PART 4

2.2K 139 0
                                    

Mulmed as Kirana Laza

KIRANA POV

Aku melangkah sedikit terburu-buru ke arah  ballroom yang akan dipakai untuk acara resepsi Kak Fathan dan Kak Clara nanti malam. Bahkan Aku belum mengganti pakaianku dari pemberkatan mereka. Dan Aku sedikit menyesal menggunakan heels ku yang cukup tinggi ini. Karna kakiku benar-benar pegal.

"Maaf Bu Kirana... rangkaian bunganya sudah datang." Lapor salah satu team yang bertugas di acara ini.

" Okey.. langsung hubungi bagian dekorasi, Mey." Ucapku sambil mencoret daftar barang yang belum dikirim.

"Baik Bu." Lapor Meyra lagi.

Aku melangkah ke arah stand makanan dan minuman. Mulai berkeliling dari urutan makanan sesuai daftar yang ada. Yup... semua sudah datang dan siap disajikan. Aku berbalik menuju arah minuman.

Byur...

Oh God.. apa ini? Aku melongo tak percaya. Kenapa bisa.

"Mohon maaf Bu, kami tidak sengaja." Ucap seorang petugas cathering. Aku mencoba mengerjapkan mata karna perih. 'Ini minuman apa sih?' Batinku.

"Maaf Bu, Anda baik-baik saja?" Ucap petugas itu lagi. Memastikan keadaanku yang masih terdiam.

"I'm okay.." ucapku sekenanya. "Lain kali hati-hati." Lanjutku setelah yakin bisa membuka mata dengan normal. Ah ini sirup dengan campuran soda. Batinku ketika Aku bisa melihat gaun putihku menjadi merah darah.

Tanpa mendengar jawaban petugas tersebut Aku melangkah keluar. Ingin membersihkan diri di kamarku di lantai 7. Aku melangkah menuju lift di ujung gedung.

"Eh... siapa kamu?" Ucapku ketika tiba-tiba lengan kanan ku dicengkram dan ditarik menuju arah dekat kolam renang.

"Kau??" Pekiku sebal. Diantara banyaknya manusia kenapa harus Dia. Oh God.

Lelaki itu diam saja menghadap ke arahku tapi matanya tidak menatapku. Dia mengusap wajahnya. Kemudian melepas jaket hitamnya. What?? Aku mundur. Dia mengangkat satu alisnya.

"Mau apa Kau?" Aku mengedarkan pandangan. Sepi. Lelaki itu semakin mendekat. Aku mulai panik.

"Berhenti atau Aku a-"

"Aku hanya ingin memberikan jaketku ini untukmu." Potongnya cepat. Sambil memakaikan jaket itu di bahuku.

"Kau fikir Aku tidak mampu untuk membeli jaket hah?" Aku sedikit menaikan suaraku. Dia tersenyum miring kemudian menunduk. Mensejajarkan wajahnya dengan wajahku. Refleks Aku memundurkan wajahku.

"Aku tau kau mampu membeli jaket seperti itu bahkan mendesainya sendiri tapi..." Dia menatap menatap sekeliling. Tanpa sadar Aku mengikuti.
"Kau tak mungkin kan membeli dengan dress putih yang mengenaskan, bahkan dalamanmu saja tampak transparan seperti itu." Tandasnya dan sukses membuatku membelalakan mata.

Dia kembali menegakan tubuh dan memalingkan wajah ke kolam. Aku menunduk dan God. Aku lupa kalau apa yang dikatakan lelaki itu benar.

Dia berbalik dan kembali melangkah. Aku mulai melangkah menuju lift dan segera mengganti pakaianku.
'Oh ternyata dia juga mau naik ke atas' batinku. Dia hanya bersandar dengan tangan di depan dada. Aku masuk dan menunduk. Malu.

"Ra... are you okay?" Tanya Andin di radio ku yang Aku pasang headset.

"I'm okay, An. Kamu heandle dulu ya sementara Aku ganti baju.?"

INDIGOSWhere stories live. Discover now