah dress berwarna tosca tanpa lengan.

Kirana menatap cermin kamar mandi dan memoles wajahnya tidak terlalu tebal. Setelah merasa cukup. Kirana kembali memakai heels putih yang tadi dia kenakan.

Bip

From: Bennet
Aku di dpn butik.

Aku tersenyum dan meraih tas tangan hitamku dan turun menggunakan lift.

"Hai.." sapa Kirana. Ben mendongak dan tersenyum.

"Hai.. uda siap?" Ben membukakan pintu. Kirana masuk dan mengucapkan terimakasih.

"Oh ya, Ki. Ken uda di rumah Kak Clara. Tadi Bang Han yang jemput." Kirana mengangguk.

"Ki.. " Kirana menoleh menatap Ben. Ben tampak gugup.

"Ada apa Ben." Kirana mencoba membaca pikiran Ben dan selalu gagal.

"Waktu Aku pingsan di rooftop kamu bilang mau mencoba sama Aku. Tapi kok kamu kaya masih canggung gitu ya kalo sama Aku." Ben menatap kedepan fokus nyetir dan menghindari tatapan Kirana.

"Boleh Aku jujur Ben?" Kirana menatap Ben. Merasa di tatap Ben membalas tatapan Kirana. Dia menepikan mobil.

"Ada apa Ki? Do I have a fault?" Ben sedikit cemas. Kirana tersenyum.

"Nope. Nothing! I'm in trouble in here." Kirana memberanikan diri mengusap lengan Ben.

"Kamu baik, sopan, selalu bikin mood Ken baik, tapi.. aku yang merasa nggak pantes sama kamu Ben." Kirana tanpa sadar masih memegang lengan Ben.

"Kirana.. listen to me." Ben menggenggam tangan Kirana. "Kenapa kamu mikirnya kaya gitu? Aku nggak berfikir pantas atau tidak, apa kata orang, dan semuanya. Aku cuma merasa Aku nyaman sama kamu, aku suka sama kamu, and that important in here... I love you so much. All of you, Kirana Laza." Ucap Ben tulus. Kirana bisa melihat dari tatapan mata Ben. Hati kirana berdesir.

"So.. I hope you belive me, please?" Tambah Ben. Karna Kirana masih diam.

"Aku Kirana Laza, pemikik El Rise grup. Papa Aku Rudy Laza, Mama ku Rina Laza, adik dari Reyhan Laza, dan ibu dari Kenan Laza. Cukup?" Ben menatap Kirana haru. Kirana tersenyum lebar menatap Ben.

"Ini tandanya.. kamu.." Ben takut-takut mengatakanya.

"Yap... Aku mulai percaya sama Kamu, Bennet McAdams."

"Yes.." pekik Ben. Kirana tertawa menatap Ben.

"Ki.. Aku nggak mau janji apa-apa sama kamu, karna Aku takut Aku ingkar atau lupa, tapi Aku akan berusaha sekuat yang Aku bisa dan Aku mau Kamu nggak menolak usaha Aku buat berjuang menjaga kamu sama Ken." Ben meluapkan segala emosi yang ada di dadanya.

Kirana mengangguk menatap Ben sayu. Ben menarik Kirana dan memeluknya. Kirana sedikit memekik, terkejut.

"I love you so much, Ki. And always be there." Malam ini Ben benar-benar bahagia. Bingung harus bagaimana.

Kirana merenggangkan pelukan Ben. Dan melemparkan senyum. Dia memberanikan diri memegang wajah Ben.

"Ben.. mungkin untuk saat ini Aku belum bisa mencintai kamu, tapi aku mau mencobanya. Jadi.. bantu Aku mencintai Kamu ya." Kirana tersenyum. Ben menangkup tangan Kirana yang ada di wajahnya.

"Aku akan bikin kamu benar-benar jatuh cinta sama Aku Ki." Ben tertawa. Mencolek hidung Kirana. Mereka saling menatap.

Ben mendekat. Setelah tidak ada penolakan dari Kirana Dia memberanikan diri mengecup bibirnya. Kirana tampak terkejut. Kemudian Ben sedikit melumatnya. Kirana tidak membalasnya, hanya menerima dan memejamkan mata.

Drrttt... drrtt...

Ben terlonjak dan melepas ciumanya. Kirana tampak merona. Ben tersenyum.

"Iya Kak?" Kak Clara. Ben mengucapkan tanpa bersuara.

