PART 20

1.6K 81 0
                                    

KIRANA POV

Aku masih sibuk dengan gaun di depanku. Gaun pernikahanku. Entah mengapa Aku merasa gemetar saat Aku menyebutnya gaun pernikahan. Aku terlalu bahagia dengan semua ini.

"Sampe lupa makan siang ya." Aku menoleh dan tersenyum melihat siapa yang datang.

"Hay boy.." Aku memeluk Ken. Akhir-akhir ini Aku terlalu sibuk dengan konsep pernikahan dan gaun pengantin.

Entah mengapa Aku terlalu bersemangat. Semoga ini memang akhir yang indah.

"Daddy nya nggak di peluk juga?" Ben tersenyum menggoda. Aku hanya menjulurkan lidah dan di sambut tawa oleh Ken.

"Kamu kok uda pulang Ken?" Aku memanggu Ken. Rindu pada anaku.

"Iya.. tadi Daddy yang jemput." Ken menatap Ben. Sepertinya mereka sudah menjadi sekutu.

"Kamu nggak kerja Ben?" Aku menyipitkan mata. Ben hanya mengangkat bahu acuh.

"Calm down baby, Kamu tetep bisa hidup kecukupan dan makan enak kok meski Aku nggak kerja." Aku menatap Ben tajam. Dia tertawa dan duduk di sampingku.

"Ini sabtu, Sayang. Libur." Jawabnya enteng. Aku menepuk dahiku. Lupa. Ben merentangkan tangan di belakangku dan menariku serta Ken yang berada di pangkuanku ke dalam dekapanya.

"Mom... Ken seneng deh akhirnya Ken punya Daddy. Jadi tadi waktu Om Ben jemput, temen-temen Ken tanya siapa yang jemput. Ken jawab aja Daddy." Cerita Ken bangga. Aku terkekeh. Tak menutupi kebahagianku lagi.

Yah setelah Ben melamarku kepada orangtuaku dan di acara peragaan busanaku. Aku mencoba lebih terbuka dan sepenuhnya percaya dan menerima Ben.

"Excusme... maaf mengganggu keharmonisan rumah tangga kalian. Tapi Ra... kamu ada tamu." Andin menyela gurauanku dan Ben. Aku tersenyum dan menatap Ben. Dia mengangguk.

"Ayo kita ketemu tamunya." Aku beranjak. Andin mendekat.

"Axel Ra." Bisiknya. Aku langsung menegang. Mau apa lagi Dia. Setelah apa yang dia lakukan denganku sekarang Dia masih berani menemuiku.

Aku langsung berlari menuju lift. Tak menghiraukan panggilan Ben. Aku belum siap membuka masa laluku dengan Ben.

"Axel...." desisku. Dia berbalik dan tersenyum.

============================

Kirana menatap Laki-laki di hadapanya dengan serius. Terlalu banyak macam emosi yang berkelebat di matanya. Laki-laki itu masih menunduk. Tadi Dia masih sanggup tersenyum. Tapi setelah mendapati Kirana yang menatapnya tajam dan penuh emosi Laki-laki itu menunduk.

"So?" Kirana membuka suara. Dia sudah tak mau berurusan lagi denganya.

"I'm so sorry, about all was happens with you, Ki." Lirih laki-laki itu. Kirana mengusap wajahnya.

"Axel.. listen to me. Forgot all was happen between Our so I forgive you. And I hope you not come back or distrub my life and my son." Kirana menekan banyak emosi setiap kali Dia mengucapkanya. Dia tidak ingin masa lalunya mengganggu masa depanya. Cukup saja masa lalu Kirana yang hancur dan membuatnya trauma.

"Our son that you mean, Ki?" Axel berkata lirih. Kirana mendongak dan tersenyum sinis.

"Anakku Axel. Hanya anakku. Kau bahkan tak pernah tau bagaimana Aku mengandung dan melahirkanya sendirian, bahkan Aku harus membesarkanya seorang diri, berbohong setiap kali Dia menanyakan dimana Daddy nya. Dan sakit hati karna Dia merasa berbeda dengan temanya. No way." Kirana sudah tak kuat menekan emosinya.

INDIGOSWhere stories live. Discover now