Author POVKirana masih sibuk dengan para model yang sudah menggunakan gaun-gaun hasil rancanganya. Dia masih sesekali merapikan gaun di beberapa model.
"Sa.. tolong ambilkan sepatu lain. Ini kurang cocok." Perintahnya kepada salah satu karyawanya.
"Ra.. buruan. 5 menit lagi shownya." Kirana menoleh dan tersenyum saat Andin memberikan intrukai kepadanya.
"Oke guys.. let's begin." Seru Kirana memberi arahan kepada modelnya untuk keluar. Dia mengamati dari belakang panggung.
"Mbak Kirana minum dulu." Tawar seorang pegawainya. Kirana menoleh dan tersenyum.
"Makasih ya Re?" Ujarnya. Rere mengangguk.
"Mbak Kirana uda tunangan?" Rere menyipitkan mata menatap cin-cin putih dengan garis biru di jari manis Kirana.
"Iya.. 2 minggu yang lalu." Kirana tersenyum. Sesekali Dia menoleh ke arah catwalk mengamati modelnya.
"Selamat ya mbak. Mas Ben dateng dong hari ini?" Rere berseru bahagia.
"Dia sedang di Pontianak mengurus proyek baru dengan rekanya." Jawab Kirana tenang. Rere hanya berohria.
'Bahkan Ben belum memberi kabar kepadaku.' Batin Kirana sesekali menatap ponselnya.
"Ra.. ayo siap-siap bentar lagi Lo naik." Kirana menoleh dan membenarkan gaunya.
"Siap?" Andin memastikan Kirana yang di jawab dengan anggukan.
"Kita sambut designer kebanggaan Kita... Kirana Laza.." seru MC. Kirana bersiap keluar dari backstage. Melangkah dengan anggun di atas catwalk. Yang di sambut tepuk tangan meriah dari seluruh yang hadir.
Dia tampak cantik dengan gaun tanpa lengan warna kuning pucat keemasan dengan pernak pernik di bagian dada dan ujung gaunya. Rambutnya Dia sanggul simple. Dia tersenyum.
"Terimakasih kepada seluruh tamu yang hadir, atas apresiasi yang luar biasa ini. Dan bisa menjadi motivasi untuk saya agar terus berkarya.." Kirana selalu tersenyum saat memberikan pidato.
Tiba-tiba suara siulan juga tepuk tangan menggema sebelum Kirana menyudahi pidatonya. Dia merasa bingung. Apalagi ada yang meneriakinya untuk berbalik. Penasaran. Dia berbalik dan mendapati Ben berjalan di atas catwalk seraya membawa sebuket mawar merah. Kirana menunduk dan tersenyum.
"Merindukanku nona?" Goda Ben. Kirana tertawa.
"Peluk... peluk..." seru para audien. Ben menyerahkan buket mawar merah tersebut dan memeluk Kirana. Tepuk tangan yang bergemuruh memenuhi gedung.
YOU ARE READING
INDIGOS
Romanceada apa denganku? Mengapa Aku selalu gagal ketika Aku mencoba menjelajah fikiranya? Tidak mungkin ini hanya karna Dia mem-blok fikiran dan itu terjadi terus menerus? What going on? -Kirana Laza- Hanya satu kejelasan di balik 'ketidak jelasan' dari s...