"Kamu uda jalan belom?" Ucap Clara di sebrang.

"Ini Aku uda mau sampe kok Kak." Balas Ben. Tersenyum menatap Kirana.

"Kamu sama Kirana kan?tadi Kamu jemput Dia kan di butik?"
Clara memberondong Ben dengan banyak pertanyaan.

"Iya.. sama calon adik ipar Kak Clara kok." Ben tertawa menatap Kirana melotot kearahnya.

"Emang Kirana uda bilang mau sama kamu?" Goda Clara. Kirana mengernyit.

"Pasti mau Kak. Kalo nggak mau Aku perjuangin dong." Gombal Ben membuat Kirana mencibir.

"Amin deh.. Kakak dukung kamu Ben." Clara di sebrang tersenyum.

"Iya Kak. Yauda Aku jalan lagi ya." Clara mengiyakan.

"Ayo calon Mrs. McAdams." Goda Ben lagi. Kirana memukul pelan bahu Ben.

"Uda dong Ben, bercandanya." Kirana menutup wajah meronanya.

Ben menatap Kirana. Karna tak ada suara Kirana menurunkan tanganya. Heran mendapati Ben yang terdiam.

"Kenapa Ben?" Kirana mengernyit.

"Kamu mau Aku langsung seriusin?" Ben menatap Kirana serius.

"Tadi kamu bilang stop bercandain, berarti kamu mau aku seriusin dong!" bela Ben. Kirana menganga.

"Gimana?" Kejar Ben.

"Emang berani?" Tantang Kirana. Ben menunduk dan menyeringai menatap Kirana.

"Jangan halangi apalagi menolak kalo Aku bawa orangtua dan keluarga menemui keluarga Kamu ya." Kirana menganga. Syok karna candaanya di tanggapi serius oleh Ben.

"Becanda Ben." Kirana mencoba ngelak.

"Tapi Aku serius." Tandas Ben. Dia menjalankan kembali mobilnya.

Kirana hanya terdiam. Memikirkan ucapan Ben. Sampai tidak sadar kalau mobil Ben sudah masuk ke halaman Clara.

"Mom nggak mau turun?" Kirana mengerjap. Terkejut mendapati Ken sudah membuka pintu mobil. Kirana tersenyum dan turun.

"Sini Om gendong, Ken." Ben merentangkan tangan yang di sambut bahagia oleh Ken. Kirana tersenyum lebar menatap Ben dan Ken.

"Ya Ampun.. potret keluarga bahagia banget deh." Goda Clara saat mereka masuk keruang makan.

"Iya dong, Kak." Balas Ben yang dihadiahi pelototan oleh Kirana.

"Ben.. kalo berani dateng ke Papa." Tantang Bang Han. Ben menatap Bang Han.

"Deal." Ucap Ben mantap. Kirana menunduk, sedangkan yang lain tersenyum lebar.

"Siapa sih yang di tunggu sampe makan malamnya telat." Sindir seseorang. Semua mata menatapnya.

"Eh nenek lampir yang sopan sama orang tua." Ben bersuara.

"Apa sih, ayo makan. Uda kemaleman tau." Ve meninggalkan semua orang ke ruang makan.

"Jangan ambil hati, dia emang keras orangnya." Ucap Clara merangkul Kirana yang di balas dengan senyuman.

Saat sampai di meja tampak seorang wanita lain yang menemani Ve.

"Ken sini sama Mom." Kirana meraih Ken kegendonganya.

"Nggak mau duduk sama Om nih ceritanya?" Goda Ben. Ken hanya tersenyum.

"Sama mom aja. Ken kangen." Yang lain hanya terkekeh.

"Anak-anak siapa kenapa Lo yang ribet sih Kak." Ve menatap sinis ke arah Kirana dan Ken. Ben melotot ke arah Ve.

"Ben uda.. Dia bener Kok." Kirana mencoba menenangkan Ben.

"Udah dong berantemnya. Ayo makan." Clara mencoba menenangkan Ben juga Ve.

Suasana menjadi lebih tenang. Mulai menyantap makanan yang di hidangkan. Ben sesekali menyuapi Kirana. Meskipun awalnya menolak. Dan Ben selalu mencoba menyuapi Kirana dan Ken. Bang Han dan Hanna menatap bahagia melihat Ben dengan tulus memperhatikan Kirana.

============================

Tbc.....


INDIGOSWhere stories live. Discover now